*
*
*
*
*
Akhir pekan pun tiba, Rakha berjalan-jalan bersama tunangan-nya. Mereka pergi ke taman bermain dan menghabiskan waktu berdua.
Saat sedang duduk, ia melihat smartphonenya, ada satu motif di ponselnya. Itu pesan dari Vanya, dia mengabaikan pesannya dan mematikan hp-nya.Setelah selesai berkencan dengan pacarnya, Rakha kembali pulang dan menghidupkan kembali smartphone miliknya. Ia melihat ada 15 pesan beruntun dari Vanya.
Vanya tantrum
"Rakha, lo di mana?"
"Lo sibuk gak?"
"Angel lagi galau njir."
"Bisa tolong hibur dia?"
"Lo gak kasihan lihat dia?"
"Dia gitu kan karena lo, tolol."
"Woy jawab anj."
"Lo di mana sih?"
"Lagi ama pacar lo yang posesif itu ya?"
"Hp lo disita dia?"
"Lo kemaren pacaran di uks kan?"
"Gue mau cerita, anjing."
"Kalo lo bisa temeni dia sekarang, gue bakal cerita semua."
"Ahh bangsat."
"Gue cape sama lo."Satu pesan terakhir, membuat Rakha berfikir apakah ia salah tindakan lagi? apakah ia menyakiti teman-temannya lagi?
Lalu, setelah itu Rakha langsung menelepon Vanya dan telepon itu dijawab oleh Vanya. Baru saja akan mengatakan sesuatu Vanya sudah berteriak duluan.
"Apa lo? gue gak butuh lo lagi. Ngapain lo nelpon gue, kita kan bukan teman lagi. Lo itu egois Ka dan gak pernah berfikir kalo mau bertindak. Sudah ya, gue sibuk." Vanya mematikan telepon itu, Rakha langsung merasa bersalah dan merenungi kesalahannya.
Lalu Rakha menelpon Bianca dan mengajak cewek itu untuk pergi ke cafe.
"Kita bisa bicara gak?" tanya Rakha ketika telfonnya di angkat.
"Enggak, gue sibuk. Bukannya lo lagi sibuk dengan pacar lo." kata Bianca menyindir Rakha.
"Hei, gue mohon sekali aja." Mohon Rakha.
"Dari mana lo dapetin nomor gue? bukannya lo gak kenal gue? terus kenapa lo tiba-tiba nelpon gue dan sokab sama gue? kita kan bukan teman." Bianca berbicara dengan judesnya.
"Gue dapet nomor lo dari Angel, gue udah lama nyimpen nomor lo, tapi gue gak ngirim pesan. Jadi, lo mau gak pergi sama gue?" Rakha berharap Bianca mengerti dan mau menemuinya.
"Enggak." hanya satu kata itu yang Rakha dengar.
"Sekali ini aja, gue butuh cerita dari lo tentang dia." Rakha sudah sangat putus asa sekarang.
"Rakha, lo itu sebenarnya gak salah. Cuman lo kayak ngasih harapan, babi. Sudah lah, lo kan udah punya pacar. Gue gak mau pacar lo yang posesif itu tau kita telfonan, ntar gue di teror lagi." dan setelahnya telfon di matikan sepihat oleh Bianca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Rakha [Na Jaemin]
Romance[Belum revisi] Kisah ini, kisah semasa sma yang tidak akan pernah terlupa. Awal dari garis takdir yang tak terduga, hingga akhirnya kita berada di titik tertinggi sebuah kehidupan, kematian. Kamu, Aku dan Dia. Cinta dan benci yang menjadi satu, tak...