Keinginan Apo yang terdengar sederhana akhirnya terwujud dan berjalan mulus sejauh ini.
Semua hal hal yang di minta Apo di penuhi oleh sang suami tercinta nya.
Buktinya saja hari ini mereka sudah menghabiskan waktu dengan berbelanja bersama, menonton di bioskop, dan terakhir mereka kini berada di sebuah resto yang sengaja dibooking Mile secara private untuk mereka nikmati berdua.
"Resto ini bagus dan terlihat elegan, hanya saja mengapa aku tak mendapati pelanggan lain disini? Kau tak menyewanya secara khusus bukan?"
Mile mengulas senyumnya sejenak, sebelum ia menganggukan kepala nya membenarkan perkataan dari sang istri.
"Astaga, menagapa kau melakukan nya? Aku tak memintanya seperti itu?"
Kekehan pelan terdengar dari belah bibir Mile. Ia tahu sang istri tak pernah mengatakan demikian, hanya saja ia sendiri yang berinisiatif ingin melakukan nya.
Bagaimana pun juga di kepala Mile kebahagiaan Apo adalah segalanya.
"Karena aku ingin membahagiakan mu sayang. Lagi pula ini tak seberapa."
Apo sedikit mendengus mendengar jawaban sang suami, walaupun akhir nya ia dapat melonggarkan kekesalannya itu terhadap suaminya.
Tak ada salah nya ia menikmati fasilitas yang di berikan sang suami bukan?
Lagi pula suami nya itu sangat sulit untuk hanya memberikan waktunya untuk romantis berdua dengannya.
"Baiklah aku maafkan kau kali ini, lain kali aku tak ingin kau membuang uang mu hanya untuk agar kita makan berdua seperti ini sayang," ujar Apo pada Mile.
Salah satu hal yang Mile sukai dari Apo adalah hal seperti ini.
Sang istri tak pernah meminta hal apapun yang berlebihan. Ia tak suka menghambur hambur uang nya, sekalipun Mile seringkali mengatakan untuk membeli ataupun melakukan apapun yang ia suka menggunakan uang milik nya.
"Hng, aku akan mengingatnya dengan baik," ujar Mile sembari mengelus pipi Apo yang selalu ia sukai.
Apo tersenyum menanggapi nya, dan setelah nya keduanya menikmati makan malam mereka dengan perasaan senang.
***
Penuh perasaan gelisah Jeff mencoba memerhatikan segala informasi yang ada dengan seksama.
Ia sadar akan kasus yang terakhir kali mereka gagalkan tersebut, sama hal nya seperti mereka tengah menyambut resiko yang besar dan berujung mungkin menjadi bumerang untuk mereka. Secara prosedur permintaan case tersebut telah datang pada mereka seminggu yang lalu dan tanggal eksekusi telah di tetap kan hari ini dari jauh hari sebelumnya setelah pertimbangan matang.
Jadi bisa di bilang mereka seakan tak profesional bukan?
"Hei, istirahat saja dulu. Tak usah memaksakan dirimu," ujar Bibble yang datang mendekat menghampiri Jeff yang masih setia pada bangku kerja nya yang berada di depan beberapa layar yang ada.
"Kau saja, aku hanya berjaga jaga. Phi harus ingat jika klien itu tak menggunakan jasa kita berarti dia akan menggunakan jasa yang lain, dan kita tak akan tahu misi yang di berikan oleh klien akan seperti apa. Dia cukup licik, serta Phi harus ingat jika saat dia bernegosiasi dengan kita, hubungan Phi Mile dan klien cukup buruk, besar kemungkinan target yang di minta klien itu selanjutnya adalah kita ... Ia memiliki dendam."
Ucapan Jeff sejujurnya ada benar nya. Ia sadar betul akan watak klien terakhir yang mereka tolak, hanya saja ia berusaha sedari tadi untuk mengesampingkan pikiran buruk itu.
"Ck, dugaan ku benar, mereka benar benar menggunakan jasa mereka," ujar Jeff ketika tepat pukul 09.00 PM waktu yang seharusnya menjadi waktu eksekusi yang mereka janjikan kepada klien menjadi waktu terbunuh nya seorang target mereka sebelumnya.
Tunggu ....
Sebenarnya apa pekerjaan Mile, Jeff, dan juga Bibble?
Mengapa target terbunuh?
Tak lain dan tak bukan Mile memiliki identitas sebagai pembunuh bayaran kelas atas. Hanya saja ia tak membunuh seseorang biasa. Biasanya jika menggunakan jasa mereka, Mile telah mengecek nya dengan baik bahwa target pernah memiliki catatan kriminal.
Dengan begitu Mile beranggapan bahwa target yang ia bunuh adalah hal kewajaran, dan di sisi lain bukan berarti ia telah membantu pemerintah untuk menghabisi orang yang patut ia habisi dengan hakim jera yang pantas?
Itu pendapat Mile tentunya!
"Siapa eksekutornya?"
"Ini, kau sangat mengenalnya bukan?"
Bibble segera menatap pada layar yang ada di hadapan Jeff sebelumnya.
Gambar pada layar yang sebelumnya terlihat kecil kini sudah di perbesar gambar nya oleh Jeff.
Bibble mengepalkan tangannya.
Ia mengenal wajah dari orang yang menggantikan tugas mereka.
"Kau tak pernah menghubungi nya lagi? Apakah kau tahu bahwa ia menjadi solo dalam dunia ini atau dia memang masuk kelompok lawan?"
Bibble tak tahu!
Sungguh ia tak tahu sama sekali akan informasi dari seorang eksekutor yang menggantikan mereka.
Mengapa harus dia?
Hal itu yang di sesalkan oleh Bibble kali ini dalam benak nya, seakan berkecamuk pada dirinya sendiri.
Apa ada hal yang terlewat oleh nya?
Jeff menatap Bibble sejenak, sebelum Jeff menggelengkan kepala nya pelan menyadari bahwa partner nya itu tak tahu menahu.
"Ck, kukira hubungan kalian spesial, tetapi sepertinya tidak. Kau saja tak tahu apa apa," remeh Jeff pada Bibble yang sibuk dalam pemikiran nya sendiri.
"Diamlah bocah. Kau tak mengerti apa apa. Sebaiknya kau perhatikan saja pergerakan nya, dan kau cari tahu apakah ia solo atau berkelompok."
Jeff memberikan cengiran yang membuat Bibble sebal saat melihat wajah tampan pemuda itu. Jika saja Jeff bukan partner nya maka sudah di pastikan kepalan tangan melayang dengan bebas pada pipi atau perutnya itu.
Dengan tubuh yang tiba tiba saja terasa lelah Bibble melangkahkan kaki nya menuju sofa panjang yang ada di markas mereka tersebut.
'Apa dia benar benar akan berkhianat?'
——•••——
TBC
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa 🥰
See you next chapter
Leave a comment and vote
.
.
CA
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret [On Hold]
Fanfiction"Seharusnya aku mengatakan padamu dari awal akan semuanya..-" "Siapa kau sebenarnya?!!" "Tak bisakah kau mempercayaiku?" #MileApo Start : 06/03/2024