jealousy, jealousy.

924 152 15
                                    

Satu bulan, dua bulan, tiga bulan setelah perpisahannya dengan Meyra, tidak membuat Jorgi kebingungan. Entah apa yang ia pikirkan beberapa bulan terakhir itu, yang pasti Jorgi yakin bahwa Meyra akan kembali bersamanya. Namun, memasuki bulan ke empat, ia sadar bahwa dirinya dan Meyra sudah terlampau jauh, mereka berdua menjadi sangat asing. Dan yang paling menyakitkan lagi adalah ketika ia melihat bagaimana mantan kekasihnya itu sudah bisa pergi dengan laki-laki lain selain dirinya.

Ucapkanlah bahwa Jorgi sangat naif, di mana ia berpikir bahwa Meyra cuma menggretaknya saja saat itu. Tapi apa yang ia dapatkan, Meyra malah semakin jauh dari pandangannya. Dan akhirnya, bulan kelima ia baru merasakan semuanya, kehilangan. Ia benar-benar kehilangan Meyra, perempuannya itu sudah benar-benar lepas dari genggamannya. 

"Malam ini ada rapat, jangan lupa dateng," teriak Kala dari ujung kelasnya, menyapa Jorgi yang sudah lebih dahulu meninggalkan kelas mereka, "Di Sarjiwo, jam tujuh malem," tambahnya dengan suara yang semakin tinggi. Dan Jorgi hanya menjawab dengan acungan jempolnya saja.

Laki-laki ini memiliki banyak urusan akhir-akhir ini, entah apa yang ia cari, tapi ia menjadi lebih sibuk dari biasanya. Hari ini, selain mengikuti rapat untuk festival yang akan diselenggarakan dua bulan lagi, Jorgi memiliki pertemuan dengan kegiatan volunteernya yang lain. 

Tepukan dibahunya langsung membuat Jorgi berjengit dan kembali melepaskan helm yang mau ia kenakan, "Astaga! Gue kaget. Kenapa Je?" tanya Jorgi, mendapati Jenna sudah berada di balik tubuhnya. 

Jenna menggeleng, "Gue boleh ikut nggak, Kak? Mau ke tempat volunteer kan? Gue nggak bawa motor hari ini," katanya meminta Jorgi untuk membawanya dalam boncengannya. Jorgi terdiam, mengingat dua hari yang lalu perempuan ini meminta kejelasan tentang hubungan yang ada di antara mereka. Dan sejujurnya, itu cukup menganggu Jorgi, karena Jorgi tidak ingin memiliki hubungan apapun saat ini. 

Jorgi kembali mengenakan helmnya, dan tidak memerdulikan Jenna yang masih berdiri di belakangnya, "Gue mau ke tempat Yessa dulu, lo sama temen lo yang lain aja," tolaknya, lalu memundurkan motornya. 

"Temen gue udah berangkat duluan, Kak," jawabnya. 

Tidak peduli, Jorgi tetap menyalakan motornya, "Gue beneran harus ke tempat Yessa dulu. Atau coba lo pake gojek aja deh, ke sekolahnya nggak begitu jauh kan?"

Jenna menggeleng lagi, "Hp gue batrainya mau abis, Kak. Kenapa sih nggak sekalian aja? Gue juga nggak akan masalahin pertanyaan gue yang kemarin lusa kok," 

Kan, baru juga Jorgi merasa takut kalau adik tingkatnya ini akan membahas pertanyaannya dua hari yang lalu. Ternyata hal itu sudah disinggung lebih dahulu dengan perempuan ini, Jorgi mendesah sambil tetap memundurkan motornya untuk mengeluarkan dari posisi parkir.

Sebelum Jorgi benar-benar memutar gas motornya, Jenna dengan cepat menahan kaca spion motornya, "Kak, please, sekali aja ya gue sama lo. Habis itu gue janji nggak ikut-ikut lo lagi!" katanya sambil menahan pergerakan motor Jorgi. 

Jorgi berdecak kesal, Jenna ini menyebalkan, entah mengapa juga semenjak ia putus dengan Meyra dan salah satu alasannya adalah perempuan ini, rasa sebalnya terhadap perempuan ini sedikit bertambah dua persen. Tapi bodohnya, Jorgi sangat tidak enak hati untuk langsung berbuat jahat pada adik tingkatnya itu. 

"Yaudah," kata Jorgi, kembali mematikan motornya dan mengambil helm cadangannya dari dalam jok motornya, helm yang dulu sengaja ia beli untuk Meyra. Dan sekarang sudah ia gunakan untuk siapapun yang akan ia bonceng. "Nih pake," katanya lagi sambil menyerahkan helm berwarna hitam tersebut. 

"Yeay! Makasih, Kak," seru Jenna menerima helm tersebut. 

Tidak ada adegan di mana Jorgi memasangkan helm itu pada Jenna, tidak seperti saat ia bersama Meyra dahulu, tidak aja juga adegan Jorgi akan menepuk pucuk helm tersebut seperti yang selalu ia lakukan dulu. Walaupun, dalam hatinya ketika melihat helm tersebut tersirat kapan lagi ia bisa membonceng mantan kekasihnya itu. 

Spinning Wheel | BluesyWhere stories live. Discover now