Chapter 13 - Old Friend

886 63 11
                                    


Keesokan paginya, Leehan pulang ke rumahnya. Ia membongkar seluruh kamarnya seperti mencari sesuatu. Sesuatu yang bisa menjawab rasa penasarannya. Ia yakin pernah mendengar atau membaca nama 'Taesan' sebelumnya. Tapi ingatannya benar-benar kacau. Ia tidak bisa mengingat apapun.

Seluruh kamarnya berantakan, ia membuang barang-barangnya ke lantai. Mengosongkan setiap tempat penyimpanan yang ada disana. Suara berisik yang berasal dari kamarnya itu menarik perhatian seisi rumah. Orang tuanya datang dan menghentikan Leehan yang seperti orang gila.

"Leehan stop! Apa yang kau lakukan sekarang??"

"Aku tahu kalian menyembunyikan sesuatu dari Leehan. Kenapa kalian tidak pernah memberitahuku?"

"Apa maksudmu? Tenanglah dulu dan bicara pelan-pelan.." Sang ibu mengajak Leehan duduk di pinggir kasurnya. Menenangkannya sejenak.

"Taesan."

"Taesan? Siapa Taesan? Apa kau ingat sesuatu?"

"Hentikan semuanya, aku sudah bertemu dengannya. Kenapa kalian menyembunyikan soal Taesan dariku. Dia juga berhak tahu apa yang terjadi denganku."

"Hentikan semua omong kosong itu. Jangan percaya apapun yang dikatakan Taesan. Ini semua demi kebaikanmu."

"Leehan, ayah benar. Tolong dengarkan, kita melakukan semua ini untuk melindungimu. Kita tidak ingin kejadian 2 tahun yang lalu terjadi lagi."

"Sebenarnya apa yang terjadi denganku. Kecelakan itu bukan salah Taesan. Kenapa kalian membencinya?"

"...." Kedua orang tua Leehan tampak terdiam sejenak mendengar perkataan Leehan.

"Oke, kalau kalian tidak akan bicara. Aku akan tanya Taesan. Dan aku sudah memutuskan akan tinggal bersamanya mulai sekarang."

"Apa?? Leehan.. apa yang kau lakukan?"

Leehan berdiri dan memasukkan beberapa baju ke kopernya tanpa peduli bagaimana ibunya menangis dan memintanya untuk tidak pergi. Leehan tidak ingin mendengarnya. Ia tetap bersikeras memasukkan barang-barangnya. Sampai ayahnya murka. Menampar wajahnya lumayan keras. Leehan mematung memegang pipi sebelah kanannya yang masih terasa panas bekas tamparan itu.

"Siapa yang mengizinkanmu pergi dari rumah ini. Kau dilarang meninggalkan rumah sampai kau sadar kesalahanmu. Diam di kamar dan renungkan perbuatanmu." Setelahnya kedua orang tua Leehan pergi meninggalkan kamarnya.

Leehan terduduk di lantai dengan tatapan kosongnya. Ia menangis hebat. Ia berbaring diantara tumpukan baju-bajunya yang kembali berantakan. Lalu ia teringat tentang teman lama yang masih sering ia hubungi sampai sekarang.

"Hey, kak. Bagaimana kabarmu?"

"Kenapa suaramu serak? Apa kau baik-baik saja?"

"Bantu aku kabur dari rumah kak?"

"Apa kau membuat masalah lagi?"

"... aku membolos orientasi, hehe."

"Leehan kau serius? Ck ck.."

"Nanti ku ceritakan. Jemput aku di tempat biasa. Please???"

Setelah mendapatkan kesepakatan, Leehan kemudian menjalankan aksi kaburnya yang merupakan bukan pertama kalinya. Ia beruntung punya teman yang bisa diandalkan. Leehan keluar melalui jendela kamar dan berjalan di pinggiran atapnya sampai menuju halaman belakang. Ia memperhatikan sekitar yang tampak sepi lalu melompat ke bawah. Pergi keluar lewat pintu rahasia yang ia buat sendiri dengan alat seadanya itu.

Setelah kecelakaan yang menimpanya, kedua orang tuanya menjadi over protektif dan tidak membiarkannya keluar. Dia harus menjalani home schooling dan jika ingin keluar selalu ada pengawal yang menemaninya. Jadi dari sana ide membuat pintu rahasia untuk kabur bermula. Dan dia beruntung selalu ada orang yang selalu membantunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret Tension | TaesHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang