❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️"Wow, gantengnya.... Siapa dia?"
"Dia Yin Anan Wong, mahasiswa transfer. Tidak ada yang tahu siapa dia selain nama dan jurusan apa yang dia ambil!" Jelas temannya sudah dua hari yang lalu dia cari tahu tentang Anan.
"Tapi ada isu yang mengatakan kalau
dia memberikan donasi besar pada campus ini supaya bisa masuk ke kampus ini," Timpal temannya dia yang lain."Apa dia anak orang kaya?" Tanya dia lagi kepada kedua temannya. Sementara itu ada beberapa mahasiswa mahasiswi yang mulai berdesas-desus perihal Anan. Seolah-olah mereka berlomba-lomba kalau dia lebih tahu tentang Anan ketimbang yang lain.
"Aku dengar dia adalah alumni universitas Harvard."
"Darimana kamu tahu kalau dia lulusan Harvard? Kalau dia memang lulusan Harvard, kenapa dia mengambil S2 di sini?" Ucap dia merasa teman dia sok tahu.
"Tapi ada juga berita mengenai dia yang tuan muda besar dari 4 keluarga besar. Sehingga wajar saja kalau dia menyumbang banyak ke kampus ini. Tapi yang tidak kalah penting itu, dia sangat menawan.... Bisa dibilang dia itu pria idaman seluruh negeri, sudah kaya raya, tampan, dan pintar. Tidak ada lagi orang yang seperti dia di dunia ini!"
"Menyenangkan sekali menjadi orang kaya! Andaikan aku juga terlahir dari keluarga yang kaya raya, betapa bahagianya hidupku? Tidak merasakan yang namanya jalan kaki, makan mie instan, tidur di kamar 4x4 dan yang pasti, begitu tamat kuliah aku langsung jadi tanpa perlu melamar pekerjaan," Keluh dia menghalu di siang hari.
Seluruh kampus Bangkok University gempar dengan kabar tentang Yin Anan Wong yang penuh spekulasi tentang dirinya. Namun yang paling heboh itu berita tentang kedatangan Forth Thitipong Sengngai ke negeri gajah putih. Ini pertama kalinya dia datang ke negeri ini walaupun negeri ini merupakan tanah kelahiran orang tuanya.
Diantara para pemuja Anan, ada War Wanarat yang berdiam mematung seperti patung manekin di etalase butik.
Setelah 5 tahun, akhirnya dia bertemu lagi dengan pria yang amat dia benci.
"War, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Dunk cemas karena War diam tak bergeming menatap Anan yang tidak sadar kalau di sini ada War yang menatapnya penuh kebencian.
War sangat yakin pria itu adalah pria yang telah pergi meninggalkan dia di saat dia sangat membutuhkannya.
"War!" Kali ini suara Dunk lebih tinggi dari tadi sehingga berhasil membuat War melihat dirinya.
"Apa?"
"Kamu kenapa? Kamu baik-baik saja kan?" Tanya Dunk cemas.
War mengangguk, "Ayo pergi, Ping sudah menunggu kita!" Ucap War segera melenggang pergi dari sana. Jika memang pria tersebut adalah 'dia, maka sebisa mungkin di tidak ingin bertemu apalagi sampai bertegur sapa.
"Harusnya aku yang bicara begitu," Ngedumel Dunk segera menyusul War.
Lalu di sini Perth terduduk di anak tangga, dia sedang menunggu Anan sambil mengunyah roti yang sudah tidak hangat lagi. "Abang kemana sih, lama banget!" Rutuk dia sudah berjamur menunggu Anan di sini. Tidak tahu dia kalau saat ini Anan kesulitan keluar dari mahasiswa mahasiswi yang mengekori dia kemanapun dia pergi.
5 menit,
10 menit,
20 menit,
Dan sekarang sudah 35 menit berlalu sejak Perth memasukkan sisa roti kedalam mulutnya.
Karena dia itu pria manis nan penurut, makanya dia tidak beranjak sedikitpun dari sini semenjak Anan berkata, "Tunggu abang di sana, Abang akan segera menjemput adek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Let Me Go!
FanfictionFollow dulu sebelum baca YinWar Area & Ghostship Area ☠️ Harapan ini berhenti padamu Setelah kulewati cahaya pagi Terangnya cahaya siang Dan meronanya semburat senja Harapan ini berhenti padamu, malam. Mature Area ☠️ Mpreg Area ☠️ LGBT Area ☠️ ❄️❄️❄...