Juan membuka pintu kamar kost kaluna dan melihat wanitanya terbaring di tempat tidur. Hatinya sedikit sakit dan dia mulai menyalahkan dirinya. Karena saat Juan sakit Kaluna lah yang merawatnya. Juan berpikir kaluna terlalu lelah karena merawatnya saat sakit.
Juan mendekat dan mengelus lembut rambut kaluna. Dia mulai beranjak dan ikut tidur disamping kaluna dengan memeluk kaluna erat.
"Juan?" Kaluna terbangun saat merasa ada seseorang yang memeluknya.
"Iya, ini gw lun. Sini deketan biar gw peluk. Maafin gw ya lun, gara-gara gw Lo jadi sakit." Ucap Juan
"Nggak, ini bukan salah kamu Juan. Udah takdirnya sakit aja." Ucapnya
"Lun.." panggil Juan ditengah-tengah pelukan hangatnya.
"Kenapa?"
"Tinggal bareng aku yu, di apart aku. Biar kamu ga usah bayar kost, jadi uang buat kost bisa kamu pake keperluan lain." Ucap Juan
"Jangan gila Juan! Aku ga bisa tinggal bareng kamu."
"Lun.. ayolah, demi kebaikan bersama. Ya mau yaa, biar kalau kangen bisa ketemu tiap hari. Kalau salah satu dari kita ada yang sakit bisa saling merawat. Biar beban kamu berkurang juga, nanti aku bantu kerja buat kehidupan sehari-hari kita." Ucap Juan
"Aku bilang jangan gila Juan! Mana mungkin bisa begitulah. Kita aja bukan suami istri, mana bisa tinggal bareng. Kamu mau di grebek warga?!"
"Yaudah kita nikah. Lo mau kan nikah sama gw? Kita nikah bulan depan."
"Juan! Aku ga bisa. Kita masih kuliah, kamu juga belum punya pekerjaan tetap. Emang kamu pikir pernikahan itu mudah? Udah jangan bahas itu, aku pusing."
"Tolong kasih tau alasan kamu yang sebenarnya, jangan bilang ga bisa. Dari dulu aku confess tapi kamu selalu bilang ga bisa. Ga bisa karena apa? Ga cinta? Ga sayang? Kamu beneran sedikit pun ga ada rasa sama aku setelah apa yang sering kita lakuin? Jangan buat aku kayak orang jahat yang maksa kamu buat berhubungan sama aku." Ucap Juan
"Please Juan bisa stop ga?! Aku lagi sakit, jangan mancing buat kita bertengkar."
"Jawab dulu pertanyaan aku."
"Aku rasa kamu tau jawabannya."
"Oke, aku anggap kamu juga punya rasa sama aku karena kamu selalu menerima semua perlakuan aku. Kamu juga selalu rawat aku, itu artinya kamu sayang sama aku kan?"
"Aku emang sayang sama kamu Juan, tapi untuk hubungan yang lebih dari teman aku rasa masih belum bisa. Kamu tau aku bukan dari keluarga yang punya latar ekonomi yang kaya. Keluarga aku ekonominya pas-pasan, dan sekarang ayah aku lagi sakit - sakitan. Aku butuh banyak biaya, bukan cuman urusan biaya kuliah, tapi keluarga ku juga lagi kekurangan uang. Aku ga mau kamu terlalu masuk dan ikut campur kedalam keluarga aku saat hubungan kita aja udah ga jelas seperti ini. Aku takut. Juan, aku juga merasa cape. Kalau ada tab close rasanya pengen klik tab close aja. Tapi aku ga bisa. Aku ga mau hancurin harapan orang tua aku. Dan kamu dengan mudahnya bilang mau nikah, aku belum bisa Juan. Masa depan kita masih panjang, masih banyak wish list yang belum terwujud."
"Maaf, aku salah udah sembrono kayak tadi. Dan soal ayah kamu, apa sekarang masih dirawat? Aku mau ketemu orang tua kamu." Ucap Juan
"Mau ngapain?! Jangan aneh-aneh."
"Yaudah, aku transfer buat biaya rumah sakitnya. Jangan nolak. Ini sebagai balasan terimakasih aku karena kamu udah sayang dan selalu ada disisi aku. Kapan-kapan aku mau ketemu orang tua kamu, bolehkan?"
"Iya boleh, nanti aku ajak kamu pulang ke rumah."
"Ayo tidur, kamu harus istirahat." Ucap Juan yang semakin mengeratkan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules || -.HaJeongHwan.-
Fiksi PenggemarINGAT INI!! One: Don't pick up the phone You know he's only callin' 'cause he's drunk and alone Two: Don't let him in, you'll have to kick him out again Three: Don't be his friend You know you're gonna wake up in his bed in the morning *Just fiksi!!