T'emaram, seperti hatinya

81 60 60
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

*

*

*

Keesokan paginya Rakha pergi ke sekolah. Ia langsung menghampiri Vanya dan duduk di sebelahnya, ia terus tersenyum kepada Vanya. Vanya yang melihatnya itu merasa risih dan jijik. Ia menampar pipi Rakha dengan sedikit keras.

Plak!!!

"Apaan sih Ka? jijik bangsat lihatnya." Vanya gak suka jika Rakha bersikap berlebihan tapi ia senang jika Rakha begitu, ah entah lah gak ngerti.

"Gak ada cuman lagi senang aja," ucap Rakha dengan sumringah.

"Hus hus sana balik ke tempat duduk lo!!!" usir Vanya dengan sedikit mendorong-dorong Rakha agar menjauh.

"Oke." Rakha pun kembali ke tempat duduknya.

Ia duduk dengan tenang di sana tapi masih dengan wajah yang sangat sumringah. Saat guru sedang menjelaskan, Rakha terus saja menjahilinya, melemparkan kertas atau tutup pena ke arahnya. Vanya yang kesal pun seketika berdiri dan langsung menghampiri Rakha. Ia memarahinya, membuat atensi satu kelas menjadi mengarah ke mereka.

"Ada apa disana? kenapa ribut ribut?" Sang guru bertanya dengan nada lembutnya.

"Ini Bu, Rakha ngusilin saya," ucap Vanya dengan nada mengadunya.

"Rakha jangan seperti itu nak, Vanya ayo kembali ke tempat dudukmu." Vanya pun kembali duduk ke tempatnya, ia masih sangat kesal dengan Rakha.

Saat jam pelajaran kedua, guru yang mengajar tidak masuk dikarenakan sedang sakit jadilah mereka jamkos. Saat jamkos, anak-anak di kelas ada yang main, ada yang pacaran, ada juga yang tiktok-kan, suasana kelas terasa sangat ribut. Lalu, saat itu Vanya merasa di sebelahnya ada seseorang yang mendatanginya. Ia menoleh ke arah kiri dan terkejut karena di depannya sudah ada Rakha.

"Apa!!?"

"Gue mau cerita," ucap Rakha dengan memelas.

"Cerita tentang apa? kalo itu tentang kebucinan lo dengan pacar lo, enyah dari sini," kata Vanya dengan nada mengancam.

"Gak bukan itu, tapi ini tentang ya ...  tentang dia sih, tapi gue udah muak dengan sikap dia." Vanya langsung menatap Rakha.

"Kok baru sekarang muaknya, kenapa nggak dari dulu??" ucap Vanya dengan nada menyindirnya.

"Jadi lo nggak setuju gue sama dia," kata Rakha sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Enggak, ngapain setuju sama bebek kayak dia." Dengan wajah datar, Vanya menatap Rakha.

"Eh nanti temennya dengar, ntar lo di labrak lagi hahaha." Mereka tertawa karena candaan kecil itu.

"Ih ngerinya, takut deh," ucap Vanya dengan ekspresi takut yang di buat-buat.

 Dear Rakha [Na Jaemin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang