Morning Caffeine #4

193 22 0
                                    

JUNKYU × JIHOON
SLIGHT. YOSHIHOON

Yoshi sibuk galaukan Jihoon di flatnya, sementara Jihoon justru lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoshi sibuk galaukan Jihoon di flatnya, sementara Jihoon justru lain. Pukul sebelas malam Jihoon keluar dari apartemennya dan pergi ke lift. Menekan tombol naik ke lantai 16. Di tangannya sudah dibawanya sekotak besar susu dan di tangannya yang lain terdapat dua lembar tiket taman hiburan yang sore tadi ditinggalkan Junkyu di apartemennya sebelum mengantarnya ke bakerinya lagi. Jihoon baru menyadari keberadaan tiket itu tadi saat ia terbangun dari tidurnya dan pergi ke dapur untuk mengambil minuman.

Unit 167 jadi tujuannya di lantai 16 itu. Pin kunci pintu dimasukkan dengan mudahnya, sebuah kombinasi angka yang juga merupakan tanggal kelahirannya. Jihoon masuk ke dalam, sempat berhenti sejenak sebelum kemudian membelokkan langkah menuju dapur lebih dulu dan letakkan susu yang dibawanya tadi ke dalam kulkas.

Jihoon sempat perhatikan kondisi sekitar dalam apartemen itu. Jauh lebih rapi dari dugaannya. Jihoon kembali mengambil langkah menuju satu-satunya kamar tidur di apartemen itu. Tangannya tak mau repot mengetuk pintu. Suaranya juga tak mau ia buang sia-sia untuk membangunkan koala tidur yang tidurnya sudah mirip orang mati.

Jihoon menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Junkyu yang tidur miring itu. Membuat tidur nyenyak Junkyu harus terganggu karena terkejut dengan adanya beban berat yang tiba-tiba menimpanya. Junkyu mengerang, bergerak gelisah dalam tidurnya, membuat Jihoon akhirnya kini berbaring di samping Junkyu dan tak lagi menimpai tubuhnya.

Jihoon masih diam menatap tajam pada Junkyu yang masih pejamkan mata. Junkyu terlihat mengerjap pelan coba buka matanya dan kenali makhluk apa yang sudah berani menganggu tidurnya itu. Keningnya yang mengerut kini berubah rileks dan senyumnya mengembang begitu dapati Jihoon lah yang kini berbaring di hadapannya. Junkyu kembali pejamkan mata, namun tangannya dengan ringan bergerak merengkuh Jihoon masuk ke dalam pelukannya.

"AaaaA! Junkyu! Aku gak mau peluk! Aku mau marah!" Jihoon berontak minta pelukan Junkyu dilepas. Sementara Junkyu yang kembali terganggu hanya bisa turuti keinginan Jihoon dan jauhkan lengannya dari tubuh Jihoon, namun matanya masih tetap terpejam.

"Junkyu!" Jihoon kembali berteriak memanggil Junkyu dengan kesal.

"Sshhh..., besok aja sayang, sekarang aku ngantuk banget." Junkyu balik berbaring telentang, menjawab Jihoon dengan malas karena saat ini ia sungguh sudah merasa lelah dan butuh istirahat.

"Tapi ini penting!" Jihoon bangkit. Lantas kali ini memeluk Junkyu erat-erat dan mengguncang tubuh Junkyu kuat-kuat sampai Junkyu terganggu sendiri dan kehilangan rasa kantuknya.

"Astaga Jihoon, iya iya, iyaaaa!"

"Iya apa!" Jihoon bertanya kesal dan Junkyu akhirnya kembali menghadap pada Jihoon dan balik memeluk Jihoon tak kalah erat, namun tidak membuatnya jadi brutal seperti Jihoon tadi.

"Iya apa? Kenapa? Ada apa sampai kamu ke sini tengah malem gini, hm?"

Jihoon kembali berdecak kesal dengan Junkyu yang hanya merespon seadanya tanpa pedulikan api amarahnya yang sudah membara-bara. Dan Jihoon bukannya segera katakan tujuannya datang ke kamar Junkyu, tetapi justru malah balas memeluk Junkyu dan nyamankan diri dalam rengkuhannya.

Story Tale [ Jihoon × All ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang