BAB 2 : Poni

415 53 0
                                    

Dari ujung sebrang jalan pun, aku masih mampu menangkap kehadiranmu

-Eunoia-

***

Isha menelungkupkan kepalanya di meja. Kelelahan setelah berjalan menaiki tangga menuju lantai 3. Belum lagi berjalan cukup jauh melewati fakultas segitiga bermuda. Sebutan dari warga kampus, fakultas segitiga bermuda. Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan Fakultas Kedokteran yang membentuk pola segitiga di tikungan jalan dengan Fisip yang berada di tengah.

"Kenapa si segitiga bermuda harus sepanjang itu rutenya?" gumam Isha tertahan karena wajahnya ia benamkam di lipatan tangan.

Yang sering Isha dengar, konon katanya meletakan fakultas kedokteran di dekat dua fakultas sosial itu agar mahasiswanya rajin pergi ke kampus. Tidak tipsen bermodal tanda tangan.

Namun konon juga katanya, meletakkan fakultas ISIP ditengah-tengah agar mahasiswa dari kedua fakultas disebelahnya tidak selalu merasa besar karena uang kuliah yang mahal. Padahal uang fakultasnya sama mencekiknya.

Atau rumor ketiga yang katanya meletakan fakultas ekonomi ditempat tersebut agar mahasiswa dari kedua fakultas lain tidak terlalu fokus dan suntuk pada dunianya, politik dan kesehatan. Ya, dengan menghadiri segala macam bazar yang seringkali diadakan di lapangan terbuka Fakultas Ekonomi dipersimpangan segitiga bermuda.

Kalau kalian bertanya apakah Isha percaya dengan segala rumor yang ada, maka jawabannya iya. Isha mempercayainya. Kecuali yang kedua karna dia sering mendumal soal uang kuliah yang mahal. Lucu memang. Itu kenapa Abangnya tidak pernah melepas pengawasannya terhadap Isha.

Didukung dengan kondisi fakultas yang bersebelahan, semakin mempermudah Hyunbin untuk memantau adik kecilnya.

"Sssttt... Isha Isha."

Isha mengangkat sedikit kepalanya, melirik ke arah sumber suara.

"Apa sih kamu?"

Isha, Si Gadis Lugu dari FISIP. Iya, lugu. Merepet gampang ditipu. Dia pernah beli minuman coklat 12 ribu tapi harus kehilangan uang lembaran merah dengan dalih tidak ada kembalian. Kata si penjaja berkedok kegiatan sosial itu, uangnya akan ditukar ke warung depan, lalu diberikan kembaliannya. Nyatanya sampai hari ini Isha tidak pernah ketemu dengan orangnya lagi.

Seluruh kawasan FISIP mengenal Isha, entah sekedar tahu nama atau bahkan memperhatikannya. Gadis kecil yang selalu dijaga ketat oleh Abangnya dari fakultas kedokteran. Abangnya yang tampan juga menjadi daya tarik tersendiri.

Disamping itu, tidak ada yang mengelak, Isha memang gadis yang manis. Bukan cantik seperti gadis kebanyakan, namun Isha punya pesonanya sendiri. Gadis dengan tubuh kecil dan tidak pernah berbicara lo-gue walaupun berada di FISIP. Hei, bahkan kalau lawan bicaranya berbicara lo-gue, Isha tetap bertahan dengan aku-kamunya. Tapi dia tidak pernah mempermasalahkan orang yang mau berbicara lo-gue dengannya, asal jangan memaksanya untuk berbicara dengan cara yang sama.

"Nanti ke bazar depan, yuk! Jajannya enak tau, aku kemaren udah coba beberapa. Kamu si ngintilin Kak Hyunbin mulu."

Isha mendengus pelan.

"Siapa sih yang ngintilin Abang. Orang dia yang ngintilin aku."

Temannya menggoyangkan bahunya berulang kali, "Ihhh, ayolah, nego dikit sama abangmu itu. Masa mau jajan aja susah si."

"Iya iya, udah dulu ini pusing tau," dumal Isha menegakan duduk sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Nanti aku temenin deh izin ke kak Hyunbin. Ke abangmu itu," ucap temannya sambil tersenyum lebar.

EUNOIA [KYUNG DO HYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang