Dalam tidurnya, Jaemin masih dapat merasakan sakit yang bersarang pada pergelangan kakinya. Meskipun sudah di perban dan di beri obat pereda rasa nyeri, tetapi bukankah efek obat hanya berguna untuk sementara waktu saja?.
Faktanya hantaman palu besar itu tidaklah main main. Pergelangan kakinya membiru dengan luka robek di tengah-tengah nya. Jaemin merasa bahwa daging di pergelangan kakinya sudah hancur.
Jaehyun duduk di pinggiran kasur, sedari tadi ia duduk disana sambil menyeka keringat milik Jaemin.
"Jika saja sejak awal kau patuh, aku tidak akan menyakitimu sejauh ini. Sangat disayangkan bahwa seorang bintang seperti mu tidak bisa menggunakan kakimu lagi."
Kaki, suatu yang sangat berharga untuk seorang bintang seperti Na Jaemin. Dia seorang idol yang juga menekuni bidang lain, meskipun begitu menari adalah bagian favoritnya. Bayangkan kau bekerja keras untuk impianmu dan orang lain dengan mudah merenggutnya.
Bisa di bayangkan sebesar apa frustasi yang dirasakan oleh Jaemin karena tidak bisa menggunakan kakinya untuk menari.
"Kau mengerikan." Lirih Jaemin, suaranya bergetar sebab menahan rasa sakit di dadanya.
Jaemin mengetahui dengan baik akan kakinya yang tidak akan berfungsi dengan normal. Dan Jaemin sangat benci dengan fakta itu, dia benci fakta bahwa dia tak akan sesempurna dahulu. Dan penyebabnya adalah orang gila yang kini tengah menatapnya sambil tersenyum.
"Menjijikkan, lihatlah bagaimana kau tersenyum atas apa yang sudah kau lakukan terhadap diriku?."
Jaemin menatap lelaki di sampingnya itu dengan binar kebencian yang ketara. Bahkan kedua bola matanya yang bisanya seputih awan kini memerah, bola mata yang biasa basah sebab binarnya kini basah karena air mata putus asa.
"Aku tidak pernah menyesal Na, setidaknya aku bisa memilikimu disini." Jawabnya ringan, tangannya naik untuk menyentuh surai gelap yang berantakan, hendak merapikannya. Tapi yang ia dapatkan adalah pukulan pada telapak tangannya, dan itu membuat amarah Jaehyun kembali naik.
Tangan besar itu mencengkram kuat rahang Jaemin, menariknya keatas supaya sejajar dengan tubunya. Dan Jaemin yang meringis kesakitan karena cengkraman kuat di rahangnya juga kakinya yang terasa sakit akibat gerakan yang tiba tiba.
Bening itu pun pada akhirnya jatuh lagi, Jaemin tidak bisa mengelak bahwa sebenarnya dia benar-benar takut, dari bagaimana cara Jaehyun memperlakukannya sekarang, terlebih bahwa lelaki itu telah menyekapnya dan menyakitinya, itu benar benar membuat Jaemin ketakutan.
Tapi bukan Jaemin jika dia tak bisa selalu nampak tenang meskipun di dalamnya penuh akan kecemasan dan ketakutan yang besar.
"Lihatlah Na, kau berada di tanganku sekarang. Kau milikku sekarang, semuanya milikku..."
Semuanya terasa aneh saat tiba tiba Jaehyun tersenyum dengan pandangan aneh, Jaemin tidak mengerti tapi itu terlihat seperti orang yang senang bahwa obsesi nya sudah terpenuhi.
"Bahkan jika aku mati, aku tidak akan pernah mau menjadi milikmu!."
Jaehyun mendengus, ekspresi wajahnya berubah menjadi datar, menatap Jaemin tajam.
"Jika kau tidak bisa menjadi milikku. Maka, jadilah milik Tuhan."
Jaemin menggigit bibir dalamnya, menahan isakannya. Sudah tidak ada jalan keluar, lelaki itu menang.
Menang akan dirinya yang sudah putus asa akan hidupnya, putus asa akan hak akan kebebasan dirinya.
Tiba tiba tubuhnya di rengkuh, kepalanya di tekan ke arah dada bidang milik Jaehyun.
"Kau mendengarnya Na?."
Jantungnya berdetak tak karuan di dalam sana, maksud dari lelaki itu bahwa dengan itu dia mencintai Jaemin dengan sungguh.
"Tolong, Jadilah sengsara denganku Na. Maka akan kuberikan apapun untukmu setelahnya."
Dalam mimpimu, Jaemin tak sudi.
Continued.
Kasih VOTE dong sayangku
Maaf kalau ada typo soalnya nggk ku revisi dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
9mm | 2jae 🔞
RomansaBahkan jika kau mati, ragamu adalah milikku Na Jaemin. TW: KARYA INI MENGANDUNG UNSUR SADISTIK SIGNIFIKAN YANG MELIBATKAN SEKSUAL, KEKERASAN FISIK, DAN PELECEHAN MENTAL. HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN.