01. ANGEL

2.4K 107 7
                                    

Tubuh itu sedikit limbung saat mendapati sebuah pukulan pada sisi wajahnya. Darah keluar dari belah bibirnya, luka sobek sudah dapat menjelaskan seberapa kencang tamparan itu.

Tanpa tangis, Jaemin hanya diam tetapi nafasnya terdengar sangat berat, pertanda bahwa memang ia berusaha menahan emosi yang tengah bergejolak dalam dirinya.

Ia tengah duduk bersimpuh di hadapan seorang lelaki yang duduk dengan angkuh di kursinya. Celana milik lelaki itu sudah turun menyentuh lantai, memperlihatkan kejantanannya yang tegang dengan hiasan air liur milik yang bersimpuh.

"Na Jaemin, bukankah kau sudah ku ajari bagaimana cara memanjakan milikku dengan benar? Ku akui kau sangat pintar dan rupawan, itulah alasan mengapa aku sangat tertarik padamu, tetapi dalam urusan ranjang kau benar benar tak memuaskan, semuanya buruk."

Pria itu mengambil gelas berisi cairan berwarna merah, lalu segera meneguknya habis.

"Kau ingin pelajaran yang seperti apa kali ini? Apa aku harus menggores wajah rupawan itu supaya kau belajar dengan baik kali ini?."

Yang di ancam merasa takut, dia sangat terobsesi dengan wajahnya sendiri, itu adalah asetnya, namanya besar karena wajah rupawan yang dia miliki. Bekas merah akibat tamparan saja membuatnya frustasi apalagi luka, dia tidak bisa membayangkan suatu yang tajam menggores wajahnya yang rupawan.

Cukup tubuhnya, tidak untuk wajahnya.

Dia menggigit bibirnya yang semula sudah berdarah, rasa anyir menusuk Indra perasanya, dengan sedikit keberanian ia menatap lelaki yang juga menatapnya dengan senyum yang tak luntur.

"Kau dulu begitu baik, aku tak pernah berpikir bahwa kau punya pikiran kotor seperti ini."

Lelaki yang duduk mendengus, ia lantas mencondongkan tubuhnya ke depan, menatap kedua mata jernih yang berair lebih dekat.

"Kaulah penyebab semuanya, wajahmu, bibirmu, tubuhmu segalanya yang melekat pada dirimu adalah alasannya."

Lelaki itu menegakkan tubuhnya, tapi matanya tak lepas dari penampilan berantakan yang bersimpuh.

"Hey dengar, tidak semua yang rupawan itu keberuntungan. Aku tahu Na, rupawan milikmu hanyalah ketidakberuntungan."

Terkadang rupawan yang orang miliki adalah sebuah mimpi buruk untuk mereka, termasuk Jaemin yang terjebak dalam obsesi seseorang karena hal itu.

Sujabiii

Wajah rupawan, lekukan tubuh tubuh yang indah, Na Jaemin. Namanya besar di negaranya sendiri, bahkan hingga ke penjuru dunia.

Penggemar K-Pop dan K-drama pasti tahu namanya, dia satu satunya artis bermarga Na dengan bakat luar biasa yang dia miliki.

Model terpanas, aktor terfavorit, idol dengan visual malaikat, atlet ice skating, sebuah bakat gila yang di miliki Na Jaemin membuat namanya terus di sorot dan terus naik.

Lahir di keluarga seorang konglomerat dan selalu mendukung setiap bakatnya adalah keberuntungan yang sangat luar biasa. Semua orang iri padanya dan Jaemin sangat bangga pada dirinya sendiri karena itu.

"Luar biasa! Kerja bagus untuk hari ini Na Jaemin!."

Jaemin tersenyum, merasa sangat puas dengan pemotretannya kali ini. Meskipun sedikit melenceng dan vulgar tapi Jaemin menikmatinya, bagaimana ia harus berpose seintim mungkin dengan teman satu grup musiknya, Lee Jeno.

Sedikit tidak nyaman sebenernya, tetapi itulah yang di sukai oleh orang orang, Na Jaemin dan Lee Jeno.

"Lihatlah? Sudah ku bilang kita harus membawa jaket yang lebih tebal sebelum kita pergi."

Jaemin melepas jaketnya sendiri, lalu memasangkan itu ke tubuh pria jangkung yang berdiri di hadapannya, lebih tepatnya sang manajer, Jung Jaehyun.

"Aku sudah bilang, jika aku sudah membawa jaket di dalam mobil."

Yang lebih pendek berdecak, tapi tangannya dengan telaten memasang setiap kancing yang ada.

"Aku sudah merasa hangat. Jadi pakai saja punyaku untuk sekarang, Hyung."

"Baiklah terimakasih cantik," Jaehyun tersenyum, lantas ia usak Surai merah jambu itu dengan gemas, dan di hadiahi dengan pukulan kecil dari pemilik.

"Owh ya, aku mendengar bahwa Tuan Lee menyuruhmu ke kantornya pagi ini."

Jaehyun menggaruk bagian belakang kepalanya, sebuah kegugupan nampak terlihat samar di wajahnya.

"Ah itu..., D-dia hanya ingin mendiskusikan sesuatu yang berhubungan dengan jadwalmu, itu saja."

"Kuharap aku bisa istirahat dan pergi berlibur denganmu kali ini, Hyung. Kau tahu aku sudah cukup lelah, dan pastinya kau juga sama lelahnya seperti aku."

Jaehyun tersenyum tipis, tangannya mengusap sisi wajah Jaemin.

"Ya kuharap aku bisa membawamu kali ini Na."

"Kau harus benar-benar melakukannya, Hyung!."

Dan seruan penuh semangat itu awal dari semua mimpi buruk yang Jaemin alami. Dimana ia harus berakhir di suatu ruang bawah tanah yang ia pun tidak mengerti letaknya dimana.

Berawal dari sebuah pengakuan mengerikan, lalu disusul dengan perdebatan, dan di akhiri dengan jarum yang menancap di permukaan kulit yang lebih kecil hingga berakhir tak sadarkan diri.

Dipukuli, disiksa, di lecehkan, semuanya ia dapatkan di tempat itu. Menjadi sebuah trauma yang tidak dapat di sembuhkan.

Lewat beberapa hari dari itu, dia pergi berlibur bersama dengan sang manajer. Ia bahkan tak menyangka bahwa itu berakhir dengan sangat buruk, sebuah obsesi menghancurkannya.

Berakhir di culik dan di paksa melayani seseorang yang pernah di anggapnya seperti malaikat layaknya binatang peliharaan.

Jika ia bisa mengulang semuanya, ia akan menarik seruan penuh semangat nya hari itu. Bahkan jikalau bisa, ia akan memilih tak mengenal seorang yang iya panggil dengan sebutan Hyung.

Ternyata di balik mata zambrud yang indah itu, dia adalah iblis yang sedang menyamar.





"Welcome to my palace, soul."

Continued
________________

Next setelah 50 pembaca dan beberapa komentar dari kalian.

9mm | 2jae 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang