Chapter 10 - the confession

795 70 1
                                    




"Hey Taesan..!!!"

"Aku tidak percaya kau membuat hickey di leherku..!!"

Suara Leehan menggema di seluruh ruangan begitu ia masuk. Ia berteriak-teriak memanggil nama Taesan dan mengoceh panjang lebar memprtes akan aksi gila Taesan hari itu.

Karena Leehan tidak dapat menemukannya di lantai bawah, ia berlari ke lantai atas. Menuju kamarnya. Dan benar, Taesan sedang memakai headphone di telinganya. Pantas saja dia menjadi tuli tidak menjawab apapun panggilan Leehan daritadi.

"Hey, Taesan! Bisa-bisanya kau meninggalkan tanda seperti ini. Lihat!! Apa kau sudah gila?!! Kak Shinyu tadi menanyakannya.." Leehan kembali mengomelinya tidak memperdulikan apa yang sedang dia lakukan.

"Ssh, aku sedang bermain sambil live.."

Begitu juga Leehan menyadari apa yang baru saja lakukan, ia melihat ke komputer milik Taesan. Ia sedang bermain game dengan teman-temanya.

"Siapa saja?" Tanya Leehan dengan gerakan mulut tanpa suara.

"Gyuvin dan Anton" balas Taesan dengan cara yang sama.

Leehan yang tampak lega kemudian memilih keluar dari kamar Taesan. Ia baru saja membuka kartunya sendiri di depan teman-teman Taesan secara tidak sadar.

"Jadi.. apa kita memikirkan hal yang sama?" suara Gyuvin bertanya ragu-ragu.

"Aku juga memikirkan yang sama, haha..." balas Anton sambil tertawa renyah.

"Hei, jangan salah paham. Itu tidak seperti yang kalian bayangkan"

"Jadi kalian ini apa? friends with benefit? Woah, Han Taesan berani juga!!"

"Shut up! Aku out, bye~"

Selesai mematikan komputernya. Taesan pergi ke kamar Leehan. Tapi kamarnya itu tampak tak berpenghuni. Hanya terdengar suara gemericik air mengalir di kamar mandinya. Taesan memilih tiduran di atas ranjang milik Leehan selagi menunggu anaknya keluar.

Tak lama setelah itu, ada panggilan masuk di ponsel Leehan. Taesan bisa melihat nama kekasihnya di layar. Ia mengangkatnya tanpa pikir panjang. Dan sesuai ekspetasinya, Shinyu akan bertanya kenapa Taesan yang mengangkat telfon.

"Um, aku hanya ingin meminjam catatan Leehan. Tapi anaknya sedang mandi. Ada perlu apa?"

Pertanyaan bodoh Taesan. Memang apalagi yang dilakukan orang berpacaran saat malam. tentu saja saling menelfon, itu hal normal. Taesan lagi-lagi menjawabnya tanpa pikir panjang.

"Hm, kalau gitu akan ku beritahu Leehan nanti kalau kau menelfon"

Panggilan berakhir tepat saat Leehan keluar dari kamar mandi. Ia hanya memakai bathrobe dengan rambutnya masih basah.

"Kak Shinyu menelfon, aku mengangkatnya.."

"Kenapa kau mengangkatnya? Sudah cukup dia mencurigaiku soal hickey sekarang kau mengangkat telfonku.. Arrghh.."

"Tenang, aku sudah membuat alasan. Maaf.."

"Apapun itu, jangan membuat hickey di tempat yang bisa terlihat orang. Sudah kubilang berkali-kali.."

"..." Taesan hanya terdiam. Memperhatikan Leehan yang sedang mengeringkan rambutnya di depan kaca.

"What are we?"

"What do you want?"

"I'll be whatever you want"

Leehan tanpa sadar mematung. Tenggelam dalam pertanyaan yang baru saja diajukan Taesan. Jujur saja, dia sendiri tidak mengerti apa yang dia inginkan. Dia sangat menyayangi Shinyu dan ingin bersamanya tapi disaat bersamaan ia tidak ingin kehilangan Taesan. Lebih tepatnya, dia tidak ingin berbagi Taesan dengan orang lain. Dan ia sangat tahu betul kalau dia sangat egois disini.

Secret Tension | TaesHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang