5 | Pertama?

22 17 20
                                    

Mamaku sekarang sendirian dirumah, bahkan pembantu dan supirku sedang pulang kampung, jadi mamaku mungkin sudah terbiasa sendirian.

"Sudah jam 6 sore, Kalea dan Aksara kok belum pulang ya?" ucap mama khawatir sambil mengetuk jari jari di meja.

Tok tok tok...

Terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah, mama langsung membuka kan pintunya.

"Kalea, Aksara, kalian kok baru pulang jam segini, dari mana aja?"

Aku terdiam, bingung harus jawab apa, karena semua jawaban yang keluar dari mulutku pasti selalu salah, semoga Aksara bisa menjawab agar aku tidak disalahkan mama.

"Tadi Aksara ada kerja kelompok, Aksara minta Kalea temenin," balas Aksara.

"Oh, yaudah masuk sana,"

Huftt untung saja Aksara pintar berbohong hahaha.

Aku dan Aksara menaiki tangga dan masuk ke kamar masing masing, aku berniat untuk mengobati luka di kaki dan kepala yang diserang oleh geng Xelter.

/Flashback On

"Wah si Aksara bawa Kalea tuh, takut kali ya sendirian?"

"WKWK BIASALAHH"

Aku yang mendengar hal itu terpancing kesal dan langsung menghajar mereka didepan semua gengnya Aksara dan geng Xelter.

Tanpa aku sadari mereka ternyata membawa senjata tajam, saat aku hendak menghajar mereka, mereka menodongkan senjatanya kearah dahiku.

"Kalea, mundur!!" teriak Algazz, anak buah Aksara dari kejauhan.

Tiba tiba Aksara menendang punggung orang yg hendak menodongkan senjata ke aarahku dan aku terkena goresan dari satu benda tajam yang ada di jaket orang tersebut.

Kakiku berdarah, namun tidak parah, geng Xelter dan geng Aksara langsung melakukan perlawanan disana, aku tetap ikut karena menurutku hanya tergores sedikit bukanlah hal yang harus di kasihani, markas Aksara lebih penting.

/Flashback Off

***

"Lidya, ini sudah jam setengah 7, kamu boleh pulang sekarang," ujar Arkatama dengan senyuman menggoda.

"Oh iya Pak, nanti saya lagi nunggu gojek," jawab Lidya.

"Ngapain nunggu gojek, saya antar saja mau?" tawar Arkatama.

"Eh boleh Pak?"

"Ya boleh lah kan saya yang menawarkan."

"Yaudah pak boleh."

Lidya dan Arkatama menuju parkiran mobil, lalu mereka menuju ke arah rumah Lidya.

"Kamu di daerah Moh Toha kan rumahnya?" tanya Arkatama sambil menyetir mobilnya.

"Iya pak, kok tau?"

"Kan saya pegang semua data kalian, masa saya gak hafal."

"Oh iya pak hehehe."

"Kebetulan searah kok sama rumah saya, saya di Mekar Wangi."

Mereka melanjutkan perjalanannya sambil mengobrol santai dijalan.

***

Azriel yang baru pulang dari tempat tongkrongan bersama teman temannya, langsung memasang muka datar dan dingin agar tidak ditanya tanya orangtuanya.

Tidak heran jika dia bersikap seperti itu, karena kedua orangtuanya itu sangat strict terhadap Alvarez, mereka tidak bisa mempercayai teman teman Alvarez kecuali Kaneisha, karena hanya Kaneisha yang waras dari antara teman teman Alvarez yang lainnya.

Sebelum Menjadi Titik ( FULL REVISI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang