Votenya!
"Huft.. cape juga.." ini Leon yang ngomong sendiri sambil turun dari bus.
Hari sudah gelap dan Leon hanya pulang sendiri karena Ryo mau bertemu sama geng nya, biasalah brandalan kelas kakap. Sekarang Leon berjalan sendirian menuju rumahnya setelah turun dari bus. Dari halte bus ke rumahnya sedikit jauh juga tapi sudah biasa bagi Leon.
Saat Leon asik berjalan sambil berbicara sendiri layaknya orang kesepian, tak sengaja Leon mendengar seperti suara benturan dari salah satu gang yang ia lewati dan menjadi tarikan buat Leon untuk melihatnya.
Leon berlari tipis tipis kearah gang tersebut dan mulai mengintip, ya kali liat nya terang terangan ya.
"Ampunnn! Saya hanya disuruh.. saya dapat bayaran.. saya bisa beri tau siapa yang membayar saya.. tolong ampuni saya.." mungkin itu yang bisa Leon dengar dari si korban yang terduduk ditanah tak berdaya dengan terus memohon kepada orang yang menjulang tinggi didepannya.
"Bedebah sialan.. kamu pikir saya peduli?" Orang yang menjulang tinggi itu berbicara juga sambil menodongkan pistol ke arah kepala si korban dan.
DOR!
Suara itu cukup keras hingga membuat Leon benar benar terkejut. Leon langsung melotot tak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Ga beres.. cabut ah.." baru saja Leon hendak berbalik, ternyata ada seseorang yang sudah berdiri dibelakang sedari tadi.
"WA-" baru saja Leon ingin berteriak, orang tersebut sudah menutup mulut Leon dan mendekap Leon agar tak dapat kabur. Ternyata ini hari nasib buruk Leon juga setelah Ryo tadi.
Leon dibawa masuk kedalam gang yang sangat gelap tersebut, dimana masih ada orang yang baru saja membunuh orang lain tadi yang dilihat oleh mata kepala Leon sendiri. Sungguh jantung Leon sekarang seperti ingin keluar dari tubuhnya.
"Boss.. dia melihat semuanya.." Leon sangat panik, bahkan sedari tadi dia terus memberontak dari dekapan orang asing ini, mungkin dia bawahan orang yang dipanggil boss itu.
Seketika bulu kuduk Leon naik merasakan hawa mencekam saat orang asing yang dipanggil boss itu menatapnya datar yang terkesan seperti kesal. Dia terlihat tua namun juga terlihat muda, apa ya, sugar daddy kah?
"Mmmm... mmm!" Ngomong apa sih leon. Membuat om om boss itu menyeringai ngeri aja. Okeh Leon semakin kicep.
"Siapa lelaki manis ini yang suka ikut campur urusan orang lain?" Om om itu mendekat dan Leon berhenti memberontak dalam dekapan bawahan si boss itu. Kenapa Leon sangat takut? Leon ga bisa apa apa selain melukis, dia ga pandai bela diri walau memiliki teman brandalan seperti Ryo. Berarti yang sedang ia lihat ini mungkin ajal nya menjemput.
Tiba tiba saja om om boss itu menarik dirinya dari dekapan sang bawahannya tadi. Mulut Leon sudah bebas dari tangan besar yang seperti bau darah itu, Leon ga terlalu peduli sama itu tadi, dia udah kepalang ketar ketir karna ketahuan ngintip.
"Urus.."
"Baik boss.."
Om om boss itu secara tiba tiba mengangkat Leon disaat Leon terbengong tidak tau harus apa dan jantungnya masih berdetak menyakitkan, sangking takutnya, atuttt. Sekarang Leon malah dibuat kaget karna digendong ala karung beras.
"EH! OM TURUNIN OM! Ampunnn!" Om om itu ga peduli dan membawa Leon keluar dari gang itu ntah kemana, Leon sempat melihat yang disuruh tadi sedang mengurus jasad yang tertembak tadi.
"Om maafin Leon! Turunin Leon! Leon mau pulang!!!" Tetap saja om om itu diem dengan wajah datar dan terus membawa Leon, ternyata menuju mobil hitam yang terlihat kece itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS MAFIA & BABY ARTIST
Action⚠️🔞⚠️ On Going Lelaki seniman yang manis milik si mafia tampan yang sebelumnya tak sengaja bertemu karna suatu insiden yang tak di duga. ▪︎▪︎▪︎ "Iyaa om iya! Om mau apa dari Leon?! Leon usahain bisa Leon kasi tapi bener bener maafin Leon!!! Leon ga...