*
*
*
*
*
Pagi itu Angel datang ke sekolah, ketika melewati koridor banyak orang berbisik tentangnya. Angel merasa risih karena, ia tidak tau apa yang salah darinya. Saat sampai di kelas ternyata sudah ada Vanya dan Bianca yang menunggunya, lalu Bianca langsung mendekat kearah Angel.
"Lo gapapa yang?"
"Emangnya ada apa sih kok mereka pada gak suka gitu sama aku."
"Itu soal kemaren, ingatkan?" ucap Vanya. Lalu Angel terdiam mengingat kejadian kemarin.
"Mereka nggak suka lihat lu deket dengan Bian, karena gak cocok katanya."
Setelah membahas masalah kemarin, mereka pun berpisah dan kembali ke kelas masing-masing. Saat di kelas, Bianca langsung menghampiri Bian yang sedang duduk diam di kursinya.
"Lihat, kelakuan lo kemarin, buat satu sekolah jadi benci Angel anjing!!!" Bianca langsung memaki Bian tanpa permisi.
"Biarin, gak peduli." Uh rasa ingin menampar mulutnya.
"Goblok, sampe Angel di bully sama fans lo, gue potong masdep lo," ucap Bianca mengancam.
Di sisi lain, di kelas Vanya. Rakha terus saja menyerang Vanya dengan berbagai pertanyaan.
"Kok bisa ada rumor itu? Angel suka Bian? Bian suka Angel? Mereka saling suk-"
Plak!!!
belum selesai Rakha berucap, ia sudah di tampar untuk kesekian kalinya oleh Vanya.
"Diam, gak usah buat gue pusing." Mendengar itu Rakha terdiam dan kembali ke tempat duduknya.
Guru masuk dan pelajaran pun dimulai. Saat istirahat Vanya bergegas ke kelas Angel dan sebisa mungkin menghindari Rakha. Suasana di kantin semakin berisik karena banyak anak-anak yang berbisik tentang Angel.
Dengan tiba-tiba, Bian menghampiri Angel dan duduk tepat di sebelah Angel.
"Lo jangan buat Angel kepojok, babi!!!" Bianca kesal karena kelakuan Bian semakin membuat Angel merasa di pojokkan.
"Yang berani ngomongin dia, temui gue!!!" Dengan lantangnya Bian berkata dan itu membuat semuanya terdiam tak terkecuali Angel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Rakha [Na Jaemin]
Romance[Belum revisi] Kisah ini, kisah semasa sma yang tidak akan pernah terlupa. Awal dari garis takdir yang tak terduga, hingga akhirnya kita berada di titik tertinggi sebuah kehidupan, kematian. Kamu, Aku dan Dia. Cinta dan benci yang menjadi satu, tak...