Pertama dan terakhir. Ini mungkin akan menjadi malam yang mengesankan sekaligus mendebarkan. Melihat bintang-bintang berpencar dan saling bersinar, berlarian, berpindah tempat, dan sekadar menari-nari di langit malam yang gulita.
Malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh Venus. Mengapa? Acara Dinatalis di panti asuhan akan dirayakan tepat malam ini.
Bersama Prada, mereka berdua mengenakan pakaian yang sangat rapih, celana hitam panjang, berkemeja biru, dan berjas lengkap dengan dasi kupu-kupunya.
“Wiihhh…. Keren amat nih aku.” Celoteh Prada membanggakan penampilannya sendiri di depan kaca mobil.
Mereka sudah sampai di panti asuhan.
“Kita harus bagi tugas, Prad. Aku harus tampil professional di sini.” Lirih Venus pada Prada sebelum masuk ke dalam panti.
“Baiklah.”
“Saat acara dimulai, Bibi Ana mungkin akan memberikan sambutan pembuka di podium. Semua orang pasti akan tertuju padanya. Di situ kesempatan kamu buat masuk menyelinap ke ruangan kerja Bibi Ana.” Perintah Venus dengan suara lirih tetapi serius.
Prada mengangguk, “Akan aku pastikan semuanya aman.” Ucapnya sambil mengangkat satu jempol.
Semakin malam, semakin banyak tamu berdatangan. Namun, Venus sama sekali tak melihat anak-anak di sini. Pikirnya, ke mana dia menyembunyikan anak-anak. Bukankah seharusnya anak-anak berada di sini untuk ikut bersama merayakan.
Hal itu tentu membuat Venus bertanya-tanya, sebab dulu saat dia masih berada di tempat ini, setiap kali ada acara Disnatalis, seluruh anak-anak diikutsertakan untuk menyaksikan meriahnya acara ini. Namun, mengapa sekarang tidak ada satu pun anak-anak?
“Anak-anak ke mana? Kok mereka tidak ada di aula?” Ujar Venus mengernyitkan dahi.
“Aku tadi melihatnya di ruang sebelah. Aku juga heran kenapa anak-anak tidak diikutsertakan di sini.” Timpal Prada.
***
Venus dan Prada langsung menyambangi ruangan sebelah sebelum acara dimulai. Bukan apa-apa? Venus hanya ingin melihat keadaan anak-anak di sini dan memastikan mereka baik-baik saja.
“Hallo semuanya!” Sapanya pada anak-anak yang sedang bermain di ruangan sebelah. Ruangan tersebut didesain dengan baik.
Untuk menghiburnya, Venus dan Prada sengaja membawakan mereka makanan ringan yang sudah dibungkus dengan cantik. Sontak, anak-anak langsung bersorak-sorai bergembira.
***
Acara akan segera dimulai. Venus kembali ke Aula dan meninggalkan Prada bersama anak-anak di sini.
“Prad, kamu tetap di sini. Nanti aku kabari kamu lewat WA.” Tuturnya lalu pergi. Prada mengangguk.
Pembawa acara mulai membuka acara malam hari ini dengan meriah. Tampak sekali tamu-tamu undangan cukup antusias dan gembira. Sebenarnya apa sih tujuan dari acara ini?
Sedari dulu Venus tak mengerti apa tujuan dari diadakannya acara ini. Acara yang tidak bermutu dan hanya membuang-buang waktu saja. Ini semua hanya naskah sandiwara Bibi Ana untuk menarik perhatian banyak orang, dia membuat acara alih-alih menjual nama anak-anak dengan dalih pendidikan dan pengelolaan panti asuhan yang lebih baik.
Bodohnya, semua orang yang hadir di tempat ini tak pernah berpikir panjang tentang apa yang dikatakan oleh wanita tua itu. Benar atau tidaknya, orang-orang sama sekali tidak memperdulikan.
Tiba saatnya sambutan, pembawa acara mempersilakan Bibi Ana untuk naik ke podium dan memberikan sepatah dua patah untuk disampaikan kepada para tamu.
“Selamat malam hadirin semua. Para tamu undangan yang saya hormati. Terima kasih karena sudah meringankan langkahnya untuk menghadiri acara ini dengan suka cita.” Ucapan pembuka Bibi Ana dibarengi tepukan tangan dari para tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panti Asuhan Venus [TAMAT]
Ficção GeralPenderitaan yang diterima anak-anak di sebuah panti asuhan cukup membuat mereka trauma untuk menjalani hidup. Peristiwa menyakitkan, menyayat, dan penuh air mata selalu mereka lihat setiap hari. Venus, salah satu anak yang berhasil keluar dari pende...