Morning Caffeine #2

194 23 0
                                    

JUNKYU × JIHOON
SLIGHT. YOSHIHOON

Di penghujung hari setelah seharian penuh disibukkan dengan berbagai jenis roti dan krim, Jihoon sibuk di dalam dapur memanggang lagi beberapa roti baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di penghujung hari setelah seharian penuh disibukkan dengan berbagai jenis roti dan krim, Jihoon sibuk di dalam dapur memanggang lagi beberapa roti baru. Membungkusnya dengan rapi dan siapkan seamplop uang yang kemudian ia letakkan di atas meja konter dekat kasir. "Yoshi, aku akan menutup tokonya. Tolong bersihkan bagian depan ya, aku akan bersihkan yang belakang."

"Oke!"

Semangatnya tak kunjung padam sejak pagi tadi. Sumber semangatnya masih bersamanya hingga kini, jadi tak ada alasan baginya untuk mengeluh dan bermalas-malasan walaupun tubuhnya sudah cukup lelah. Setelah selesai menyapu lantai Yoshi segera simpan kembali sapunya ke belakang.

"Yoshi, ini untukmu. Ini juga." Satu kantong penuh roti itu ia berikan pada Yoshi, serta seamplop uang yang merupakan hasil kerja Yoshi seharian ini. "Jangan lupa carilah tempat menginap untuk sementara."

"Oh, terima kasih banyak. Kamu baik sekali."

Jihoon tertawa kecil. "Tidak perlu begitu, lagi pula aku juga mau membantu. Ayo pulang, kita ketemu lagi besok." Jihoon menepuk pelan punggung Yoshi, pantas mengajaknya agar segera beranjak keluar dari sana. Jihoon mengunci pintu tokonya lebih dulu sebelum kemudian bepamitan lagi dengan Yoshi dan berpisah di halte bus.

Jihoon berjalan kaki dari sana menuju arah yang berlawanan dengan Yoshi. Apartemennya tak jauh dari toko rotinya. Jadi ia sudah biasa berjalan kaki setiap harinya. Ia masih asik bersenandung riang sepanjang perjalanannya pulang ke tempatnya bernaung, namun ketika ia baru saja keluar dari dalam lift moodnya sudah dibuat jatuh hancur berantakan karena dilihatnya sosok seorang lelaki yang selalu mengaku kekasihnya itu.

"Ah, Jihoon."

Kedatangannya disadari. Jihoon rasanya sudah ingin lari saja sejauh mungkin, tapi ia sudah terlanjur lelah juga. Junkyu yang baru akan hampiri dirinya itu ia abaikan. Jihoon berjalan begitu saja melewati Junkyu dan tak perdulikan panggilan Junkyu padanya.

"Ji, please dengerin aku dulu." Tangannya ditahan. Langkahnya terpaksa berhenti. Jihoon menepis kasar cekalan tangan Junkyu padanya.

"Apa sih?! Dari pada kamu di sini, mending sana urusin pacar baru kamu!" Jihoon menyentak dengan suara lantang sampai gemanya memenuhi seluruh lorong lantai sebelas tersebut.

"Jihoon! Pacar baru apa sih, pacar aku ya kamu. Aku mohon jangan gini, ini semua cuman salah paham." Junkyu kembali berusaha genggam tangan Jihoon namun Jihoon justru melangkah mundur dan semakin menjauh darinya.

"Kita udah putus sejak kamu cium Hyunsuk di depan mata aku!" Jihoon kembali menyentak marah, kemudian cepat-cepat masukkan pin apartemennya dan masuk meninggalkan Junkyu di luar rumahnya.

"Jihoon!" Junkyu memukul pintu yang sudah terkunci rapat itu dengan kesal. "Jihoon, dengerin aku, ini tuh cuman salah paham! Aku gak tahu kalau itu Hyunsuk! Jihoon!"

Story Tale [ Jihoon × All ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang