36

13 1 0
                                    

"Kana!"

Saat diparkiran mendengar namanya dipanggil Kana celingukan mencari sumber suara. Terlihat dari gerbang Aya berlarian mendekat ke arah Kana

Melupakan Aya sehari yang lalu, mari kita sambut kembalinya Aya yang ceria dan penuh energi ini

"Abis sakit nggausah pecicilan"

"Eh, gue kemarin males sekolah aja bukan sakit"

"Masa? Kata si kembar lo demam"

Setelah mengatakan itu, dada Kana kambuh lagi. Sakit yang terasa dadakan kali ini tidak bisa diajak kompromi. Reflek memegang dadanya sambil berusaha mengatur nafasnya Kana membuat Aya khawatir

Langsung disuruh Kana duduk, melepas dasinya dan diberikan minum yang di bawa. Aya juga terlihat mengambil sesuatu dari tasnya

"Lo udah sarapan belum?"

Kana mengangguk, lalu disodorkannya Obat Aya untuk Kana.

"Minum, ini dosisnya ngga tinggi tapi agak bikin ngantuk. Kalo udah ditelen, permennya lo kunyah biar ngga pait"

Tidak langsung sembuh, tapi karna Kana berhasil mengatur nafasnya jadi sakitnya mereda. Niat ingin menutupi kelemahannya dari orang lain, membuat Kana sebal dengan diri sendiri

Kenapa harus kambuh sekarang? Kenapa ngga dirumah saja waktu Kana di kamar dan tidak ada yang melihat

"Sorry ya Ya ngrepotin"

"Makasih Na bukan Sorry. Kebetulan gue juga punya sesak nafas, semenjak ikut paskib sih cuman ngga parah banget. Bawa obat buat jaga-jaga aja"

Kana hanya bisa mengangguk masih merasa tidak enak, harusnya dia memperlihatkan sisi Kana yang bisa diandalkan untuk temannya

Aya yang melihat Kana beberapa kali menghela nafas kecewa langsung bersuara

"Terlihat lemah sesekali itu ngga masalah tau"
"Masuk yuk, bentar lagi bel. Itu obat sama minumnya lo bawa aja Na"

Keduanya beranjak dan menuju ke kelas masing-masing, Kana yang letak kelasnya lebih dekat dari pada kelas Aya membuat Kana sampai terlebih dahulu

Namun sebelum keduanya berpisah, Aya sempat bersuara membuat Kana sedikit salah tingkah

"Nanti kalo ngantuk makan aja permennya Na, atau ijin ke uks gue samperin bawa kopi"

Nadanya sih bercanda, Aya saja tak tau kalau kata-katanya ternyata membuat seorang Kana jatuh suka. 'Gawat', batin Kana


Sampai di bangku, Kana melihat Jerry dan Javas sedang serius berunding. Meskipun serius Javas menoleh saat Kana sudah duduk dibangkunya

"Lo jangan kaget ya Na, ini kita temuin pagi tadi di loker meja lo"

Tidak sempat menduga-duga, Jerry dan Javas langsung mengubah posisi duduknya menghadap ke Kana

"Lo sejak kapan jadi artis begini Na?"

Jerry memperlihatkan beberapa surat yang Kana yakini pasti dari adik kelasnya. Sudah 2 hari ini Kana mendapati surat di lokernya, namun enggan dia buka karena malas saja

"Gue ditaksir adek kelas cuman ngga sampe di surat in begini anjir" Ucap Javas dan ditanggapi Jery

"Masih ada 2 surat yang belom kita buka. Lo buka sendiri aja deh, ngeri gue bacanya. Bucin banget mereka"

Surat berpindah ke meja Kana semua, memasukkan kembali surat yang sudah terbuka ke loker mejanya. Menyisakan 2 surat yang akan Kana buka menurut instruksi Jerry tadi

Berhubung Kana sendiri juga penasaran. Dari 2 surah terakhir itu yang pertama berisi 5 permen dan ucapan kagum untuk Kana, terlihat sama seperti surat sebelumnya

Jerry maupun Javas sudah kembali ke meja mereka. Bersiap untuk memulai belajarnya

Dan saat surat kedua dibuka, alangkah terkejutnya Kana dengan isinya. Terlihat foto seseorang dengan pakaian serba hitam, fotonya buram tapi mata Kana menangkap jelas ada keanehan difoto itu

Sepatu kets yang mencolok, dengan warna kuning. Berbeda dengan foto seseorang yang terlihat di cctv kapan hari yang sepatunya berwarna putih seperti seragam staff biasanya

Ada tulisan dibalik fotonya

'warung buk Maya istirahat pertama (sendiri!)'

Masih ingat warung buk Maya sebelah sekolah yang tingkat atas ada kosannya? Kana mendapati rekaman cctv parkiran waktu itu disana. Dan sekarang dia mendapatkan pentunjuk untuk pergi kesana

Lagi-lagi Kana tidak dibiarkan untuk menggarap masalah ini dengan teman-temannya. Tapi anehnya kenapa harus Kana? Kenapa bukan Aya saja yang secara langsung berkaitan dengan kasus kelas kimia industri dan laptopnya



"Baik anak-anak sampai jumpa di pertemuan minggu depan, pastikan materinya di pahami dan terus dilatih ya. Kbm kita akhiri sampai sini, Selamat siang!"

"Selamat Siang Bu!"

Kana langsung beranjak dari duduknya, langkah kaki yang panjang membuat jalannya terlihat cepat. Javas saja yang ingin buka suara menanyai mau kemana Kana sampai harus buru-buru begitu, mengurungkan niatnya karena Kana sudah tak terlihat di dalam kelas

Menoleh ke arah Jerry yang sepertinya punya pemikiran yang sama. Membuatnya mengangkat pundaknya, entahlah sibuk menduga hanya bikin sakit kepala, 'paling Kana nahan kebelet makanya dari tadi diam saja' ini prasangka baik mereka

Masih dengan prasangka baiknya, 'nanti juga Kana akan cerita sendiri'


Saat diwarung Kana melihat buk Maya mengobrol dengan 1 pemuda. Postur tubuhnya familiar bagi Kana. Karna posisinya membelakangi Kana, jari Kana masih belum bisa melihat wajahnya

Namun saat pemuda itu menoleh dan melihat Kana, membuat Kana lagi-lagi terkejut sempurna. Entah dirasuki apa Kana langsung meluncurkan pukulan satu tangannya ke perut pemuda itu

Serangan Kana yang tiba-tiba membuat pemuda itu tak bisa menghindar. Sambil memegang perutnya dia hanya meringis sakit

"Ini buat lo yang berani mukul cewe bang" Kalimat pertama Kana memulai obrolan yang akan berlangsung selama 30 menit itu

"Gue udah dapetin laptopnya. Cuman yang gue cari di dalam laptopnya udah ilang. Jadinya gue balikin ini dan minta maaf udah bikin huru hara"

"Lo pikir maaf doang bisa bikin mental anak orang balik baik bang? Lo udah nyerang temen lo sendiri, lo udah nyerang gadis yang nyoba buat ngebela abangnya..."

Menyadari apa yang dibilang Kana ada benarnya, Pemuda di depan Kana hanya bisa menundukkan kepala namun ekspresinya berubah saat Kana melanjutnya kalimatnya

"...Lo bahkan udah rusakin fasilitas sekolah yang ngebuat belajar mereka keganggu" lanjut Kana

"Gue berani bersumpah, ngga ada ngerusak sekolah lo" Elaknya

Dengan tatapan memicing, Kana melihat orang di depannya ini sedang jujur atau bersandiwara. Namun yang Kana temukan wajah serius tanpa dibuat-buat

"Berani buktiin kalo itu bukan ulah lo?" Tantang Kana yang mencoba untuk tak langsung percaya dengan manusia itu

"Tanya ke buk Maya, gue selalu mantau Bhayangkara dari sini. Dan ga pernah sekalipun gue masuk ke area sekolah lo"

Aneh, ini benar-benar aneh. Kalau bukan orang ini siapa lagi pembuat onar di sekolahnya itu? Lagi-lagi Kana melayangkan pertanyaannya dalam hati



"Lo ini sebenernya siapa?"




[ K A N A ]

KANA | KJK LOCAL ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang