Prolog

656 81 5
                                    

Song in this part : Under the Influence - Chris Brown.

***

Sebagai murid Slytherin, Winnie kerap kali mendengar bahwa asramanya dan asrama berwarna merah, Gryffindor tak pernah akur. Tak hanya dari segi persahabatan, melainkan perebutan poin asrama dan pemakaian lapangan quiditch menjadi salah satu hal yang membuat keduanya berkompetisi. Beberapa kelompok tertentu akan saling membenci seperti kelompok Bellatrix Black yang membenci salah satu kelompok Gryffindor milik Potter. Mereka disebut sebagai The Marauders.

Selain itu ada hal lain yang membuat Winnie bertanya-tanya, kebencian Bellatrix terhadap sepupunya sendiri, yaitu Sirius Black. Alasannya adalah Sirius menjadi seorang pengkhianat di dalam keluarga Black, dan parahnya Sirius sudah tidak tinggal lagi bersama keluarganya.

"Mengapa?" Winnie berbisik mendekatkan kepalanya pada sosok pemuda yang memberinya informasi. Ia sebenarnya bukan salah satu gadis yang suka bergosip. Namun, akan berbeda hasilnya ketika ia sudah duduk bersama Dave Parkinson. "Kau tahu dari mana jika Bellatrix membenci sepupunya? Dan sepupunya yang mana?"

Dave Parkinson, murid Slytherin tahun keenam itu tersenyum penuh arti. "Tak ada rahasia yang tak bisa kuketahui, Winnie," katanya. "Kau bisa memastikannya ketika Bella bertemu dengan si Black itu."

Winnie memutar matanya, malas. Ia merasa tak perlu memastikan untuk hal-hal yang bukan menjadi urusannya. Gadis itu lebih memilih merapikan buku-buku miliknya sebelum memasukkannya ke dalam tas. "No Need, Dave. Aku tak akan melakukannya. Lagipula," Winnie kembali berbisik. "Terlalu banyak Black yang bersekolah di sini. Dan aku masih tidak mengerti Black mana yang selalu digosipkan anak-anak. Apakah itu sungguh Sirius Black, atau--"

"Ada apa dengan Sirius?" Seorang gadis cantik bersurai pirang memotong ucapan Winnie. Gadis tersebut tengah berdiri di belakang mereka, dahinya berkerut heran.

 Gadis tersebut tengah berdiri di belakang mereka, dahinya berkerut heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winnie menoleh, ia tersenyum ramah. Gadis tersebut adalah Narcissa Irma Black, teman kelasnya. "Tidak ada apa-apa, bukan sesuatu yang penting, Cissy." Jawab Winnie. "Mengapa kau di sini? Bukannya kau sedang berkencan dengan Malfoy?"

Narcissa mendudukki bangku sebelah Winnie. Ia menopang dagunya dengan tangan kanannya. "Kencanku telah selesai, Lucy buru-buru pergi karena ada jadwal latihan Quidditch."

"Quidditch?" Dave dan Winnie berseru bersamaan. "Kau yakin jadwal latihan asrama kita hari ini?" Tanya Dave lagi.

Narcissa mengangguk. "Kurasa, ya. Mengapa?"

Dave menghela. "Kupikir sekarang Lucius bukannya berlatih tapi ia akan berkelahi dengan anak-anak singa lagi."

Narcissa yang mengerti apa maksud Dave reflek bangkit dari bangku, ia berlari meninggalkan ruang rekreasi diikuti oleh Dave dan Winnie. Apa yang dimaksudkan oleh Dave adalah hari di mana anak-anak Gryffindor berlatih Quidditch, dan jika kelompok Lucius pergi menuju lapangan, maka yang terjadi selanjutnya adalah adu mulut atau baku hantam. Mereka tahu betapa tak akurnya kelompok Lucius dan juga anggota Quidditch Gryffindor yang salah satunya adalah James Potter.

GUNNENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang