BAB 9 : Cerita Kita di Masa Tua

258 46 10
                                    

Kata orang, mimpi lebih indah daripada kenyataan. Tapi kalau menurutku, mimpi dan kenyataan sama indahnya karena selalu ada dirimu di dalamnya.

-Eunoia-

Malam itu, Hyunbin sangat larut ketika sampai di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu, Hyunbin sangat larut ketika sampai di rumah. Malam itu, malam selepas pengambilan video tugas kelompok Isha. Malam itu, Dohyun akhirnya singgah di rumah Isha kembali.

Bunda Isha menaruh berbagai makanan di piring Hyunbin dan Dohyun. Menyuruh mereka berdua makan banyak karena telah beraktivitas seharian. Isha? Ah, dia mandiri. Semua jenis lauk juga sudah ada di piringnya. Isha selalu paling semangat jika sudah masuk waktu makan.

Sejujurnya Dohyun masih memiliki rasa sungkan di rumah keluarga Raharjo itu. Tidak juga sih, hanya saja ia sungkan karena sendirian. Tidak bersama Hyunseok dan Hyunmin.

Mereka mengobrol ringan sembari bercanda.

"Adek, gimana matkul statistikanya?" tanya Bunda tiba-tiba. Sangat tiba-tiba ditengah suasana santai.

Isha cemberut, "Bunda mahh, kenapa bahasannya tiba-tiba berat."

Walau begitu, selera makannya tidak surut. Isha tetap menyantap makanannya dengan lahap.

"Aneh tau, Bunda. Masa statistika ada di semester 2. Padahal katanya kating tu masih nanti di semester 6," lanjut Isha. Isha menerka-nerka matkul statistika itu. Satu-satunya mata kuliah yang harus menggunakan angka di jurusan Ilmu Komunikasi.

"Sekarang itu, statistika matkul wajib, Dek. Kita juga kan pake kurikulum merdeka. Wajar semua matkul wajib keoper ke semester awal," balas Hyunbin.

Dohyun menyimak. Sebagai mahasiswa ekonomi, bertemu mata kuliah dengan angka sudah merupakan makanan sehari-hari. Jadi ia tidak pernah mengeluh. Walaupun sebagian temannya akan mengeluh setiap hari. Kalau kata teman-temannya, Dohyun itu terlalu legowo hidupnya.

Itu juga yang membuat Dohyun ditunjuk sebagai ketua angkatan. Katanya supaya vibes angkatan mereka jadi aman dan tentram. Ya, disamping Dohyun memang orang yang kompeten dan bertanggung jawab.

"Ajarin Isha dong, Bang Bin," ucapnya dengan wajah memelas.

"Tugas abang lagi banyak, jadi belom bisa ngajarin kamu," balas Hyunbin.

Hyunbin melirik Dohyun yang ada di sebelahnya. Dohyun ikut melirik ke arah Hyunbin karena merasa dilihat.

Kayaknya gue tau ini kemana arahnya, batin Dohyun.

"Lo tau ngga apa yang gue pikirin, Do?" tanya Hyunbin.

Dohyun tertawa pelan. "Tadinya gue mau nawarin duluan, Bang."

"Tapi seperti biasa sih, gue ngga maksa," ucap Hyunbin.

"Kayak sama siapa aja si lo, Bang," balas Dohyun

EUNOIA [KYUNG DO HYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang