Chapter 1

106 15 0
                                    

Suara gelak tawa seakan menghiasi rumah bergaya modern kental dengan satu ruangan yang justru bergaya klasik lama kebalikan dengan keseluruhan rumah besar itu.

Sejujurnya Apo tak mengerti akan taste suaminya yang menempatkan satu ruangan khusus, dimana memiliki ornamen berbanding terbalik dengan keseluruhan bangunan rumahnya, hanya saja sang suami yang selalu mengatakan bahwa di rumah itu ruangan tersebut adalah ruangan favorit nya maka Apo selaku istri nya tak dapat menolak atau pun mempermasalahkan hal tersebut.

Lagi pula keduanya tak menyukai jika hal hal kecil yang di besar besarkan, karena menurut mereka hal semacam itu hanya akan menjadi masalah kedepannya.

Mereka menyukai perdamaian!

"So, apa yang kau ingin lakukan setelah ini? Apakah kau belum puas mengerjaiku?" tanya Mile sembari mengaitkan tangannya di pinggang Apo yang ramping.

Hanya kekehan pelan balasan dari Apo di sertai dengan Apo yang sibuk menyandarkan tubuh nya dalam rengkuhan pelukan Mile dari belakang.

"Aku ingin seperti ini selamanya," lirih Apo tiba tiba.

Mile yang mendengarkan hal itu sedikit mengernyitkan dahinya. Entahlah ia merasa bahwa sang istri tengah menyiratkan suatu hal, hanya saja Mile tak mendapatkan hint dari perkataan istrinya itu.

"Aku akan selalu seperti ini, lebih tepat nya aku akan menyayangi mu apapun keadaan nya sayang,"  ujar Mile sembari mencium aroma tubuh Apo yang selalu menjadi candu sendiri untuknya.

Usia pernikahan keduanya bisa di bilang masih seumur jagung, karena keduanya baru saja berumah tangga kurang lebih 3 bulan terakhir ini, dengan perkenalan satu sama lain yang hanya di jajaki selama 6 bulan lamanya.

Mengapa keduanya terkesan terburu buru?

Entahlah!

Keduanya sama sama meyakini bahwa mereka di pertemukan lantaran mereka berjodoh!

Untuk itu pula mereka tak ambil pusing dalam setiap keputusan yang mereka pilih.

Apo tersenyum sesaat mendengar ketulusan atas perkataan suaminya.

Sejauh ia mengenal Mile menurut nya pemuda itu adalah pemuda yang jujur dan dapat ia percaya sepenuhnya, karena alasan itu pula Apo yang sebenarnya sukar untuk mempercayai orang lain dengan mudah menerima Mile dan mempercayai sang suami sepenuhnya.

"Jadi Mrs. Romsaithong ingin pergi kemana hari ini? Karena suami tercintamu ini akan mengikuti keinginan mu seharian penuh."

Apo yang mendapatkan sebuah tawaran bagus tentu saja dengan cepat memikirkan hal hal yang ia inginkan tersebut.

"Kau yakin akan memenuhi keinginanku?" tanya Apo yang sudah membalikkan tubuhnya dengan cepat ke arah suaminya itu.

Seulas senyum dan anggukan kepala Mile berikan pada Apo.

Ia tak berbohong atas kesungguhan yang memang ingin ia penuhi atas permintaan apapun dari istrinya.

Toh selama ini Apo tak pernah meminta hal yang aneh padanya.

"Aku hanya ingin berkencan seharian penuh dengan mu tanpa adanya jeda waktu yang mungkin tiba tiba saja mengganggu mu karena pekerjaan mu seperti sebelum sebelumnya."

"Kau yakin hanya itu keinginanmu?"

"Hng, Aku tahu kau sangat sibuk, untuk itu menyita waktumu bersama ku seharian penuh pastinya sudah sebanding dengan materi yang kau hasilkan dalam sehari bukan?"

Well, jika sang istri sudah mengatakan demikian, maka sebagai seorang suami yang bisa di katakan bucin pada istri nya maka hanya dapat mengiyakan nya saja.

Lagi pula tak ada salahnya dalam membahagiakan istrinya bukan?

"Beri aku waktu satu menit, untuk menghubungi seseorang agar mengatur waktuku hari ini," Izin Mile pada Apo yang langsung di balas dengan anggukan kepala.

Mile segera beranjak dari hadapan Apo sembari menekan nomer cepat pada anak partner kerja nya itu.

"Kosongkan jadwal ku, tolak semua tawaran yang berlaku hari ini. Tak ada bantahan," ujar Mile pada kepercayaan nya.

Belum sempat seseorang di seberang telefon menjawab, Mile segera memutuskan telefonnya sembari menon-aktifkan handphone nya.

Tekad nya sudah bulat dalam memenuhi keinginan istrinya itu.

.

.

Dengan senyuman puas merekah Mile melangkah kan kakinya mendekati Apo yang memang masih menunggu dirinya dalam posisi yang sama seperti sebelumnya.

"Lima menit. Kau terlambat empat menit," ujar Apo sembari mempoutkan bibir nya gemas.

Oh ayolah tak bisakah Apo tak bersikap imut seperti ini?

Jika Apo  terus menerus menggunakan jurus imutnya maka mungkin saja rencana mereka akan kembali gagal, karena nafsu Mile mungkin akan menguasai tubuh pemuda itu.

"Ugh, sepertinya aku sedikit melakukan kesalahan," ujar Apo saat menyadari gerak gerik sang suami.

"Jadi kau tak benar benar berniat membangunkan singa tidur bukan?" goda Mile pada Apo sembari memainkan alisnya naik turun.

"Tentu saja tidak! Aku tak mau rencana hari ini batal karena gairah mu yang besar itu," lirih Apo melarikan diri ke kamar nya "Aku akan bersiap siap secepatnya," lanjut lirih Apo di tengah tengah larinya itu.

Mile hanya dapat terkekeh melihat tingkah sang istri tersebut.

"Beruntung aku menemukan mu Po," ujar Mile dengan wajah penuh syukur menemukan kesayangannya itu.

***

"Bagaimana, Phi Mile tak dapat di hubungi?"

Gelengan kepala di berikan oleh pemuda bernama Bibble sembari mengusak rambutnya kasar.

"Apakah ia tak ingat bahwa klien baru yang meminta perjanjian hari ini adalah mereka?"

Bibble menghela nafas kasar, dan tak lama ia meyakini pada partner nya bahwa Mile benar benar lupa akan hal itu.

"Lalu bagaimana? Apakah kita lanjut saja tanpanya?"

Sejenak Bibble tampak terdiam dan menunduk, seolah tengah mempertimbangkan segala sesuatu yang mungkin akan terjadi jika mereka melanjutkan misi atau sebaliknya.

"Negatif. Kurasa kita harus membatalkannya seperti perkataan Mile."

"Yak!!! Kau gila?? Bagaimana jika mereka justru menyerang kita karena tak menerima tawaran mereka? Kau ingin cari masalah baru?"

"Lalu kau yakin kali ini akan berhasil tanpa Mile?"

Keheningan tiba tiba saja menyeruak di dalam ruangan yang hanya berisikan dua orang di antara mereka dengan di latarbelakangi oleh komputer komputer dan juga alat canggih lainnya dalam ruangan itu.

"Arggh!! Kau sama gila nya dengan Phi Mile. Aku tak bertanggung jawab jika prediksi ku benar," ujar pemuda bernama Jeff tersebut.

Jeff yang berusaha menekan rasa ragu nya pada akhirnya mengirim sebuah pesan singkat dimana ia membatalkan perjanjian misi yang seharusnya di lakukan hari ini.

'Semoga dugaan ku salah kali ini.'

——•••——

TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa 🥰

See you next chapter

Leave a comment and vote

.

.

CA

The Secret [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang