5

650 60 11
                                    

VOTE DONG!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE DONG!

.

.

Selepas makan malam bersama sang ibu. Naresh memilih kembali ke kamarnya untuk merebahkan tubuhnya yang sudah tiga hari ini kurang sehat, selama tiga hari juga Naresh tidak berangkat ke kampus dan bekerja di coffe shop milik kakak tingkatnya, Duta.

Untuk bangun saja rasanya Naresh tidak sanggup karena tubuhnya lemas dan kepalanya yang berdenyut nyeri. Syukurnya dihari ketiga ini, Naresh sudah bisa bangun dari tempat tidur dan bisa makan malam bersama ibunya walaupun rasa nyeri dikepalanya masih terasa.

"Ayes, ibu boleh masuk ?"

Pintu kamar Naresh yang tidak tertutup sempurna memudahkan Nala untuk menerobos masuk, namun Nala tetap meminta izin pada putra semata wayangnya itu.

"Masuk aja bu" sahut Naresh dengan suara lirih.

"Masih engga enak badannya ? Kepalanya masih sakit ?" Nala duduk disamping kasur seraya mengusap lembut surai silver sang putra.

"Udah mendingan kok bu engga sesakit kaya dua hari yang lalu. Makasih ya bu udah urus Ayes maaf juga pasti ibu repot.."

Nala menggeleng, "Ibu kan ibu kamu, ibu kandung kamu jadi udah kewajiban ibu buat urus kamu.."

Naresh tersenyum hingga lesung pipi tipisnya terlihat jelas.

"Ayes, tante Jemima mau main kesini"

Senyuman Naresh memudar mendengar nama yang ibunya sebut. Sedangkan Nala sudah menduga jika putranya akan bereaksi seperti itu.

"Ibu ketemu tante Jemima tadi siang di minimarket, ibu udah berusaha menghindar tapi tante Jemima liat lebih dulu. Dia nyapa ibu dan-"

"Ibu kasih alamat rumah kita ?"

Nala menggigit bibirnya seraya mengangguk pelan.

"Maaf, ibu kangen tante Jemima, sahabat ibu. Ibu capek menghindar terus terusan dari dia Ayes.."

"Sahabat macam apa yang tega main belakang sama suami sahabatnya sendiri bu ?"

Nala dibuat terdiam. Hatinya mendadak nyeri mendengar ucapan yang dilontarkan Naresh, putra semata wayangnya.

"Jangan sampai ayah tau kalo tante Jemima kesini. Aku engga mau liat ibu dibentak-bentak sama ayah, Ayes sakit dengarnya bu."

Jemima adalah sahabat sang ibu sekaligus istri sah sang ayah. Naresh mengetahui fakta itu ketika ia mendengar dan melihat pertengkaran hebat antara Nala dan Sadam, Sadam sangat melarang Nala bertemu dengan Jemima karena Sadam takut hubungan terlarangnya bersama Nala terbongkar begitu saja padahal Sadam berusaha bermain rapih untuk menutupinya.

Sadam membentak Nala habis habisan saat itu, bahkan Sadam hampir menampar Nala jika saja Naresh tidak datang mencegah tangan Sadam yang hampir melukai Nala.

Love Border - Nikjay/Kijay (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang