06 : Mimpi

92 21 5
                                    


Sorry for typo dan kata yang hilang 🙏

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentarnya, terima kasih🙏🥰

❄️❄️❄️💦💦💦❄️❄️❄️

"Kaiden, kalau makan itu jangan ada sisa." Tegur Bible pada cucunya yang terperanjat kaget dengan suara Bible yang cukup keras. Sebenarnya dia baik hanya saja suaranya cukup keras dengan tatapan yang tajam.

"Tapi kaiden gak suka paprika kakek." Di piring itu hanya tersisa paprika, sisanya sudah masuk kedalam perut Kaiden.

Malam ini ada pesta anniversary yang ke 30 tahun Bible dan Jeff. Pesta tertutup karena hanya hadiri oleh keluarga inti serta orang yang Bible anggap layak untuk menjadi tamunya. Maklum, mereka keluarga mavia.

"Kamu tuh, harus berapa kali kakek bilang, jangan pilih-pilih makanan. Bandel banget sih jadi anak." Omel Bible lantas Kaiden terpaksa memakan paprika yang ada di piringnya.

Sreth, War merebut piring makan Kaiden lalu menjauhkannya dari Kaiden yang kini memandanginya dengan sendu. Dia pikir War ikutan marah seperti kakeknya.

"Gak perlu dimakan, biar papa yang makan. Kaiden kalau sudah selesai makan, pergi ke kamar dan tunggu papa. Nanti papa bacain buku cerita." Mungkin War terkesan terlalu memanjakan putranya hanya saja War tidak ingin memaksakan putranya tuk melakukan hal yang tidak dia sukai. Selagi hal itu tidak menyimpang dari hal yang benar, War tidak akan melarang. Dia ingin menjadi orang tua yang bisa dijadikan sahabat sekaligus rumah tuk tempat putranya pulang.

Kaiden mengangguk ringan. Lalu dia turun tanpa melihat Bible yang kini menatap War dengan tajam.

"Kamu itu..."

"Kamu apa? Daddy mau bilang aku apa? Manusia tak berguna? Biang masalah? Beban keluarga? Anak setan? Atau binatang yang tak tahu diuntung karena sudah dibesarkan tapi tidak balas budi dan malah memberi malu? Apa, kali ini kata-kata kasar apalagi yang ingin daddy layangkan untukku?" Potong War sudah kenyang dengan caci maki Bible. Hanya karena dia hamil di luar nikah, lantas kenapa dia di cap sebagai manusia paling hina di dunia? Lagian dia tidak mungkin hamil di luar nikah jika Anan tidak kecelakaan. Pria yang dia cintai itu sangat bertanggung jawab. Dia pasti akan dengan senang hati menikahinya jika dia tahu War mengandung anaknya.

Pernyataan War yang tajam itu membuat keadaan hening seketika. Seumur hidupnya, ini pertama kalinya War melawan orang tuanya. Mungkin dia sudah penuh, makanya dia begitu. Terlebih ketika dia ketahui kalau kecelakaan Anan itu di rekayasa dan sampai sekarang dia belum tahu siapa pelaku sebenarnya. Mudah-mudahan bukan orang tuanya.

Dada Bible naik turun, sekalipun Jeff sudah berusaha menenangkan suaminya tapi tetap saja tidak berhasil. Kesabaran Bible itu lebih tipis daripada tisu.

Freen selaku anak pertama tidak bisa melakukan apapun, baik War maupun Bible, keduanya sama-sama keras kepala.

"Semenjak kau kuliah, kau bukannya semakin cerdas tapi malah semakin membangkang sama orang tua. Bangga banget ya kuliah sampai lupa daratan? Belum bisa cari duit tapi sudah melangit! Mau jadi apa kau nanti? Kalau masih tinggal dengan orang tua itu minimal tahu diri jika gak bisa bantu." Maki Bible berapi-api seolah-olah dia ingin membakar War hidup-hidup.

"Hidup masih numpang juga sama orang tua, tapi sudah sombong. Anakmu kalau gak ada kami pasti sudah mati dia di jalanan." Tambah istri pamannya.

"Iya, gak tahu diri banget. Masih syukur orang tuamu menerimamu di saat kau hamil di luar nikah. Bahkan mereka sangat menyayangi anakmu yang haram itu. Tahu dirilah jadi orang jika kau masih butuh uang orang tuamu untuk hidup!" Sambung anak dari istri pamannya, sepupunya.

Never Let Me Go!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang