Kaluna terbangun dan melirik kesebelahnya terlihat Juan yang masih tidur dengan naked. Seluruh badannya terasa sakit dan pegal, terutama di daerah bawah dan kedua nipple nya lecet karena ulah Juan.
Dengan jalan tertatih-tatih kaluna pergi ke kamar mandi yang berada di dalam kamar Juan ini. Kaluna membersihkan dirinya dan mulai berendam di bathtub untuk menjernihkan pikirannya.
Pikirkannya melayang ke kejadian semalam. Hatinya sangat sakit, rasanya dia ingin mengakhiri hubungannya dengan Juan. Tetapi rasa sayang dan kasihan terhadap Juan lebih besar dari pada ego-nya yang ingin meninggalkan Juan.
Tok..tok..tok..
"Lun? Lo di dalam?" Terdengar dari luar kamar mandi Juan memanggilnya.
Mendengar panggilan Juan, Kaluna segera membilas tubuhnya dan memakai handuk. Dia keluar dari kamar mandi dan melihat Juan yang sudah menunggunya. Melihat kaluna keluar dari kamar mandi Juan segera menghampirinya dan memeluk kaluna.
"Maaf, maafin gw ya lun. Semalam gw udah keterlaluan sama Lo. Maaf.." bisiknya lalu mengelus lembut kepala kaluna.
Kaluna hanya terdiam dan tak membalas ucapan Juan karena percuma. Juan selalu melakukan hal yang sama dan berujung meminta maaf seperti hari ini.
Kaluna mengambil pakaiannya dan hendak kembali ke kamar mandi tapi Juan lebih cepat menarik dirinya kedalam pelukan Juan lagi.
"Gw tau Lo pasti marah banget sama gw. Pukul gw lun. Gw pantas dapet pukulan dari Lo." Ucapannya, Juan memegang tangan kaluna dan memukulkan tangan kaluna ke pipinya .
"Udah Ju. Gw capek Lo selalu kayak gini. Setelah Lo puas luapin nafsu Lo kayak orang kesetanan dan selalu berakhir seperti ini. Gw udah sering dengar kata permintaan maaf dari Lo tapi pada akhirnya Lo selalu lakuin hal yang sama lagi. Gw capek Juan!" Ucap Kaluna dan berakhir air matanya tak bisa dia tahan lagi. Kaluna terlalu lemas dan dia berjongkok sambil menangis dihadapan Juan.
Tangisan kaluna terdengar sangat pilu hingga air mata Juan tak tahan untuk keluar. Juan ikut terisak dalam diam sambil sesekali mengusap air matanya.
Dari luar kamar Juan nampaknya seseorang sedang menguping pembicaraan antara Kaluna dan Juan. Dia tak mau lebih lama mendengar kedua sejoli itu menangis dan akhirnya memutuskan untuk pergi.
🔥🔥🔥
Di cafe terlihat Jovan dan Shaka yang sudah sangat sibuk padahal cafe mereka baru saja buka tetapi sudah banyak pelanggan yang datang.
Ditengah kesibukannya Jovan melihat Kaluna yang baru saja datang dengan raut wajah yang terlihat tak bersemangat padahal kemarin dia terlihat sangat bersemangat dengan posisi barunya di cafe.
"Lun, Lo ga papa kan?" Tegur Jovan saat kaluna hendak naik ke lantai atas.
"H-hah? Kenapa kak?" Kaluna tak mendengar teguran Jovan karena sudah sangat kalut dengan pikirannya.
"Lo kenapa? Lagi ga enak badan?" Tanya Jovan lagi.
"Ah gw ga papa kok, gw ke atas dulu ya kak nanti kalau tugas gw udah beres gw bantuin kalian." Ucapnya lalu berlalu meninggalkan Jovan.
Shaka yang baru saja mengantarkan pesanan menghampiri Jovan dan menepuk pundaknya. "Woy, cepet kerja lagi." Ucapnya.
"Iya ka." Jovan kembali beraktivitas tapi pikirannya masih memikirkan Kaluna. Terlihat Danny yang baru saja datang dan langsung pergi ke lantai atas membuat Jovan semakin mengkhawatirkan Kaluna.
"Good Morning, Kaluna." Sapa Danny yang melihat kaluna sudah ada di mejanya. Danny segera duduk di meja kerjanya. Meja kaluna terlihat jelas dari meja Danny karena berada di dalam ruangan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules || -.HaJeongHwan.-
FanfictionINGAT INI!! One: Don't pick up the phone You know he's only callin' 'cause he's drunk and alone Two: Don't let him in, you'll have to kick him out again Three: Don't be his friend You know you're gonna wake up in his bed in the morning *Just fiksi!!