Empat

3.6K 173 9
                                    

~Typo Bertebaran~

Bugh
Bugh
Bugh

Shane tersungkur saat pukulan ketiganya mengenai perutnya. Ia meringis menahan sakit dibagian perutnya. Shane sedikit menaikan pandangannya, menatap tajam orang-orang berpakaian hitam rapi di depannya ini.

"Menyerahlah, kehidupanmu dan tuan muda Kevan berbeda," ucap salah satu dari mereka sembari mengambilnya sebatang rokok di dalam kemasan rokoknya.

Shane berdecih, "mau kalian memukulku sampai matipun, jawabanku tetap sama. Paman-paman bajingan!"

Bugh
Bugh
Bugh

Tak terima di katai oleh Shane, beberapa dari mereka mulai menendang Shane. Entah dibagian kepala, perut, pinggang, kaki. Shane sendiri hanya bisa bertahan dengan menekuk kakinya ke dadanya, melindungi kepalanya dengan kedua tangannya.

"Jalang kecil!"

"Sialan!"

"Kamu yang bajingan, sialan!"

Mereka mengumpat sembari menendang-nendang Shane. Shane sendiri tak peduli dengan umpatan yang mereka lontarkan.

"Berhenti," sebuah suara berat menginterupsi mereka semua.

Orang-orang yang menendangi Shane pun berhenti dan menoleh ke arah seorang pria dengan pakaian formal yang rapi. Salah satu dari mereka yang sedang merokok itu terkejut saat melihat orang itu ada disini. Ia segera membuang asal rokoknya dan membungkukkan tubuhnya, di ikuti oleh anak buahnya yang tadinya sibuk menendangi Shane.

"Selamat sore, Tuan muda Kevin," sapanya dengan hormat.

Orang itu - Kevin - hanya diam sembari menatap ke arah Shane yang tergeletak lemas di atas tanah dengan kondisi yang sedikit memprihatinkan.

"Pergilah, biar aku yang mengurusnya."

"Maaf tuan, tapi saya..."

"Aku yang akan mengurusnya!" potong Kevin dengan tegas sembari menatap tajam ke arah orang yang akan membantah tadi.

Orang tersebut menelan salivanya dengan susah payah, merasa sedikit tekanan dari tatapan tajam dan nada tegas seperti perintah mutlak dari tuannya. Orang yang tadi merokok memberikan kode kepada mereka semua untuk mundur dan mengikuti arahan tuannya.

Ketika mereka semua sudah pergi, tersisalah Kevin dan Shane di bangunan tua ini. Kevin menatap nanar ke arah Shane yang tak bergeming. Melihat dari pakaian yang compang-camping pun Kevin tau jika Shane sedang tidak baik-baik saja.

"Merepotkan," keluh Kevin sembari berjalan mendekati Shane dan menopang tubuhnya untuk ia bawa ke dalam mobilnya.

***

Shane membuka matanya secara perlahan-lahan. Ia langsung merasakan sakit dan pegal di seluruh bagian tubuhnya. Seketika Shane ingat kemarin ia sempat dibawa ke gedung tua untuk dihajar oleh anak buah orang tua Kevan, yang tentu saja tujuan mereka melakukan itu untuk membuat Shane menjauhi Kevan.

Tapi, Shane sudah terbiasa.

Awalnya memang sedikit mengguncang mental, namun lama kelamaan ia menjadi terbiasa dengan teror-teror seperti ini.

"Sudah bangun," ucapan seorang lelaki dengan pakaian formal yang menenteng sebuah kresek berisi obat-obatan.

"Ya, terimakasih atas bantuanmu."

Kevin tak menjawab, ia memberikan obat yang barusan ia beli kepada Shane. Shane pun menerimanya dan segera membuka obat-obatan tersebut. Ia mulai mengobati luka-luka yang ada di tangan serta kakinya, untuk dibagian tubuh dalamnya ia akan mengobati nanti.

Enigma Obsession [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang