BAB 14 : STARTING TO CHANGE DESTINY

345 27 10
                                    

       Beberapa tahun telah berlalu..........
Takemichi sekarang tampak memijat ke
ningnya setelah ia mendapatkan surat panggilan dari pihak sekolah di mana haitani ran dan kurokawa izana kini di panggil kembali ke sekolah lantaran me
reka berbuat ulah terhadap perkelahi
an gang.

"Ano...kakek...tolong tenanglah..." take
michi panik melihat kakek akira deng
an aura berapi-api menatap mereka yang baru saja di bogem mentah sang kakek dan bukan hanya itu saja izana dan ran kini tengah ketakutan setengah mati sambil terdiam mengangkat tang
annya.

"TA....KE....MICHI...." kini kakek akira pe
nuh penekanan.

"Ha...haik..." takemichi dengan nyali ci
ut.

"Kau..SUDAH BEBERAPA KALI CUCU KU INI BERBUAT ULAH...AKU LELAH DI PA NGGIL OLEH SEKOLAH BERULANG KA LI..DAN KALIAN JUGA....BLA...BLA..BLA
...." kakek akira mengomel habis-habi san di depan izana dan ran yang teng
ah manyun mendengarkan omelan ka keknya.

Takemichi hanya diam mendengar oce
han kakeknya, sambil ia mendengarkan ia sibuk menghidangkan makanan di meja, sejujurnya ia merasa kasihan de
ngan perilaku adiknya..tapi apa daya dia juga tidak bisa berbuat banyak.

"Hah...sudah beberapa tahun berlalu.. izana sekarang sudah kelas tiga SMP be gitu juga ran...kakucho masih SD seda ngkan rindou kelas 2 SMP..ya ampun.. aku tidak menyangka mereka tetap be gini..." takemichi mendumal sambil menjemur baju.

Ia tampak menatap hari begitu indah, namun ia masih terfikir masalahnya dulu..entah bagaimana firasatnya me ngatakan ia bisa menyelamatkan me reka semua...tapi sayangnya ia khawa tir dengan nasib para dewa ia belum bisa menyelamatkannya.

"Tuan...anda baik-baik saja." si xhi cem as dan muncul dengan ukuran mini.

"Daijoubu si xhi aku baik...hanya saja apa kau sudah menemukan keberadaan  dewi nu wa..?" Takemichi sembari men
jemur baju.

"Maaf tuan...sepertinya masih belum ada titik terang..." si xhi cemas.

Takemichi melirik si xhi kecil, ia terse nyum lembut dan membelai rambut si xhi di sana.

"Jangan terlalu memaksakan diri...kita sama-sama berjuang kau tahu..." takemi chi.

"Tapi..tuan...aku..." si xhi berkaca-kaca.

"Kau sudah berusaha keras...aku juga ti dak mau kehilangan mu... setidaknya te mani aku di sini ya..." takemichi.

Si xhi hanya mengangguk kecil, sedang kan takemichi kini melanjutkan peker jaannya hingga beberapa jemuran su dah tertata rapi.

Di kala kakek akira masih mengamuk, kini juga takemi terdiam melihat kebe radaan rindou di sana juga.

"Lho...kenapa rindou juga di hukum ka kek...." takemichi terkejut.

"Haduh...takemichi cucuku hiks....aku menyerah saja...rindou juga di panggil... huwaaa...." kakek akira menangis kenca ng sambil memeluk takemichi.

"Sudah kakek...tenanglah...jangan begi ni..." takemichi cemas.

"Hiks....bagaimana lagi...mereka tidak akan menurut denganku...kau saja yang bilang padanya...hiks...aku mau tidur.." kakek akira kini ngambek dan menutup pintu kamarnya.

"Kakek tung...aduh..." takemichi kini me nggusap rambutnya, ia kini menatap ke tiga adiknya yang cengar cengir saja di hadapannya.

"Apa lagi masalahnya ? Astaga..." takemi chi membaca surat panggilan mereka semua di sana.

"Dia yang berulah duluan takemichi-ni
.." jawaban mereka kompak.

"Pasti ada sebabnya bukan...kalian ini ya sudah besok aku yang kesana... kali an makanlah dulu..." takemichi meng
hela nafas.

QUEEN OF BLACK DRAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang