Jangan lupa beri dukungan, guys. Biar aku semangat up, wkwk.
***
Winnie terbangun dengan suasana hati yang buruk. Itu semua terjadi karena pertemuannya dengan Regulus yang tanpa sengaja. Pemuda itu bahkan mengatakan hal-hal aneh seolah menuduhnya melakukan sesuatu. Ia tak mengerti, mengapa Regulus menatapnya dengan dingin saat itu. Winnie telah memikirkannya semalaman dan ia yakin bahwa Sirius penyebabnya. Namun, ia masih tak paham rahasia apa yang Black muda itu maksud.
Menghela napas, mencoba tersenyum. Winnie bangkit dari ranjang dan segera membersihkan diri. Begitu selesai, ia turun ke ruang rekreasi dan menemukan Diane beserta Dave yang telah menunggunya.
"Apa kalian menunggu lama?" Dave mengangguk sementara Diane menggeleng. Winnie terkekeh. "Yang benar yang mana?"
"Ah, sudahlah," erang Dave. "Aku sudah lapar. Ayo cepat!"
Rosevelt bersaudara itu hanya tertawa geli ketika Dave memimpin jalan menuju aula besar. Tampaknya pemuda manis itu sudah tak sabar untuk mengisi perutnya.
Setibanya di aula besar, Dave dan Diane segera mengambil tempat. Bangku Slytherin tak begitu ramai jika dibandingkan dengan bangku Gryffindor, hanya ada beberapa siswa yang telah menikmati sarapan mereka, termasuk sosok yang membuat suasana hati Winnie buruk.
Regulus tengah menikmati supnya.
Winnie mendengkus dan segera mengambil tempat duduk di sebelah Diane. Ia hendak mengabaikan pemuda itu, namun tampaknya Merlin tak mendukung situasi mereka. Regulus justru mengangkat wajah dari mangkuk supnya dan tanpa sengaja bertatapan dengan Winnie.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jarak jauh tak dapat menyembunyikan bagaimana ekspresi menyelidik Regulus padanya. Sungguh! Memangnya apa salahnya? Apa yang pantas dicurigai darinya?
Winnie mengalihkan pandangan dan bersikap cuek, ia segera mengambil roti panggang dan juga bacon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak lama burung-burung hantu datang menyerbu aula, makhluk-makhluk nokturnal itu mulai menjatuhkan surat, koran dan bingkisan kepada para murid. Dave, Winnie, dan Diane juga mendapatkan paket pos melalui burung hantu.
