chapter 7

8.4K 277 0
                                    

Malamnya, Grace masih memikirkan tentang adiknya. Grace takut jika adiknya salah bergaul. Apalagi Grace adalah seorang kakak, seorang kakak yang seharusnya menasehati adiknya baik baik.

Sekarang jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Grace masih tetap berdiri di balkon kamarnya sambil memegang cangkir berisi susu jahe.

Tiba-tiba, seseorang memegang kedua bahunya dari belakang. Yang tak lain, pria itu adalah Richo suaminya.

"Tidur yuk, kasian tubuh kamu kedinginan terus dari tadi" bujuk Richo sambil menarik pelan pinggang Grace.

"Mas, aku khawatir sama Bunga, takut kenapa-kenapa" ucap Grace.

"Mas udah nyuruh orang buat mantau dia, jadi kamu gausah khawatir"

Grace hanya mengangguk kemudian mereka memutuskan untuk segera tidur.

-o0o-

Paginya, seperti biasa, Grace menyiapkan sarapan, bagitu pula siangnya. Grace memasakkan menyiapkan menu makan siang untuk suaminya.

Dan kini, setelah menyuapi suaminya makan siang, Grace duduk di salah satu sofa di ruang pribadi milik Richo. Terlihat Richo juga sedang fokus pada pekerjaannya.

Tiba-tiba Richo duduk disebelah Grace dan memberikan sebuah undangan pernikahan.

"Kita diundang ke pernikahan temen mas, nanti malem" ucap Richo.

"Tapi aku gak kenal temen mas, gapapa?" Tanya Grace.

"Ya gapapa sayang, masa harus kenal dulu, toh juga mempelai cowoknya temen deket mas"

Grace hanya mengangguk. Ia merasa tidak asing dengan perasaanya sekarang. Rasanya, seperti akan terjadi sesuatu. Tentang nama di undangannya, rasanya juga tidak asing.

"Yang?" Panggil Richo sambil memeluk Grace.

"Eh? Kenapa mas?"

"Mas ngomong kok bengong terus, mikirin apa sih? Hm?" Tanya Richo sambil sesekali mengecupi leher milik Grace.

"Gapapaaa, tadi mas ngomong apa??" Ucap Grace sembari menyisir rambut suaminya.

"Kamu pulang aja dulu, mas udah nyiapin dress buat kamu pake nanti"

"Trus mas mau pake setelan ini? Ihh joroook"

"Engga yaaang, mas udah nyiapin setelan mas sendiri kok, nanti mandi disini"

"Yaudah, kalo gitu aku pulang dulu" Grace menyalimi tangan Richo. Namun Richo malah menariknya membuat Grace terduduk di pahanya. Dengan cepat Richo menarik tengkuk Grace dan melumat bibirnya dengan kasar.

"Eemmmng, mas! Jangan mulai deh!" Ucap Grace sambil mendorong dahi Richo.

Sementara Richo hanya cengengesan.

"Nanti malem yaaa?" Bujuk Richo dengan nada imutnya.

"Gak janji" jawab Grace ketus.

Richo diam menatap tajam Grace. Kemudian membuka kancing baju Grace dan meremas payudara Grace.

"Aduuh, maassh, jangan sekarang~!"

"Yaudah nanti malem, janji"

"Iyaa ihh, lepasin dulu tangannyaaaa" Richo segera menjauhkan tangannya dan kembali mengancingkan baju Grace.

Kemudian mencium dahi Grace dan mengantar Grace sampai lobby.

-o0o-

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Grace masih berkutat dengan dressnya. Sementara Richo menunggu dengan tak sabar sambil bersandar pada pintu kamarnya.

Little Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang