Jaemin menatap sekelilingnya, sangat hampa. Dia di tinggal sendirian, di dalam ruangan pengap yang tak mengenakan.
Jujur saja Jaemin setengah mati menahan diri untuk tidak bunuh diri, alasannya hanya karena ia ingin bebas, ia ingin kembali ke kehidupannya yang dahulu.
Semua orang kagum akan diriny, semua orang memujanya, dan berlomba-lomba untuk dekat dengannya.
Tetapi, fakta bahwa ia di culik dan di lecehkan, ia rasa, ia tidak dapat mengulangi semuanya lagi.
Tapi Jaemin tetap bertekad, meskipun untuk waktu yang cukup lama, jika ada kesempatan ia ingin melarikan diri.
Dengan masih tanpa busana, dan tubuh di kotori oleh cairan lengket yang lumayan kering, Jaemin berusaha bangkit dari tempat nya merebahkan diri.
"Akses!,"
Rasanya sangat nyeri, sungguh luar biasa sakitnya. Tapi ia tetap berusaha bangkit, dan akhirnya usahanya tak sia sia.
Tetapi meski begitu, ia harus tetap berjuang menahan sakit di sekujur tubuhnya hanya untuk berjalan menuju kamar mandi di ujung sana.
Dengan tertatih, perlahan Jaemin mulai melangkahkan kakinya. Bunyi gemerincing rantai yang bergesekan dengan lantai saling bersahutan di setiap gerakan yang Jaemin buat.
Hal itu membuat langkahnya semakin terbatas, Jaemin sampai harus bertumpu pada dinding untuk menjaga keseimbangannya.
Rantai itu, menambah beban baru untuk dirinya yang rapuh.
Jaemin bernapas lega saat dirinya berhasil sampai di kamar mandi, dan dengan segera ia membersihkan diri, sebab sangat menjijikkan cairan itu melekat pada permukaan kulitnya.
Akan tetapi, setelah Jaemin selesai dengan acara mandinya, ia kebingungan karena tak mendapati handuk di sana. Dan ia merutuki kebodohannya sendiri karena tidak menarik satu satunya pakaian yang ia punya.
Benar kah ia harus berjalan kembali dengan keadaan bertelanjang begini? Ah masa bodoh, selagi Jaehyun tidak ada ia akan berjalan dengan bertelanjang juga tidak masalah.
Dengan perlahan Jaemin melangkahkan kakinya, hendak keluar dari kamar mandi, rasanya tidak seberat tadi. Tetapi saat ia hendak melangkah dari satu satunya pintu, disana berdiri seorang pria yang bukan lain adalah Jaehyun.
Lelaki itu tersenyum dengan lebarnya, dan Jaemin merasa ngeri akan hal itu. Mungkin jika senyum itu nampak sebelum hal mengerikan ini terjadi, Jaemin akan memujinya karena nyatanya senyuman milik Jaehyun adalah yang paling mempesona di matanya.
Tapi sekarang, Jaemin melihat itu sambil bergidik ngeri. Benar benar wujud asli dari seorang psikopat gila.
"Sudah selesai mandi princess?," Katanya dengan ceria.
"..."
"Kau semakin cantik," katanya, tangannya menyentuh sudut bibir Jaemin yang robek.
Dan Jaemin segera menjauhkan wajahnya, tidak ingin di sentuh. Tetapi hal itu membuat emosi Jaehyun naik ke permukaan.
Jaehyun menatap Jaemin sengit, dan itu membuat Jaemin menciut.
"Apa kau lapar?,"
"..."
Jaemin membalas dengan anggukan, jujur saja dia sangat lapar, dan Jaemin berharap Jaehyun membawanya makanan yang lebih layak dari sebelumnya.
Dan dengan aba aba Jaehyun segera menggendong tubuhnya bak seorang bayi, Jaemin tentu saja terkejut, ia segera merengkuh tubuh Jaehyun karena takut jika ia terjatuh.
Dan gemerincing rantai terdengar sangat kontras dalam ruangan itu.
Dalam langkahnya Jaehyun menatap wajah Jaemin yang nampak sangat cantik, ia dekatkan wajahnya dan segera menghisap pipi tembam Jaemin, dan tentu saja mengundang pekikan kaget dari sang pemilik.
Tapi tetap saja Jaemin tidak bisa apa apa, meskipun ia bergerak sedikit gusar, ia tetap takut jika terjatuh dalam gendongan.
Dan akhirnya karya mulut Jaehyun berhasil tercipta pada pipi tembam Jaemin yang menjadi merah pekat.
Benar benar menjijikkan, itulah yang Jaemin pikirkan saat melihat senyum merekah Jaehyun.
TBC.
Untuk book ini aku update nya singkat ya guys, ehehe maap.
KAMU SEDANG MEMBACA
9mm | 2jae 🔞
RomanceBahkan jika kau mati, ragamu adalah milikku Na Jaemin. TW: KARYA INI MENGANDUNG UNSUR SADISTIK SIGNIFIKAN YANG MELIBATKAN SEKSUAL, KEKERASAN FISIK, DAN PELECEHAN MENTAL. HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN.