05. Berangkat Bareng

200 9 0
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

"Kenapa gak bisa tidur sih?" gerutunya.

Lagi-lagi Nala tak bisa tertidur dengan pulas padahal waktu sudah menunjukan pukul dini hari, entah keberapa kalinya gadis itu terus saja berguling diatas ranjang empuk miliknya dengan memaksakan kedua matanya terpejam.

"Ah, gara-gara kejadian itu malah gak bisa tidur," oceh Nala lagi, gadis itu menyibakkan selimut tebal merah jambu miliknya seraya mendengus sebal.

Ya, kejadian bertemu dengan Tante Sintia juga kedua anaknya, Anabella dan juga Raga membuat Nala merasakan perasaannya tak karuan. Ia merutuk bagaimana bisa ia lupa jika masa kecil dulu Nala dan Raga adalah sahabat diwaktu Taman Kanak-kanak? Lantas kenapa Nala tak mengingat akan hal tersebut?

Gadis cantik berpiama merah jambu itu turun dari atas ranjangnya dan memilih duduk di kursi meja belajar yang mengarah langsung pada jendela luar balkon atas kamarnya.

Nala menghela panjang rasa kantuknya benar-benar hilang terterpa angin saat dengan sengaja ia membuka sedikit jendela kamarnya dan membiarkan angin malam masuk menerpa wajah mungilnya. Kelopak matanya terpejam beberapa saat menikmati embusan angin yang menyejukkan wajahnya.

Perasaannya cukup tenang sekarang, embusan angin cukup membuatnya merasa sejuk. Nala kembali membuka matanya dan terdiam beberapa saat hingga ia teringat akan sesuatu. Tak lama gadis itu menyalakan laptop diatas meja belajar dan menjelajahi beberapa aplikasi didalam sana.

Sebuah file albumlah yang Nala tuju, ada ratusan album foto yang tersimpan didalam laptop hingga Nala sibuk mencari sesuatu yang ingin ia tahu. Nala menjelajah tiap detail massa waktu disetiap foto namun ia tak menemukan apa yang ia cari.

Nala mencoba mencari foto saat ia masih Taman Kanak-kanak didalam laptopnya namun nihil ia tak menemukannya.

"Yah, sayang banget aku gak bisa liat lagi Nala kecil sama Kak Raga kecil," ucapnya dengan lemas lantas Nala menumpukan wajahnya diatas meja dengan menonton Slide show album foto-foto yang ada didalam sana.

. . .

"Pak Ujang masih lama ya, ganti ban nya?"

"Sebentar lagi Non,"

"Aduuh ... Kalo kaya gini terus Nala bisa terlambat lagi,"

Nala menghela nafas berat saat ia menatap Pak Ujang terus berusaha mengganti ban mobil, entah apa yang terjadi sebelumnya padahal ban mobil itu masih tampak bagus saat dirumah namun setelah melaju cukup jauh dari rumah ban mobil itu mendadak pecah.

"Sebentar lagi Non, sabar ya?" ucap Pak Ujang laki-laki tua itu cekatan mengganti ban mobil seorang diri. Maklum saja Pak Ujang sudah berumur lanjut maka tak heran jika pria tua itu kesulitan menggantikan ban mobil dengan tubuhnya yang mulai merenta itu.

Kebetulan juga mereka mogok ditempat yang jauh dari bengkel terdekat dan mau tak mau Pak Ujang lah yang harus mengganti ban mobil tersebut sendirian.

"Nala harus telepon siapa ya?" gumam Nala ia sibuk mencari kontak telepon untuk memanggil seseorang.

Nala sudah mencoba menghubungi telepon Rumah juga Bundanya namun tak ada jawaban, ia pun sudah mencoba menghubungi Tara beserta sahabatnya yang lain dan sialnya juga Tara dan yang lain tak membawa kendaraan ke sekolah hari ini.

"Aduh ... Kalo kaya gini bisa telat lagi," gerutu Nala dengan cemas, ia tak mau kena hukuman Pak Chilo lagi. Cukup sekali saja ia terlambat dan jangan sampai hari ini ia kembali terlambat.

"Non, mau Pak Ujang pesankan Taksi online saja?" tanya Pak Ujang yang tampak kewalahan.

Nala menatap sekeliling jalanan yang sepi bahkan tak ada satupun kendaraan yang melintas padahal ini masih pagi namun entah kenapa jalanan ini cukup sepi.

GADIS POLOS MILIK KETUA GANGSTER [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang