Chapter 3

62 13 0
                                    

Seorang pemuda tampak menyunggingkan senyumannya, sembari mengusap wajah nya kasar.

Hembusan nafas yang bercampur dengan asap rokok kini terasa menyengat di hidung si pemilik pemuda yang tengah menatap layar tablet nya.

Jujur ia tak menyukai misi barunya ini. Bagaimana tidak ia dapat menyukai misi ini jika target nya adalah orang yang bisa di bilang memiliki hubungan emosional dengannya.

"Apakah aku bisa melakukannya?" Lirih pemuda itu.

Ada desir rasa kekhawatiran yang bergejolak berperang batin dalam dirinya.

Rasanya ia ingin mengutuk dirinya sendiri karena telah mengambil keputusan yang tergesa gesa tanpa melihat lebih jauh impact atas keputusannya itu.

"This is my job and my choice," lirih pemuda pemilik  sapaan Build tersebut.

Di lihat nya satu persatu foto informasi detail yang ia dapatkan sebelumnya dari organisasi nya yang belum lama ini ia terpaksa bergabung.

"Sorry ... aku harus menggunakan nya."

***

Hari berlalu seperti biasanya. Mile dengan segala macam kesibukannya, begitu juga dengan Apo yang turut menyibukkan dirinya agar tak kalah dengan suaminya.

Terkadang ia iri pada pasangan lain yang dapat senang tiasa menghabiskan waktunya dengan pasangan masing masing.

"Po!" Pekik seseorang yang kini datang mendekat dengan Apo yang tengah duduk di salah satu meja kafe dengan pandangannya yang fokus menatap layar laptop di temani coklat dingin di samping laptop nya.

Mau tak mau Apo menolehkan kepala nya ke arah sumber suara.

Seakan menyelidiki Apo menatap raut wajah pemuda itu dengan seksama.

"Ada apa? Seperti nya kau sedang berbahagia hari ini?" tanya Apo penuh selidik ketika mendapati sahabat nya itu dengan kedua ujung bibir nya yang tertarik sempurna melengkung ke atas.

"Woah, apakah kau pekerjaan mu berubah menjadi cenayang sekarang sehingga kau menyadari bahwa aku tengah berbahagia?"

Apo memutarkan maniknya malas, jika perkataan sahabatnya sedikit mulai melantur maka sebagai orang yang cukup peka dengan sekitar nya Apo menarik kesimpulan atas sahabat nya itu.

"Apa keinginanmu tercapai pada akhirnya? Apa Bright melamarmu?"

Deg!

Sang sahabat yang di sapa Win membulatkan maniknya sempurna.

Bagaimana bisa tebakan Apo benar 100%?

Win mendudukkan dirinya sembari membuat tepukan tangan pelan dengan wajah nya yang belum dapat di kontrol sempurna menghadapi keterkejutannya atas perkataan Apo.

Apo yang menyadari sikap aneh Win, pada akhirnya kembali menatap Win dengan seksama.

"Jadi tebakan ku benar? Win melamarmu?"

Kali ini Apo dengan antusias tak seperti sebelumnya bertanya pada Win.

Terlihat senyuman lebar di sertai anggukan kepala yang diberikan oleh Win, dan tak lama Win memperlihatkan jarinya yang kini terdapat cincin disana.

The Secret [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang