1

536 26 1
                                    


"Mil, besok ikut ya ke gbk. nonton kampanye pak gemoy"

"ah apaansi dit, mending gw tidur dirumah" ucap Kamila dengan nada sedikit kesal, Gadis berusia 27 tahun itu memang tidak suka apapun yang berbau politik.

bahkan, sejak memiliki ktp ia memilih untuk tidak memilih siapapun ketika pemilu atau yang biasa disebut GolPut ( golongan putih). ia memegang teguh prinsipnya, yakni "mau siapapun presidennya, ia masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan keluarga"

Dita, Sahabat kamila sejak kecil justru berbanding terbalik. ia sangat suka dengan politik, hanya suka. untuk terlibat dalam dunia politik, Dita memilih untuk menutup mata.

jauh sebelum masa kampanye, Dita sudah berkali-kali mengajak Kamila untuk menghadiri  kampanye dari paslon favoritenya.
kali ini, ia memaksa. karena ada sesuatu di kampanye kali ini yang akan membuat Kamila mengubah prinsip Kamila yang terkesan individualis itu.

"please mil, kali inii aja. ya pleasee banget deh kali inii aja ya" pinta Dita dengan mata berbinar bak kucing kecil yang mengharapkan makanan dari manusia.

Entah ada apa, kali ini Kamila Luluh. ia mau diajak untuk menghadiri Kampanye bersama dengan Dita, walaupun ia menjawab permintaan dita dengan terpaksa.

"duhh maksa banget sih ditt, iya deh iyaa" jawab Kamila.

Dita melompat kegirangan, pasalnya sahabatnya yang biasanya sangat sangat sangat anti dengan politik kali ini mau diajak untuk menonton kampanye capres.

****

matahari setengah terbit, Kamila dan Dita sudah stand by di depan gerbang stadion Gbk. bersama dengan ribuan pendukung lainnya yang ingin masuk dan menghadiri kampanye tersebut.

"duhh open gatenya jam berapa si dit, gila udah kaya antri sembako anjir"

tepat setelah Kamila mengucapkan kekesalannya, gerbang pun terbuka. Para warga dihimbau untuk tetap tenang dan berjalan memasuki stadion dengan santai.

Larangan adalah perintah. Selusin penjaga sudah dikerahkan namun mereka kalah, para warga berdesak-desakkan untuk mendapatkan tempat paling dekat dengan panggung. akibatnya, Kamila terpisah dari Dita dan terjatuh karena desakkan para warga yang sangat antusias.

"dit! dita! woi-"

Gubrakk

Kamila tersungkur, masih belum selesai Tangannya dijadikan alas injakan oleh ribuan warga yang ingin memasuki stadion tersebut. Kamila sudah teriak berkali-kali untuk bersabar sampai ia tak sengaja ditabrak oleh laki-laki berbadan besar dan Pingsan ditempat.

Kamila membuka matanya perlahan dan menyadari bahwa ia sudah di Tenda Medis, ia melihat sekitar dan tak ada seorangpun disana.
ia beranjak dan hendak keluar tenda, namun dihentikan oleh suara berat namun halus yang datang dari arah belakang.

"mbak, mbak istirahat dulu jangan langsung pergi"

Kamila kaget lalu menoleh, karena masih sedikit pusing ia tak melihat dengan jelas siapa yang memanggilnya. dan benar saja, baru beberapa langkah untuk duduk kembali di kursi dekat tandu ia jatuh dan pingsan lagi.

Kamila siuman, lalu menoleh ke kanan dan ke kiri. ia melihat seorang laki-laki dengan seragam tentara sedang mengobrol dengan perempuan yang sepertinya seorang medis. Laki-laki itu melihat Kamila yang sudah siuman, lalu menghampirinya.

"sudah bangun? jangan langsung berdiri lagi ya nanti pingsan lagi" ucapnya

muka Kamila memerah karena malu, lalu hanya mengangguk. laki-laki itu menyuruhnya untuk duduk, kemudian ia duduk disebelah Kamila. "diminum dulu mbak" ucap laki-lali tersebut sambil menyodorkan sebotol air mineral.

merasa sudah pulih sepenuhnya, ia izin untuk keluar tenda dan mencari temannya. Laki-laki itu tidak mengizinkannya, ia menyuruh Kamila untuk duduk saja dan ia akan membantu kamila mencari temannya.

"udah disini aja, biar saya yang cariin teman kamu" ucap laki-laki tersebut. Karina mengangguk lalu memberi tahu laki-laki tersebut mengenai ciri-ciri temannya.

Kamila melirik Nama dada di seragam laki-laki itu, "Pak.. Teddy?, temen saya mungkin ada di paling depan pak, namanya dita mahendra. rambutnya sedikit bergelombang dan memakai kacamata berwarna merah maroon, dia pakai baju warna biru dan ada cincin bentuk mata di telunjuknya pak."

Teddy melirik nama dadanya sendiri lalu mengangguk, lalu keluar untuk mencari Dita. tidak butuh waktu berjam-jam bagi Teddy untuk menemukan orang yang dimaksud Kamila,  Teddy datang membawa Dita dengan Airmata yang sudah merusak riasan diwajahnya.

"Kamilaaa, sorry banget milll gw gatau kalo bakalan se chaos inii huuu" Dita berlari dan memeluk Kamila tepat setelah melihat Kamila duduk di tandu dari depan tenda medis.

Teddy hanya melihat dari kejauhan dan tersenyum kecil, Kamila melihat itu dan ia tersemyum juga membalas senyuman teddy. sebelum Teddy keluar, ia memberikan secarik kertas berisikan nomor telepon.

"ini ada nomor untuk dihubungi,  besok kalau tangannya ga sembuh langsung hubungi nomor ini saja ya." setelah memberikan kertas tersebut ia pun pergi meninggakan Kamila dan Dita di tenda itu.

"udah ah dit, lebay banget loo" Ucap kamila sambil melepaskan pelukan dita dan mengusap airmata dita setelahnya, Dita kembali meminta maaf karena saat terpisah ia tak bisa melakukan apapun.

Kamila mengangguk, lalu berkata "kampanye nya udahan ya? yuk pulang yuk". Dita pun mengangguk lalu membantu Kamila berdiri, dan mereka pun pulang dari kampanye tersebut.











chapter 1 endd🫰
vote & komen ya guys biar bisa lanjut terus!!
love yall

Jangan lupa ya guys, ini cuma fiksi semata. jika ada kesamaan nama tokoh, alur cerita, dan lainnya mohon dimaafkan🙏

Seindah LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang