Ada yang masih bangun??
Bab ini hoot 🔥🔥
Happy reading ...
***
"Mas ... stop ... cukup, aku lemes banget."
Lily berusaha menarik kepala Arash dari bawah tubuhnya. Lelaki itu sepertinya tengah balas dendam karna Utari pernah menghentikan dirinya saat mengeksplorasi bawah tubuh Lily. Dan sekarang, di saat tak ada lagi yang mengganggu mereka, Arash akan memuaskan seluruh dahaganya akan diri Lily.
Ingin rasanya Lily menyingkirkan Arash dengan kakinya, tapi lelaki itu memegangi kakinya dengan kuat hingga tak dapat bergerak. Tangannya tak cukup bertenaga untuk menarik Arash dari kesenangan lelaki itu di bawah sana. Lily lagi-lagi melenguh, tarikannya pada rambut Arash berubah menjadi jambakan ketika intinya lagi-lagi dibuat berdenyut kuat karena permainan mulut Arash.
Lily menyerah, desahannya kembali mengudara dan Arash kian menjadi mengerjai bawah tubuhnya hingga Lily orgasme, lagi.
"Do you like it, Love?" Arash menjilati bibirnya sambil menatap Lily dengan senyum miring. Lelaki itu puas sekali melihat Lily kehabisan tenaga.
"Brengsek." Untuk pertama kalinya Lily mengumpat pada Arash. Ia kesal, meski begitu ia puas.
Tak peduli dengan Arash yang mulai menaiki tubuhnya kembali, Lily memejamkan mata. Di bawah sana masih sangat sensitif dan berdenyut-denyut. Pun napas Lily belum sepenuhnya teratur. "Kasih aku waktu, Mas," lirihnya ketika Arash mulai menciumi tulang selangkanya.
Kecupan Arash naik ke arah leher Lily, menghirup dalam-dalam aroma perempuan itu. "Mau minum dulu?" tanyanya serak.
"Engga, cuman mau dikasih waktu buat napas," kata Lily masih dengan mata terpejam.
Arash terkekeh. "Kamu wangi, Love."
Lily tak menanggapi lebih, ia membelai sisi wajah Arash yang kini mengecupi pipinya. Matanya yang terpejam perlahan terbuka, bersitatap dengan iris kecokelatan Arash yang seolah menunggunya membuka mata.
"Boleh lanjut lagi?" tanya Arash.
Kontan saja pertanyaan itu memicu perubahan emosi Lily. Ia yang semula mengelus pipi Arash berubah mencubit pipi lelaki itu.
“Love language kamu sepertinya KDRT ya, Ly?” Meski begitu Arash tak berniat menjauhkan tangan Lily dari pipinya. Cubitan istrinya itu tak sakit sama sekali.
Lily tertawa kecil. Ia kemudian mengusap bekas cubitannya di pipi Arash. "Sakit ya, Mas?" tanyanya.
"Engga, ada yang lebih sakit dari pada pipi saya, Ly."
"Apa?"
Arash tak memutus pandang mata mereka ketika pinggul lelaki itu merendah, menusuk Lily di bawah sana. Mata Lily melotot, ia kali ini memukul pelan bahu telanjang Arash. "Mas ih!"
"Lanjut yuk," bujuk Arash sambil menggoda Lily di inti tubuh perempuan itu. Tangannya yang semula diam mulai memainkan buah dada istrinya, memberi rangsangan hingga hasrat Lily yang semua padam perlahan bangkit kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Husband (21+) [REVISI]
Romance"Kamu kan sudah nikah Ly, masa nulis adegan begini doang ga ada kemajuannya?" Berawal dari pertanyaan nyelekit sang editor itulah, Lily akhirnya memutuskan untuk menerobos dinding tak kasat mata antara dirinya dan Arash. Ia bersumpah akan menjadikan...