Chapter 7

94 18 5
                                    

Pagi ini, Build sama adiknya ikutan bimbingan teknis anggota KPPS. Dia udah resmi jadi anggota KPPS setelah ikutan pengukuhan bareng calon anggota KPPS sekelurahannya seminggu yang lalu. Untung aja rumah dia deket sama kelurahan, tinggal jalan kaki gak sampe semenit udah nyampe. Adiknya Build kepilih jadi anggota KPPS meja dua, sementara Build sendiri kepilih jadi anggota KPPS meja empat. Di setiap TPS ada tujuh anggota KPPS dan anggota pertama merangkap jabatan sebagai ketua.

Bimteknya lama banget, dari pagi sampe jam lima sore. Pantatnya Build udah pegel. Akhirnya setelah beres bimtek dan sampe ke rumah, dia goleran di kasurnya sambil nunggu ayam kecap buatan mamanya mateng.

Cowok itu cekikikan habis baca chat dari temennya sejak SMP, Apo. Mereka lahir di tahun yang sama, cuma Apo lebih tua beberapa bulan dari dia. Mereka jadi deket karena sama-sama suka Kpop dan suka ngedance gaje. Tiap habis bagi raport, mereka pasti bakal main bareng atau sekedar jalan-jalan buat meredakan kepanikan sebelum ketemu orang rumah.

Kenapa panik? Karena nilai mata pelajaran eksak mereka hampir selalu jeblok, dan orang tua mereka tipe orang yang menganggap jago mapel eksak=pintar.

Build manggil Apo 'hyung' sejak mereka kenal deket. Tadinya dua cowok itu janjian mau ngincer jurusan Bahasa Korea di univ manapun, tapi keluarga mereka gak ngizinin. Akhirnya Apo malah ngambil jurusan PJKR dan Build ngambil jurusan Bimbingan Konseling. Walaupun rada gaje dan setengah buaya, gitu-gitu Apo atlet judo gais! Sebagai hyung yang baik, dia juga ngajarin Build beberapa gerakan judo yang berguna semisal dia ada di situasi kurang menguntungkan.

Kesel nungguin balasan Apo gak muncul-muncul, akhirnya cowok manis itu nelepon temennya sambil goleran di kasurnya. Apo ngangkat di dering kelima telepon.

“Ya, halo?”

“Hyung beneran ngelamar ke SLB Taman Harapan?”

“Iya dong! Aku ngeliat lokernya di ig, mereka lagi butuh guru olahraga kan?”

“Ih, seriusan? Aaaaa! Semoga keterima! Jadi aku punya temen di sana.”

“Serius! Hayu besok ketemu di sekolah bisi (kalau) kamu gak percaya mah.”

“Embung ah, jadwal libur barina ge.” (ogah ah, jadwal libur lagian)

“Ya udah, kamu tunggu di rumah aja, nanti habis wawancara aku ke rumah.”

“Oke!”

“Btw, gimana? Ada perkembangan gak sama pak Bible?”

“Hm? Perkembangan apa?”

“Masih di tahap senyum tipis doang?”

Build nginget-nginget pertemuan gak terduganya sama kak Bible di rumah sakit waktu dia kontrol dan percakapan mereka setelahnya. Itu bisa disebut perkembangan gak sih? Atau mungkin kak Bible cuma seneng aja, dia ketemu sama orang yang bisa nyambung diajak ngobrol soal kondisinya?

“Kemarin ketemu di RS pas kontrol.. Terus ya gitu, ngobrol. Dijajanin dimsum, terus dianterin pulang juga.”

“Bjir! Jauh juga progresnya!”

“Terus—” Build berhenti ngomong sebentar karena dia ngerasa malu. “Katanya boleh panggil kakak kalo lagi berdua.”

“Waduh, bisa-bisa akhir tahun aku dapet undangan ya?”

“Asbun banget ya hyung.”

“Bentar, aku mau berak dulu. Teleponnya sambung setelah aku berak, ya.” Apo berhenti ngomong sebentar. “Atau mau lanjut aja? Gapapa kedengeran plang-plung?”

“Ewwh!”

Telepon singkat itu berakhir karena Apo kebelet berak. Pas banget waktu Build mau keluar dari kamar, pintu kamarnya udah keburu kebuka duluan. Ada mamanya nyodorin flyer ke arahnya.

sekolah taman harapan || biblebuildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang