Chapter 11 - Farewell

1K 73 3
                                    


Leehan tidak pernah melupakan apa yang terjadi berikutnya. Setelah mendapat pengakuan dari Taesan semalam, dia mengunci dirinya di kamar sampai keeseokan harinya. Saat itu, kalau Leehan tidak membuka paksa pintu kamar dengan kunci cadangan. Saat itu, kalau Leehan terlambat satu detik saja. Mungkin ia akan menyesalinya seumur hidup.

Saat Leehan menemukannya, Taesan tak sadarkan diri sambil berendam di bathtub semalaman dengan kondisi setengah telanjang. Kulitnya sudah membiru pucat. Tidak ada bedanya antara dia hanya tidur atau pingsan. Ia hampir tenggelam. Kondisinya sangat membuat Leehan ketakutan. Takut sesuatu yang buruk terjadi padanya.

Leehan bersusah payah membangunkannya sambil menangis. Seluruh tubuhnya bergetar, sampai ia kehilangan kekuatannya hanya untuk membawa tubuh Taesan keluar dari bathtub.

"Taesan.. bangun.. Taesan..!"

Setelah ia berhasil mengeluarkannya dari bathtub, Leehan menutupi seuruh tubuhnya dengan selimut untuk menghangatkannya. Kemudian dengan cepat memanggil ambulance. Menelfon dengan tangan masih bergetar dan kebingungan.

Beruntung, Taesan masih bisa diselamatkan. Setelah sampai di rumah sakit, Taesan langsung ditangani dengan cepat. Leehan menunggu dengan cemas selama proses pemeriksaan itu sendirian. Ia belum menghubungi kedua orang tuanya ataupun Taesan. Ia juga tidak menghubungi Shinyu karena tidak ingin membuatnya khawatir. Kedua kaki Leehan bergetar di tempat duduk panjang depan ruang pemeriksaan.

"Hey Leehan.. kau baik-baik saja?"

Sampai Gyuvin datang. Leehan sempat membalas pesan Gyuvin yang bertanya tentang Taesan. Sebagai teman dekat Taesan yang mengetahui banyak tentang mereka, Leehan memutuskan untuk menceritakan apa yang baru saja terjadi.

"Aku.. tidak tahu lagi.." Leehan kembali menutupi wajahnya yang kacau itu.

Gyuvin kemudian ikut duduk di sebelah Leehan. Ia bersikap sebisanya menenangkan Leehan yang tidak henti-hentinya menangis. Di tengah heningnya lorong rumah sakit. Leehan tidak bisa berhenti memikirkan skenario terburuk yang akan terjadi setelah ini.

"Taesan akan baik-baik saja, percaya padanya"

"Ini salahku.."

"..." Gyuvin hanya terdiam. Kalau mau berpikir dengan logis, keduanya memang sama-sama salah. Mereka membuat segalanya sangat rumit. Padahal jawabannya ada di depan mata mereka dan itu sangat jelas. Lagi-lagi, Gyuvin tidak berhak untuk menghakimi.

"Semalam Taesan menghubungiku..." Mendengar perkataan Gyuvin, Leehan dengan cepat menoleh ke arahnya.

"... He confessed, didn't he?" Leehan mengangguk.

"Hhh.. Lalu apa yang akan kau lakukan?"

"Aku sudah mengatakannya, aku tidak bisa memilih. I love both of them, Gyuvin.."

"Leehan, kau tidak bisa mencintai dua orang disaat bersamaan. Sekarang pikirkan lagi, siapa yang paling akan membuatmu hancur kalau kau tidak bisa lagi melihatnya?"

"..." Perkataan Gyuvin membuat Leehan tertampar. Ia kemudian memikirkan dengan serius pertanyan Gyuvin.

Bersamaan dengan keheningan yang kembali terjadi. Ruang pemeriksaan itu terbuka, menampilkan dokter dan beberapa perawat yang sudah selesai melakukan tugasnya. Leehan dan Gyuvin berdiri untuk berbicara dengan dokter yang keluar dengan ekspresi lega.

"Jadi, siapa wali dari Han Taesan?"

"Hm, ya aku. Orang tuanya sedang berada di luar negeri, jadi tidak bisa langsung datang" Jelas Leehan.

"Baiklah, Taesan mengalami hipotermia dan suhu tubuhnya menurun drastis. Sepertinya dia berendam dalam waktu yang tidak wajar. Untung sekarang, pastikan tubuhnya agar tetap hangat agar suhu tubuhnya kembali normal"

Secret Tension | TaesHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang