01. Terlukanya Harga Diri

266 10 0
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

Sepasang kelopak mata yang sendari tadi tertutup rapat perlahan berkedut memaksa untuk terbuka. Kepalanya yang terasa berat dan berputar membuatnya terbangun secara perlahan.

Aroma bau khas obat menyeruak Indra penciumannya saat pertama kali ia rasakan, Raga Alaska Dirgantara terbangun dari pingsannya setelah beberapa jam tak sadarkan diri dibawah derasnya hujan sore itu.

"Aawws ... S*ial," ringisnya seraya memegang sebelah kepalanya yang masih terasa pusing.

Raga perlahan mendudukkan dirinya dan merasakan ia tengah berada di ruangan asing, remaja itu menelisik sekeliling hingga tatapannya tertuju pada punggung tangan sebelah kiri terdapat satu selang cairan infus, benar saja ia sedang berada di rumah sakit.

Memori Raga berputar saat ia mengingat terakhir kali bisa tak sadarkan diri ada seorang gadis menyelamatkannya, namun saat ia akan pergi secara tiba-tiba ia pingsan dan tak sadarkan diri. Ya, gadis payung itu.

Raga merasakan perutnya terasa sangat perih karena sayatan belati beberapa saat lalu, ia merabanya sejenak perut sampingnya yang ternyata sudah ada kain menutupi lukanya itu.

Remaja laki-laki itu pun merogoh saku celananya yang tak terdapat benda pipih mewah miliknya, lantas Raga melihat jaket hitam kulitnya tersimpan dikursi samping brankar. Dengan cekatan Raga mengambilnya dan merogoh saku jaket tersebut untuk mengambil sesuatu.

Raga mendapatkan ponsel mewah bermerek nya mati padam, laki-laki itu memaki sejenak.

"Udah jam tujuh malem, gue harus cepet-cepet pergi sekarang," gumamnya lantas cepat memakai kembali jaket hitam kulitnya, ia hiraukan rasa sakit yang masih terasa diperutnya itu. Ini belum seberapa sakit dibandingkan dengan segalanya.

Dengan sekali gerakan Raga mencabut asal selang infus membuat tetesan darah keluar dari punggung tangannya, seolah tak merasa sakit lagi-lagi remaja itu tak menghiraukan tetesan darah tersebut.

Saat Raga hendak turun dari brankar dan memakai kembali sepatunya ia dibuat kaget saat seseorang datang dan membuka tirai pembatas ruangan pasien.

Tatapan mereka saling beradu, ada raut keterkejutan dari sosok gadis berseragam SMA Samudra masih tampak mematung ditempatnya dan dia adalah Nala. Sementara Raga kembali fokus memakai sepatunya tanpa menghiraukan Nala.

"K-kak?"

Nala melihat selang infus yang sudah tercabut didepan sana, itu tandanya Raga sengaja melepaskannya tanpa bantuan Suster.

"Kak, mau kemana?" tanya Nala binggung.

"Jadi lo yang gue bawa ke sini?" tanya Raga datar berbalik tanya tanpa menjawab pertanyaan gadis itu barusan. Dengan polos Nala mengangguk kecil.

Raga telah selesai mengenakan sepatunya laki-laki itu membenarkan letak posisi jaketnya dan menatap Nala yang membawa kantung plastik berlogo Rumah Sakit.

"I-ini obat punya kak Raga," ucap Nala seraya menyodorkan kantung plastik itu ke hadapan Raga dengan tangan bergetar.

"Gue gak butuh obat itu." datar Raga dan hendak meninggalkan Nala.

"Tapi aku bawa kakak ke sini buat berobat," sela Nala cepat membuat langkah Raga terhenti.

"Kak Raga juga harus minum obatnya agar lukanya bisa sembuh."

Laki-laki itu membalikkan badannya dan menatap tajam Nala yang mengerjap polos beberapa kali, kedua kaki mungilnya bergetar saat Raga melangkah maju mendekat padanya secara tiba-tiba.

GADIS POLOS MILIK KETUA GANGSTER [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang