Ulang tahun selalu menjadi hari yang ditunggu oleh Meyzura, entah dari hal-hal kecil yang selalu disiapkan oleh teman-temannya, adiknya, ataupun kedua orang tuanya. Ia juga selalu menunggu adanya hadiah yang kerap kali disiapkan Jorgi disetiap tahunnya. Tapi mungkin harapan ini tidak bisa terjadi hari ini, di mana ia cukup sadar kalau kapabilitas Jorgi untuk mengucapkan selamat kepadanya saja sudah tidak mungkin.
Meyra menangkap tampilannya pada cermin di hadapannya, cukup lucu dan manis untuk menghadiri pesta kecil-kecilan yang sudah disiapkan oleh teman-temanya itu, dari Selena yang sudah menyediakan tempat, Bening yang menyiapkan pakaiannya, Kalista yang membuat kuenya dan Jemima yang juga sudah menyiapkan beberapa buket bunga untuknya. Setidaknya, tidak apa-apa kalau ulang tahunnya kali ini tidak ada Jorgi di dalamnya, masih ada teman-temannya yang selalu mendukung dirinya itu.
"Nah! sekarang pakai mahkotanya dulu," kata Selena sambil memasangkan mahkota mainan yang sempat ia beli pada aplikasi oren seminggu yang lalu itu, warnnya pink sesuai dengan pakaian yang Bening siapkan untuk Meyzura.
Kalista membawa kue dalam tangannya, dan Bening mencoba menyalakan lilin yang bertuliskan 21 di atasnya. Meyra senang, hatinya menghangat ketika ia menyadari betapa bersyukurnya ia masih memiliki teman-teman sebaik ini, walau di sisi lain hatinya ia juga merindukan sosok Jorgi yang akan mau repot untuk acara-acara seperti ini. Tapi yasudah, kenangan akan tetap tinggal menjadi kenangan.
"Make a wish, babe!" seru Jemima sambil memulai memotret momen mereka, pertemanan mereka mungkin tidak lama, mereka baru bertemu ketika mereka disatukan pada mata kuliah universitas yaitu ekonomi kreatif, yang tidak sengaja menjadikan mereka dalam satu kelompok, dan berakhir menjadi teman yang saling mencoba memahami satu dan lainnya hingga saat ini.
Meyra langsung menautkan jari jemari tangannya, menutup matanya dan mulai merapalkan harapannya. Tidak lama, hanya keinginannya untuk lulus tepat waktu dan tetap di kelilingi orang-orang yang baik.
Kalista berdeham, "Jangan lupa doa minta balikan sama Jorgi," celetuknya dengan menyenggol lengan Meyra.
Bening tertawa kencang menanggapi, "Kan dia yang minta udahan, kok dia juga sih yang minta balikan?"
"Wah! Lo nggak tahu aja dia udah jadi cewek gila yang kehilangan setengah hidupnya pas habis ditinggal Jorgi," kata Kalista hiperbola.
Jemima meletakkan kameranya dan memeluk Meyra dari belakang, "Lo tuh ya! Lo yang ninggal, lo yang galau, lo yang pengen balikan. Maunya apa sih?" katanya sambil mengacak rambut Meyra, "Kalau belum bisa putus harusnya waktu itu jangan gegabah gitu dong?"
Meyra menghela napasnya, "Bisa nggak sih, jangan ngomongin Jorgi, kan ini lagi hari bahagia gue, masa ngebahas orang yang bikin gue sakit hati sih?" ujar Meyra sambil menatap temannya satu persatu.
Bening mengelus pundak terbuka Meyra, "Yaudah yaudah, kita potong kue aja yuk, habis itu kita cus karaoke, gimanaa?" seru Bening.
Kalista mengangguk heboh, "MAUU!! Yukk kita hari ini seru-seruan, biar si cewek gila ini nggak nangis-nangis mulu!"
Sebenarnya direlung hatinya yang paling dalam Meyra juga mempertanyakan kemana mantan kekasihnya itu, mengapa barang setitik saja untuk mengucapkan selamat padanya saja tidak ada. Atau memang benar dugaannya selama ini, bahwa mantannya itu sudah punya orang lain yang ulang tahunnya juga akan ia spesialkan.
Ya setidaknya, walaupun direlung hati terdalamnya masih menginginkan untuk bisa merayakan ulang tahun bersama Jorgi, Meyra masih cukup bersyukur karena memiliki teman-teman yang sangat membantu dan mendukungnya ini. Tidak lebih dan tidak kurang, walau ada hatinya yang terasa kosong, itu mulai kembali terisi lagi seperti sebelum kenal dengan Jorgi.
YOU ARE READING
Spinning Wheel | Bluesy
FanfictionSudah lima bulan lamanya keduanya memutuskan untuk tidak saling berhubungan lagi, Meyra sudah lagi tidak bisa menerima alasan-alasan yang Jorgiano lontarkan. Telinganya sudah kebas karena terlalu sering terlena dengan kalimat-kalimat manis yang Jorg...