BAB 5

56 14 1
                                    

"Anna, apa yang ingin kau bicarakan? Mengapa kau menangis?".

Seketika Anna terkejut mendapati dirinya yang masih berada dihadapan Elias.

"Apa itu tadi? Apakah penglihatan tentang masa depan?".

Perlahan Anna mengusap airmata yang iapun tak tahu mengapa airmatanya menetes.

"Ah, tidak ada apa-apa Tuan."

Kala itu Elias memandangi Anna dengan wajah datar, meskipun sebenarnya ia sedikit penasaran.

"Baiklah, ayo kembali hari semakin gelap."

"Tuan?".

Seketika Anna terkejut melihat darah segar mengalir dari hidung Elias hingga menutupi sebagian bibirnya.

Dengan cepat Elias menyingkapnya menggunakan jubah hitam yang dikenakannya. Namun, darah itu  tak berhenti menetes.

"Tuan, apa yang terjadi? Apakah anda sakit?".

Ujar Anna seraya membantu Elias membersihkan darah itu menggunakan sapu tangan miliknya,  yang dahulu ditinggalkan seorang dukun bayi saat membuangnya kehutan.

"Aku tidak apa-apa, mungkin karena aku terlalu sering menggunakan kekuatanku."

Sahut Elias sehingga keadaan yang getir itu seakan lenyap.

Anna tahu, Tuannya adalah orang yang kuat, selama ini ia selalu melihat Elias menggunakan sihirnya dengan hebat seakan itu hal yang tak mungkin.

"Apakah tuan membawaku kembali kesini? Kemasa lalu? Apakah penglihatan yang ada dibayanganku barusan sebenarnya bukan sekedar khayalanku?".

Dengan wajar dingin, Elias tak mengeluarkan sepatah katapun, seakan ia tak peduli, sembari mengusap hidungnya yang kini telah bersih seolah tak pernah ada noda disana.

"Elias, bukankah telah ku peringatkan padamu seratus tahun yang lalu, jangan pernah kau berani mendahului kuasaku, kau tidak boleh mengambil suara ataupun nyawa manusia, jangan pernah kau melakukan hal diluar kehendakku.
Membawa Anna kembali adalah sebuah peringatan terakhir dariku, kuharap kau camkan kata-kataku!".

Suara itu mendengungkan telinga Elias hingga ia kesakitan. Ia tak menyangka sang dewi kembali murka padanya.

"Tuan, kumohon jawablah".

Anna menarik ujung jubah yang berada dipergelangan tangan Elias, sehingga ia terperanjat dan telinganya yang sakit kini kembali seperti biasa.

"Anna percayalah padaku, Bukankah aku tak pernah berbohong padamu?".

Mendengar perkataan itu, Anna melepaskan jari yang memegang ujung jubah Elias

"Benar Tuan, maafkan saya."

Mereka kembali berjalan beriringan, namun Anna masih memikirkan kejadian nyata yang baru terjadi padanya.

Perlahan ia melirik Elias yang tampak sama seperti sebelumnya, datar,dingin dan tanpa ekspresi.

Anna mengingat wajah Elias yang sedih karena ditinggalkan dirinya, hal itu membuat Anna merasa bersalah walaupun itu sekadar khayalan ataupun sebuah mimpi.

"Tuan, apakah anda mendapatkan hewan yang sebelumnya kita makan itu disebuah genangan air yang besar? Mereka melompat dan berenang disana."

Ucapan itu membuat Elias menghentikan langkahnya.

"Bagaimana kau tahu? Bukankah itu tempat yang sangat jauh?".

"Aku tahu itu dari mimpiku semalam."

Seperti biasa, Anna tertawa dan ia kembali ceria.

"Hewan itu namanya ikan, apakah kau menyukai rasanya?".

Elias merasa lega karena Anna kembali menjadi dirinya, meski ia tahu Anna telah mengulang waktu.

Sembari menggelengkan kepala, Anna berkata. "Tidak tuan, aku membeci ikan, rasanya seperti lumpur. Lebih baik aku makan rumput jika harus disuruh memilih."

Anna terkekeh seraya meneruskan perjalanan ke gubuk kecil yang selama ini menjadi rumah baginya.
Tempat itu selalu melindungi ia dari berbagai cuaca dan binatang buas.

"Anna, kau tidak boleh bepergian terlalu jauh lagi, karena hutan ini berbahaya, apapun yang kau inginkan katakanlah padaku, aku akan memberikannya padamu."

Seketika Anna menghentikan langkahnya seraya mengingat pria yang tempo hari mereka tolong, membuat Anna bergidik ngeri, dalam hati ia berjanji tidak akan berurusan dengan siapapun lagi selain Elias.

"Tidak Tuan, Saya tidak ingin terus merepotkan anda, dan saya tidak akan meraih hal yang sulit saya dapatkan."

Sahut Anna, ia takut kejadian akan mimpinya terulang kembali,
Ia berjanji tidak akan meminta apapun lagi pada Elias.

Baginya Elias adalah seorang pahlawan dan Tuan yang akan ia hormati seumur hidupnya, meski ia tak tahu bagaimana cara membalaskan kebaikan Elias yang selama ini terus membantunya, yang tak peduli dengan tampangnya yang buruk rupa.

____________________________________

Kalau rame lanjut, kalau gak update sesuai mood 🗿

pecintasenjamu

Elias (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang