bab 30

40 7 0
                                    

Bab 30

"Kamu tenang aja, biar aku yang urus. "

Cewe ga seharusnya buang energy buat selalu bertanggung jawab kalo ada masalah. Dan itu membuat vianka selalu bergantung padanya.
Kharismatik,jenius, dan pemikir yang handal.

"Maafin aku, cuma jadi beban kamu. Kamu ga perlu capek capek kak vir-"

"Ada tugasmu. " Ucap virly.

"Apa?" Tanya vianka.

"Wadahi kentut aku yang ketinggalan dikelas. "

Plak! Vianka reflek menampar lengan cowo itu.

"Aku yang ngurus, percaya sama aku, " Meraih kedua tangan vianka, lalu perlahan melepaskannya. Virly tidak bisa lama lama berinteraksi dengan vianka, tidak baik buat kesehatan jantungnya.

Virly mempercepat langkah, mengklarifikasi masalah.

***

"Kak vir? Kak? Kak vir? vir?!!! "

Virly tidak perlu repot repot menoleh kebelakang, menanggapi gadis tantrum disetiap harinya.

"Aku kecewa sama kamu," Maura mempercepat langkahnya untuk berjajar dengan virly. Ingin rasanya mencakar wajah virly yang menyebalkan itu.

"Apa? " Responnya cuek.

"Kamu suka sama vianka? " Tuduh nya. Cewe itu dengan angkuh menyilanhkan tangan didada. Mengangkat dagunya hingga setara.

"Kenapa kamu tanya seperti itu? "

"Kamu belain dia, didepan umum!" Maura memanas, virly tidak berpihak dengannya. Selalu menjadi garda kedepan buat vianka.

"Kamu suka kan?! Bucket bunga yang ada dikolong meja itu buat vianka pas pelantikan kan. Segitu effort nya... "

"Kenapa kamu mau tau? "

"Ya aku pengen tau aja, ga boleh? "

"Vianka udah punya pacar, tidak ada hak untuk mencintai milik orang lain. " Sanggah virly.

"Kalo vianka putus, kamu bakalan gantiin peran cowonya? "

" Mungkin, " Ucap virly sebelum meninggalkan kakinya pergi.

Maura masih menganga tidak percaya.

***

"Nad, aku mau ngomong sama kamu. " Ucap vianka disela sela ruang kelas. Mencoba berdamai, tapi nadlyne seolah olah tidak sudi memaafkan.

Nadlyne pindah ke mana lain, cowo itu pura pura membaca buku.

"Nad, ayolah. Aku mau minta maaf, yang sebenarnya aku juga tidak tau kesalahanku apa."

"Salah kamu banyak! " Nadlyne melempar buku tepat didepan vianka.

"Nad, aku bicara baik baik. Tidak seharusnya respon kamu kasar kayak gini. "

"Sok sok an."

"Kalo cuma masalah jeano, aku nolak dia Nad. Dan aku membatasi interaksi dengannya lagi. "

"Atau masalah ketua OSIS, kamu mau Maura kan yang menang kan. Dalam pemilihan menang kalah itu sudah menjadi hal lumrah. " Ucap vianka yang mati matian merendahkan suaranya.

"Nad." Vianka mendekati cewe itu yang terus terusan menghindari seolah tidak mau menatap wajah vianka. Penuh amarah dan kebencian.

"Pergi! " Usur nadlyne.

"Oke." Vianka mundur.

"Fio, boleh aku duduk disini. "

Fiona bangkit dari kursinya, "maaf via aku lagi pengen sendiri. "

Kadang berada di situasi sangat FAKE.

Semua orang membencinya. Menyudutkan dan meninggal kan nya seorang diri.
Vianak bertanya apa salah dia? Mungkin jika mereka mau mengatakan vianka bisa mengoreksi diri. Tapi seolah mereka membisu.

"Aden pingsan, " Ucap salah satu siswa dengan keadaan berlari, cowo itu dengan cepat mengambil tas aden.

"Dimana? "

"Sekarang di UKS. "

"Bagimana keadaannya sekarang? " Tanya nadlyne panik.

"Tubuhnya lebam lebam seperti habis dipukuli, hidungnya mengeluarkan darah. " Cowo itu langsung menghilang dibalik pintu.

"Pasti ulah dia lagi, " Ucap jessica marah. Menyipitkan matanya, memincing sebuah objek yang dari tadi diam canggung.

Vianka itu perasa, cewe itu menatap balik jessica.

"Lo itu sumber dari semua masalah. " Tunjuk nya tepat dimuka vianka. Jessica mendorong vianka ke tembok sudut pojok. Menatap matanya beringas, seolah ingin memakannya hidup hidup.

"Gara gara lo, kita semua kena imbasnya! "

Cuih!

Vianka diludahi.

***
Maura dan mauren

***Maura dan mauren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aden nugraha

Cristian jeano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cristian jeano

Cristian jeano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RAVINDRA (second choice) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang