Sakit Hati -9-

1.1K 89 4
                                    

Selamat datang di cerita yang sudah berdebu ini. Akhirnya aku update lagi di tahun yang berbeda. Semoga kalian masih suka dan baca cerita ini ya.
*****

Sia tak tahu harus merespon apa ucapan Garda. Pria itu bilang tertarik padanya padahal sikap Garda selama ini berbanding terbalik dengan ucapannya. Sia terlalu takut untuk menganggap serius ucapan Garda. Alhasil ia hanya tertawa agar suasana di antara mereka tidak canggung. Ia memilih pura-pura tak mendengar perkataan Garda. Toh setelahnya Garda tak mencoba menjelaskan lagi maksud ucapannya, seakan-akan tak ada yang terjadi di antara mereka.

Namun, sikap Garda seolah menjauh dari Sia sejak hari itu. Garda bahkan menolak saat Sia mencoba membantunya mengambil sesuatu karena tangannya belum bisa digerakkan. Semakin hari Garda juga semakin dekat dengan Moana, bahkan semakin berani menunjukkan kemesraannya di depan Sia. Seperti hari ini, saat Sia menuruni tangga kos, ia melihat Moana sedang duduk di pangkuan Garda sambil menyuapi pria itu sarapan.

Sia yang melihat itu merutuki dirinya sendiri yang sempat berpikir bahwa perilakunya beberapa hari lalu salah. Ia sempat menyesal karena tak menanggapi serius perkataan Garda. Tapi sekarang, ia bersyukur karena menganggap perkataan Garda bercandaan. Kalau ia menanggapi perkataan Garda hari itu dengan serius, maka ia akan terperangkap dalam jebakan pria brengsek seperti Garda. Garda pasti mengatakan hal itu pada setiap perempuan, termasuk Moana. Pria itu menebar janji manis pada setiap perempuan untuk memanfaatkan perempuan-perempuan itu agar mau memenuhi nafsunya.

"Enak ga nasi gorengnya?" tanya Moana dengan suara serak, seperti suara perempuan dalam film dewasa. Sia yang mendengarnya saja jijik, tapi tampaknya Garda menikmati suara seperti itu.

"Enak. Kamu tambah cantik aja semakin hari," balas Garda yang membuat Sia melotot. Dasar Buaya!

Sia yang tak tahan melihat adegan dewasa tersebut lantas bergegas pergi untuk membeli telur karena ia harus masak agar tidak kelaparan. Entah kenapa Sia sengaja menendang botol minuman dengan kencang saat tepat di depan rumah Garda. Ia tak tahu kenapa ia tak suka melihat kedekatan Garda dan Moana.

*****

"Turun," ucap Garda saat tak melihat keberadaan Sia lagi. Moana yang mendengar perintah itu langsung menatap bingung ke arah Garda.

"Kamu kenapa, Garda? Kamu baik-baik saja?" tanya Moana sambil mengusap pipi Garda dengan lembut.

Garda menghempaskan tangan Moana dari pipinya. Ia memaksa Moana turun dari pangkuannya. Ia tahu ia memang bajingan karena menggunakan Moana sebagai alat membuat Sia kesal. Tapi, ia tak pernah memaksa Moana melakukannya. Moana sendiri yang datang menyodorkan diri sehingga ia tak merasa bersalah melakukan ini pada Moana.

"Sia udah pergi. Jadi, engga ada alasan saya bermesraan dengan kamu," ucap Garda dengan nada datar, tak seperti sebelumnya.

"Apa?! Jadi, kamu cuma pura-pura?" tanya Moana dengan nada kesal. Ia masih tak terima kalah pamor dari perempuan seperti Sia.

"Saya ada kerjaan, jadi harus pergi sekarang. Saya engga punya waktu untuk meladeni drama kamu," balas Garda lalu memanggil supirnya. Ia masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Moana yang berteriak memanggilnya.

Sebenarnya Garda berbohong. Ia tak ada kerjaan apapun karena kondisinya belum bisa untuk bekerja. Ia hanya beralasan demikian agar bisa pergi untul menyusul Sia. Niat hati ingin melihat wajah perempuan itu, ia malah melihat pemandangan yang membuatnya marah. Sia sedang dibonceng oleh Rian, salah satu penghuni kostnya. Ia tak mengerti bagaimana jalan pikir otak Sia.

Perempuan normal jelas akan memilihnya karena ia jauh lebih kaya dari Rian yang masih kuliah. Tapi, Sia malah lebih suka berdekatan dengan pria dengan ekonomi biasa saja. Lihat bagaimana Sia tersenyum saat dibonceng Rian, seakan-akan perempuan itu sedang naik Ferrari.

"Sialan!" ucap Garda memaki.

*****

Garda masih kesal dengan balasan Sia saat ia serius mengatakan tertarik pada perempuan itu. Ia sudah mempersiapkan diri apabila ditolak oleh Sia, namun yang ia dapat malah lebih parah. Sia tertawa seakan ia sedang bercanda. Hal itu yang membuat ia memutuskan menjauhi perempuan itu. Sudah cukup ia merendahkan dirinya dengan terus mendekati Sia, walaupun sudah berulang kali mendapat penolakan. Garda akan menunjukkan pada Sia bahwa tak semua pria bisa dipermainkan oleh perempuan itu.

"Sudah lebih sebulan kamu menginap di kost saya, tapi kamu belum juga bayar uang kost. Kamu kira ini tempat penampungan tunawisma?" tanya Garda saat Sia baru keluar kamar karena hendak berangkat kuliah. Sia kaget saat mendengar perkataan Garda.

Sejujurnya Garda pun kaget ia bisa mengatakan hal tersebut. Ia menelan ludahnya sendiri yang dulu menawari Sia bantuan tanpa imbalan. Nyatanya rasa sakit akibat dipermainkan oleh perempuan membuat akal sehatnya menghilang.

"Maaf, Pak. Saya belum ada uang. Saya baru gajian dua hari lagi, saya janji bayar dua kali lipat sama bulan ini," jawab Sia dengan nada pelan.

Garda bisa melihat tatapan kecewa di mata Sia. Namun, ia memilih mengabaikannya. Ia harus mengeraskan hatinya, sudah cukup ia bersikap lembut pada perempuan di hadapannya.

"Makanya kalau cari pacar itu yang kaya biar bisa biayain hidup kamu," ucap Garda yang membuat Sia mendelik kesal ke arahnya.

"Saya engga punya pacar, Pak."

"Kalau gitu, cari om-om yang mau nampung kamu. Perlu saya kenalin sama teman saya?" tanya Garda yang masih lanjut menghina Sia.

Sia tak tahu kenapa ia harus memasukkan hinaan Garda ke dalam hatinya. Sebulan belakangan ini ia juga sering mendapat hinaan serupa. Beberapa pria yang dulu ia tolak mulai menawarkannya jaminan hidup enak asal mau menemani mereka di ranjang. Tapi, Sia tidak pernah memasukkan hinaan itu ke dalam hatinya. Ia selalu mengabaikannya. Namun, saat Garda mengatakannya, ia tak bisa diam saja. Ia ingin terus membalas agar pria itu tahu bahwa ia tak selemah itu.

"Engga perlu dikenalin, Pak. Kasih aja nomor teman Bapa biar saya bisa hubungin langsung untuk menawarkan diri. Permisi, Pak."

*****

Tangerang, 02 Maret 2024

SIA - Dewasa KarenamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang