1 | Pandangan Pertama

41 24 47
                                    

Aku, Alexandria Kalea Diantharatu, bisa diakui sebagai anak yang peduli, nekat, kuat, pelupa dan berani. Kalian mungkin tidak percaya aku orang yang seperti itu, karena sesungguhnya aku sendiri juga masih bingung dengan kepribadianku ini.

Banyak dari kalian yang mengira bahwa aku bisa mengerti banyak hal dan jujur aku sendiri bisa akui bahwa hal itu memang benar. Namun ada 1 hal yang tidak pernah bisa aku mengerti, yaitu diriku sendiri. Lucu ya, aku itu terlalu banyak membuang waktu untuk memahami hal yang tidak penting sampai sampai aku sendiri tidak sempat untuk memahami diriku sendiri.

Memangnya ada ya orang yang bisa membuatku introspeksi agar aku paham dan mengerti diriku sendiri? Aku terlalu cuek akan banyak hal sehingga aku tidak taua ap aitu introspeksi diri? Sudah bertahun tahun aku memikirkan hal itu, tapi tidak terlintas 1 hal apapun di otakku untuk berubah, yang aku pikirkan, untuk apa aku berubah jika ujung ujungnya sama saja, lagian ini hidupku, mau berubah atau tidak ya terserahku.

Sekarang aku sudah berusia 16 tahun yang berarti aku sudah hampir dewasa. Aku sudah bisa mengerti banyak hal dan juga aku bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Terakhir papa Arkatama bilang padaku bahwa dia tidak akan lama pergi ke Jakarta, tapi ini sudah 4 tahun dan dia belum kunjung balik ke Bandung.

Apakah dia dan Aksara baik baik saja? Aku jadi khawatir karena mereka tidak pernah mengabari lewat ponselku, tapi seharusnya mereka baik- baik saja.

"Kalea, sini dulu mama mau bicara denganmu," panggil mamaku dari luar kamar.

Aku pun berjalan keluar kamar dan berlari ke arah sumber suara dengan wajah yang pucat dan panik.

"Iya ma ada apa? Aku ada salah? Maaf ma," sesalku sambil menundukkan kepala.

Selama aku ditinggal papa Arkatama dan Aksara, aku selalu jadi pelampiasan amarah mamaku, aku selalu dikekang ini itu, dimarahi tanpa alasan yang jelas, dipaksa ini itu tapi aku tidak pernah bisa menolak karena aku ingat pesan alm papaku dulu, katanya "Kalea, kalau mama atau papamu marah padamu itu pasti ada alasannya untuk mendidikmu menjadi anak yang benar, jadi kamu juga harus mengerti ya nak." Kata kata itu selalu terlintas di benakku tiap kali mama marah atau menuduhku sembarangan. Aku berusaha untuk mengerti dan berdoa kepada Tuhan agar aku diberikan kesabaran, aku terkadang sedikit kesal dan sedih jika dimarahi mama, tapi aku juga tidak mau kehilangan mama. Aku rindu padamu papa.

"Tidak, kamu tidak ada salah, mama mau bicara bahwa papa Arkatama dan Aksara hari ini pulang untuk merayakkan ulang tahunmu yang ke-16," balas mamaku sambil menunjukkan pesan dari papa Arkatama yang menyatakan mereka akan kembali hari ini.

Ya hari ini tepat tanggal 26 Januari hari ulang tahunku yang ke-16, entah mereka sakit atau tersambet petir, karena tahun tahun sebelumnya saat aku ulang tahun mereka tidak pernah pulang sama sekali, bahkan merayakan ulang tahunku saja tidak, mereka hanya mengucapkannya lewat pesan di ponsel mamaku. Tapi ah sudahlah yang lalu biarlah berlalu, aku sudah tidak terlalu perduli juga dengan ulang tahunku. Aku saja sudah hampir lupa dengan ulang tahunku, aku pun lupa muka mereka seperti apa, mending sekarang saatnya aku bersiap siap untuk menjemput papa dan Aksara.

Aku memilih baju yang cocok untuk dikenakan di lemari, terlalu banyak bajuku yang berwarna hitam, terlalu gelap, jadi aku memutuskan untuk menggunakan kaos berwarna putih punya mamaku dengan ukuran hanya sampai perutku saja dan lengan terbuka. Aku merasa kurang nyaman karena tidak terbiasa menggunakan baju seperti itu, jadi aku membongkar lemari dan menemukan jaket.

Jaket tersebut milik Aksara, warnanya hitam polos hanya ada logo di bagian depan kiri dan nama logo tersebut disamping kanan, dengan tulisan "Live fast, die young --- rewriting the laws of the universe" di bagian belakang jaketnya. Aku merasa cocok jika aku memakainya lagi, jadi aku memutuskan untuk memakai jaket tersebut karena hangat dan cukup menutupi lengan dan perutku yang terlihat. Aku sudah siap jadi aku langsung bergegas menemui mama dibawah.

Sebelum Menjadi Titik ( FULL REVISI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang