Votenya!
Masih di malam yang sama namun berbeda pov. Sekarang tepatnya ada seorang om om berjas putih yang keluar dari rumah sakit besar ternama di kota tersebut. Oh ya, mungkin ini om om yang menolong Ryo saat dicafe kemarin.
"Eyy.. malam dokter Nathan.. kok belum pulang?"
Yeah, Nathan Demason seorang Dokter yang mahir dalam segala hal medis. Itulah mengapa dia berada di rumah sakit ternama sekarang ini, baru pulang kerja ternyata. Senyum manis tersungging dibibirnya sambil menatap temannya yang bertanya itu.
"Malam juga.. ini mau pulang, deluan ya.." tanpa menunggu jawaban temannya, Nathan berlalu begitu saja dengan senyum yang masih tersungging.
Nathan berjalan menuju parkiran rumah sakit untuk mencari mobilnya dan segera pulang kerumah, dia sudah merasa sangat lelah dan gerah. Sedari pagi ia terus bekerja karna mendapat banyak pasien. Jadi dokter ga mudah ye.
Nathan mulai mengendarai mobilnya dengan perlahan karna dia benar benar kelelahan, mending pelan asal selamat. Terus berkendara dengan aman damai tentram, hingga mobil Nathan berhenti saat di lampu merah. Jalanan sangat sepi, bahkan kosong, cuman ada mobil Nathan. Karna ini sudah malam, sedikit larut malam, tidak juga deh.
Nathan hanya memijit pelipisnya sambil menunggu lampu menjadi hijau, namun tak sengaja dia melihat ke arah kiri yang dimana ada gang sempit dan gelap, tidak terlalu gelap juga. Tapi ada satu hal yang ngebuat Nathan menjadi tertarik untuk terus melihat gang itu.
Tanpa pikir panjang, Nathan keluar dari mobilnya, tak peduli ia tinggalkan saja ditengah jalan dengan lampu yang sudah berganti menjadi hijau. Nathan sedikit berlari masuk ke dalam gang itu dan benar saja.
"Astaga!" Nathan langsung saja mengangkat tubuh mungil orang bernama Ryota Ventura yang sudah tak sadarkan diri dengan banyak luka dan darah di tubuhnya.
Sebelum Nathan hendak pergi, dia bisa melihat sekitar 5 sampai 7 orang dari kejauhan, tepatnya di ujung gang jauh masuk ke dalam sana dan terlihat sudah menghilang tertutup debu, ntah debu ntah asap ga tau lah. Nathan hanya mendengus kesal dan beranjak pergi dari sana secepatnya agar dia tidak terlambat untuk menangani pasien tiba tiba nya itu.
Padahal sudah larut, bahkan Nathan sudah membayangkan kasur empuk dan guling nya dengan selimut tebal nya. Pupus sudah bayangan itu setelah mendapatkan tanggung jawab besar di tengah malam yang tak di sangka sangka ini. Mau gimana pun, orang yang di tolong Nathan ini adalah orang yang Nathan kenal, walaupun baru kenal sih.
Setelah membaringkan tubuh Ryo di kursi tengah, langsung saja Nathan bergegas masuk ke kursi supir dan tancap gas menuju rumah- eitss! Mension nya dong. Hey, Nathan seorang dokter terkenal, namun ada sisi dimana semua orang tak mengenal itu.
Nathan sesekali melihat ke belakang untuk memastikan Ryo aman, tidak jatuh atau semacamnya. Sebenarnya sepanjang jalan Nathan terus memikirkan orang orang yang pergi menjauh di dalam gang tadi, karna sebelum Nathan keluar dari mobil, dia melihat seseorang seperti sedang di kroyok. Namun tak terlihat dengan jelas karna ada kabut, maka dari itulah Nathan terus menatap ke arah gang itu dan berinisiatif untuk mengecek nya tadi.
"Huhh.. kurasa dia emang anak brandalan.." gumam Nathan pelan sambil terus mengendarai mobilnya dijalan menuju mension nya.
▪︎▪︎▪︎
Seenak jidat Milla yang nyelonong masuk kelas sedangkan ada temannya yang lagi piket pagi. Mencari keributan fajar gini ni.
"Diam congor koe.. masih pagi juga.. gue kan dah minta maap, lagi pun lu lama amat piket gitu doang masa orang orang harus nunggu lu selesai.. lu pikir kaki kita robot?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS MAFIA & BABY ARTIST
Action⚠️🔞⚠️ On Going Lelaki seniman yang manis milik si mafia tampan yang sebelumnya tak sengaja bertemu karna suatu insiden yang tak di duga. ▪︎▪︎▪︎ "Iyaa om iya! Om mau apa dari Leon?! Leon usahain bisa Leon kasi tapi bener bener maafin Leon!!! Leon ga...