setelah insiden pakaian dalam yang hilang, kini kamu kembali dihadapkan pada masalah baru. hal ini bermula ketika Hana, pelayanmu, datang untuk mengantarkan sebuah surat yang ditujukan untukmu. tentu, kebingungan mulai melanda. selama kamu hidup, kamu tidak memiliki seorang terdekat kecuali adik laki-lakimu. bahkan wanita yang kerap dipanggil ibu pun, kini menghilang bak ditelan bumi. meski begitu, kamu pada akhirnya menerima dan membuka surat itu dengan ragu. benar saja, surat ini ditulis oleh adik laki-lakimu yang tengah merantau. tak dapat dihitung berapa lama kamu merindukan sosoknya yang baik dan perhatian. di dunia yang sepi dan gelap, hanya adik laki-lakimu lah yang merengkuh kekuranganmu.
untuk (name) onee-chan,
dari Daichi Edo.apa kabar, onee-chan? aku harap onee-chan baik-baik saja dan tetap sehat. maaf, aku baru mengirimu surat. akhir-akhir ini, aku sibuk dengan perserikatan dagang. ada banyak barang dan ekspor yang harus ditangani. maaf, aku baru saja mendapat kabar kalau kau menikah. selamat menikah, kakakku sayang! aku tau bahwa pernikahan ini hanyalah sebuah transaksi, tapi aku yakin bahwa kakakku adalah seorang yang tangguh.
beberapa hari belakangan, desa ini terkena sebuah wabah penyakit misterius. banyak warga terjangkit wabah tersebut, dan tak sedikit juga yang mati. meski sudah mendapat penanganan dari kelompok tabib kerajaan, namun beberapa orang termasuk aku belum menerima bantuan sama sekali. lavender biru sangat susah dicari, namun kelompok tabib akan berusaha mencarikannya di pulau sebrang.
aku tidak apa-apa, sejauh ini aku masih bisa bergerak. kakak, tolong jaga kesehatanmu.
salam sayang,
Daichi Edo.Seusai membaca surat kecil tersebut, hatimu justru semakin gusar. kamu sangat jarang menerima surat kabar dari Daichi, terlebih dia adalah seorang buruh dagang yang dibutuhkan banyak orang. mendengar bahwa adik satu-satunya jatuh sakit, tentu membuatmu kepalang panik dan khawatir. kamu menghela nafas berat, memijat sisi dahimu dengan pelan untuk menetralkan rasa pusing yang melanda. ditengah kecemasan yang kamu alami, sekelebat ingatan membuatmu tersentak.
bunga lavender biru, itu adalah bunga yang sama yang ia temukan di taman milik tuan ryomen.
seketika batinmu berperang satu sama lain. otakmu memerintahkanmu untuk tidak pergi ke sana, sedangkan hatimu telah berteriak melakukan apapun hanya untuk dua-tiga tangkai lavender biru. kamu menelan ludahmu dengan gugup, menatap ke arah luar dari balik jendela dimana matahari hampir merosot dari peraduannya.
ryomen sukuna, rajanya hanya punya waktu sampai hari ini sebelum beliau pergi untuk berekspedisi ke suatu tempat. tidak diketahui sampai kapan ia akan kembali dan kamu tak bisa ambil resiko jika suamimu itu akan sangat lama di sana.
"Hana, apa kamu di sana?"
"Saya di sini, nyonya."
Hana muncul setelah menggeser pintu berbahan kayu tersebut dan masuk ke ruangan. gadis itu duduk bersimpuh sebelum memberi salam. kamu berdiri dari meja belajarmu, kemudian melihat bayangmu di cermin. baiklah! kesempatan ini hanya datang hingga fajar menyingsing. tuan ryomen tentu tidak bisa diganggu ketika gelap sudah mendominasi dunia.
"persiapkan diriku. hari ini aku ingin mengunjungi tuan ryomen."
ayo kita hadapi si raksasa bertangan empat itu!
***
uraume mendesah sebal tatkala mendengar kabar bahwa kamu akan pergi menemui tuannya. bukan tanpa sebab uraume menjadi jengkel dengan kelakuanmu yang terbilang cukup berani. menyambangi sang raja langsung ke ruangannya, sama saja dengan bunuh diri dengan cara paling mengerikan. meski begitu disisi lain, uraume juga terkejut dengan tuan yang telah ia layani selama beribu tahun. siapapun yang berani mengunjunginya, akan berakhir menjadi daging cincang, atau hanya tersisa tulang belulang saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
under red moon.
Fanfictiontrueform!sukuna x fem!reader (Heian era). seharusnya, kamu hanyalah seorang selir yang berkewajiban melayani dan melahirkan. seiring berjalannya waktu, kamu mulai mempertanyakan perihal perilakunya terhadapmu yang sangat berbeda dari apa yang sudah...