undies.

183 24 3
                                    

⚠ explicit content, minor (-18) strictly do not interact!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

explicit content, minor (-18) strictly do not interact!

.
.
.
.
.
.
.

erangan bosan memenuhi ruangan. sang raja siang sudah menaiki tahtanya, namun disinilah kamu, hanya berdiam diri dengan kemalasan yang tengah menggerogoti semangatmu. setelah sarapan bersama, kamu tidak lagi keluar dari kamar. alasannya cukup sederhana, kamu tidak ingin berpapasan dengan sukuna. masih segar diingatanmu, tatkala keempat netra merah darahnya itu berfokus kepadamu, saat tengah mengunyah makanan dalam diam. tentu kamu tau itu, saat matamu tanpa sengaja melirik ke arah sang raja. mendapati tatapan kalian saling bersinggungan, kamu memutus kontak terlebih dahulu dengan rona merah yang perlahan mewarnai pipi.

hal itu tak luput pula dari kelima pasang mata yang menatapmu dengan berbagai ekspresi. bahkan ada yang terang-terangan menatap dengan benci. mengetahui hal tersebut, rona merahmu perlahan memudar, berganti dengan rasa gugup. kamu kembali mengingatkan dirimu sendiri, kalau di harem ini, kamu tidak boleh memiliki musuh.

"ah ... aku bosan."

kamu mendesah pelan. hari ini, para pelayan tengah melakukan bersih-bersih secara besar-besaran. hari minggu ditandai dengan hari bersih. maka jangan heran, kamu tidak menemukan satu pun pelayan di setiap lorong karena sebagian besar bertugas untuk melakukan kegiatan kebersihan. Hana, pelayan pribadimu, turut serta dalam membersihkan dan mencuci baju-bajumu. sedangkan Kirei, sedari tadi ia tak menampakkan batang hidungnya. tumben sekali.

"aku akan berjalan-jalan sebentar." gumamu dengan tekad.

kamu pun tidak ceroboh saat berjalan menyusuri lorong. karena paviliunmu berdekatan dengan ruangan milik sukuna, kamu memilih rute memutar. memakan waktu lama untukmu sampai pada tujuan, namun kamu tak memiliki pilihan lain. daripada mati kebosanan, lebih baik kamu kecapekan mengelilingi shinden zukuri ini.

sepanjang perjalanan, pikiranmu melayang pada acara sarapan pagi tadi. bagaimana sukuna menatapmu, dan bagaimana ia sesekali bertanya kepada selirnya, hanya untuk mendistraksi mereka agar tak menatapmu dengan tatapan tak suka, semua itu terasa nyata. kamu semakin dibuat bingung, bukankah perlakuannya terlalu berlebihan? atau mungkin hanya perasaanmu saja?

beberapa kali dirimu berpapasan dengan pelayan, membuat mereka tersentak dan kelabakan untuk sekedar memberi salam. netramu mengerjap, lalu mengangguk dan mempersilahkan mereka meneruskan kegiatannya. helaan nafas keluar sebagai bentuk rasa frustasi, menyadari bahwa jalan yang kamu lewati ternyata buntu. sepertinya, kamu tersesat.

"Astaga ... rumah ini besar sekali!" kamu menggerutu pelan, sebelum akhirnya berbalik untuk mencari alternatif jalan.

Kamu pun kembali berjalan, melewati taman kecil yang hanya menjadi pemandangan pada satu ruangan. ruangan raja. bulu kudukmu sontak meremang, ingin berbalik namun rasanya terlalu lelah untuk kembali mencari jalan. alhasil, kamu pun hanya bisa mempercepat langkahku, mengabaikan rasa tak nyaman akan dugaan dua pasang mata tajam yang menatapmu terbirit-birit.

under red moon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang