03 : Dicintai Itu Memang Indah, Namun Saling Mencintai Jauh lebih Indah

155 28 7
                                    

"Kyaaaaaaa!!! Kak Meen, kerennnn!!!" Seru penggemar Meen dari bangku penonton. Hari ini kampus mereka melakukan pertandingan persahabatan dengan kampus Mahidol University.

"Ahhhhhh keren bangetttt, tapi tetap cantik... Kyaaa cantiknya bungsu klub kita!!!" Kali ini pujian dari penggemar Dunk untuk Dunk. Dunk juga merupakan anggota klub basket dari Bangkok University.

"Kak Dew the best bangettt..." Dew juga anggota klub basket, sementara Nani dan Bright anggota klub bola kaki, sedangkan meta anggota klub renang dan Jane anggota klub boga. Lima orang ini selain anggota klub musik, mereka juga mengikuti klub lainnya.

"Kakak Meen semangat!!!" Teriak penggemar Meen lagi dengan lebih antusias dari tadi.

"Kak Meen, semangat! Kami mencintaimu!!!" Lagi-lagi segerombolan gadis yang berada di tepi lapangan basket. Saat mereka bersorak kegirangan saat itu juga Meen berhasil melakukan slum dunk. Hal itu menyebabkan lapangan semakin bergemuruh. Menit kemudian mereka melihat Dew nan populer itu berhasil mencetak skor basket dibantu oleh Meen. Kerja sama antara Meen dan Dew tidak diragukan lagi solidnya.

"Ahh kalian tega banget sih, kan yang ada di lapangan bukan cuma Meen dan Dew, semangatin kita juga kenapa? Masak cuma Meen dan Dew doang, pilih kasih banget sih kalian!"
Celetuk teman dekat Meen, 'Lee'

Joong ikut mengangguk. Kali ini Meen, Dew, Dunk, Lee dan Joong yang berlaga di dalam lapangan sedangkan anggota klub basket lainnya duduk manis di bangku cadangan, termasuk Anan. Wajar, mengingat belum lama ini Anan bergabung dalam club' ini, selain itu Anan jarang ikut latihan.

"Idihh, cowo kok ngambekan, hahaha..." Ledek Dunk pada Lee yang hanya dia balas dengan wajah juteknya yang khas.

Beberapa menit kemudian babak ke dua pun berakhir, sehingga para pemain segera pergi menepi ke lapangan basket tempat pemain cadangan berada.

"Kakak.... Ini untuk kakak". Tiba-tiba datang seorang pria dengan pipi merah nan indah dengan sebotol air putih dingin ditangannya. Siapa lagi kalau bukan Ping, kekasih Meen.

"Ahh makasih ya dek," Ucap Meen manis sembari mengambil air mineral dingin tersebut. Siapapun sudah tahu mengenai Meen menjalin kasih dengan Ping.

"Sama-sama kak," Balas Ping lalu pergi dengan wajah sudah amat merah, lebih merah dari yang tadi. Lucunya dia.

"Hahahaha imutnya." Senyum indah nan amat menawan terukir di bibir Lee membuat siapapun yang melihatnya pasti klepek klepek. Padahal Meen sendiri selaku kekasih Ping acuh tak acuh dan malah memperhatikan interaksi antara Anan dan Perth.

"Jika adek tahu Abang hanya pemain cadangan, mending adek tidur. Panas tahu pergi ke sini, mana di sini gak ada ac-nya." Rutuk dia sengaja datang kesini tuk memberi semangat pada Anan. Dia datang bersama Becky, namun Becky memilih mencari tempat duduk untuk mereka. Mereka baru datang.

Anan tersenyum, dia usap lembut kepala Perth. "Jika Abang ikut main, kasihan yang jadi lawannya..."

Perth mencebik, dia tidak percaya abangnya jago main basket.

"Adek sendiri apa sudah memutuskan mau masuk klub apa?"

Perth menggeleng, "Tapi Becky mengajak adek masuk klub bola kaki mengingat dia menjadi manager klub bola kaki."

"Ya udah, kalau begitu masuk klub bola kaki saja, kebetulan jadwal latihan dan pulangnya sama dengan klub basket, dan jaraknya juga gak begitu jauh."

"Tapi Abang Forth mengajak adek nge-gym, jadi adek bingung ngatur waktunya. Belum lagi adek juga mengikuti les, jadi bingung. Atau baiknya adek fokus kuliah dan les aja."

"Ya udah terserah adek, yang penting adek nyaman dan gak capek." Soalnya kalau Perth terlalu lelah, dia bisa demam.

"Ya udah, kalau begitu adek gak ikut kegiatan apapun."

Never Let Me Go!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang