Song in this part : Ellie Goulding - Burn.
***
"Wins, wake up!" Tak ada sahutan. "Winnie!"
Diane menghela napasnya, ia berkacak pinggang melihat bagaimana adiknya tidur dengan nyaman. Gadis itu menggeleng sesaat, melirik arloji yang bertengger manis dipergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, yang artinya Winnie sudah terlambat.
Menarik napas panjang dan menghembuskan, "Winnie Rosevelt! You idiot!" Teriaknya kencang.
Winnie tersentak, ia bangun terburu-buru seraya memeluk guling dan melepas penutup matanya. "Apa... Siapa... Di mana?!" Racaunya.
"Kau dalam masalah, Wins." Kata Diane seraya menunjukkan arloji di depan muka Winnie.
Mata Winnie menyipit, dan sesaat kemudian melebar. "Oh, shit! I'm late! Kenapa kau tak bangunkan aku dari tadi?!"
"Sebenarnya aku sudah beberapa kali membangunkanmu, tapi kau sangat pulas." Jawab Diane. "Jadi, sebaiknya kau bergegas sebelum kau mendapat masalah." Diane tersenyum mengejek dan pergi meninggalkan ruang kamar.
Winnie yang melihat kepergian kakaknya hanya mencibir sebelum membersihkan diri dan bersiap. Jadwal pertama mata sihir hari ini adalah kelas ramuan milik profesor Slughorn. Gadis itu memaki dalam hati, alasan kenapa ia bisa terlambat bangun tidur karena semalam ia terlalu senang begadang bersama Dave. Mereka memainkan catur sihir dan dimenangkan oleh Winnie.
Dengan langkah cepat, Winnie terburu-buru pergi menuju ruang kelas profesor Slughorn. Uap panas telah memenuhi ruangan yang artinya mata sihir ramuan telah dimulai beberapa saat yang lalu, Winnie terlambat setengah jam dan ia tak tahu bagaimana respon Slughorn nantinya.
Pintu ruang kelas terbuka lebar, ia bisa melihat Slughorn berdiri di depan kelas sedangkan para murid dibagi menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing satu tungku di depan wajah mereka.
Winnie mulai mengetuk pintu ruang kelas dan membuat seisi kelas serentak menoleh ke arahnya. Dari arah bangku Narcissa, gadis itu menggeleng tak berdaya ke arah Winnie.
"Profesor, saya--"
Belum sempat Winnie menyelesaikan kalimatnya, Slughorn telah mengangkat kepalanya dulu dan menatap wajah Winnie dengan pandangan malas. "Ah, Miss Rosevelt, kau terlambat selama setengah jam."
"Maafkan aku, Profesor."
Profesor Slughorn mengangguk kaku, pria bertubuh tambun itu memang tak pernah senang jika muridnya terlambat lebih dari sepuluh menit. "Usahakan lain kali tidak terlambat!"
"Tentu, profesor."
"Masuklah!" Pintanya seraya menunjuk salah satu kelompok di sana.
Winnie tak melihat dengan jelas, karena profesor menunjuk bangku yang ada di dekat meja guru. Ia melangkah sembari melirik ke area sekitarnya, di sana murid-murid telah berkelompok. Masing-masing kelompok memiliki dua anggota dan Winnie yakin ada satu orang yang tidak memiliki kelompok.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNNEN
Fanfiction"I fell for you and I am still falling." First update : 24 Maret 2024 Last update :