"Akhirnya ya..." Ujar Ghani yang berdiri di sebelah Eja as best men-nya Michael."Ha?" Eja mendekatkan telinganya kearah Ghani.
"Akhirnya." Ulang Ghani.
"Oh, iya...." Walaupun percakapan itu sama sekali tanpa konteks. Namun, mereka berdua paham saat kedua pandangan mereka terarah pada sang mempelai pria dan salah satu tamu yang duduk di jajaran keluarga sambil mengusap air matanya dan tersenyum haru. Dua aksi yang sangat bertolak belakang. Menggambarkan kontradiksi akal sehat dan hati kecil seorang Amanda. Yang kalau kata Michael adalah jatuh cinta pertamanya. Dan yang pertama kali juga mematahkan hatinya.
"Nggak usah diliatin terus. Nggak akan kemana-mana." Bisik Ghani lagi. Yang ini konteksnya bukan Michael-Manda lagi ya!
Bahkan indahnya senja hari itu, tidak mampu membuat Eja memalingkan pandangannya dari Bintang. Setelah berusaha menahannya selama ini, akhirnya perasaan itu tidak dapat dan tidak akan disembunyikannya lagi.
"Emang gue ngeliatin siapa?" Playing dumb is one of his talent. Namun, sayangnya tidak akan ada kebohongan-kebohongan yang lolos sensor sahabatnya itu."I don't become a psychologist for no reason, bro!" Ujar Ghani sambil tersenyum jahil.
Alih-alih menanggapi omongan mas disebelahnya itu, Eja hanya menaikkan kedua sudut bibirnya sedikit. Tapi, cukup untuk mengkonfirmasi kalau dugaan Ghani benar. Lalu pertanyaan berikutnya yang muncul adalah kenapa Bintang? Why? Whyyyyy? Dari semiliar manusia yang ada Eja jatuhnya harus ke Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide And Seek [Jay Enhypen Local AU]
Romance"Bin.." "Kenapa Mas Eja?" "Bin sama Mas Eja aja ya?" "Ha? Bin kan emang sama Mas Eja sekarang?" "Bukan gitu! Bin nggak usah pacaran sama yang lain lagi. Sama Mas Eja aja." . . . . Gimana jadinya kalau anaknya Bapak Reki Inyong ternyata kepincutny...