chapter 11

1K 49 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana perjamuan akan diadakan. Aula sekolah didekorasi dengan baik dan banyak pekerja berlarian kesana kemari sibuk menyiapkan minuman. Perjamuan akan segera dimulai, Yara memeriksa apakah semuanya berjalan dengan baik.

“yara, kamu terlihat lelah, istirahatlah.” Ucap Feli. “Saya bisa menangani pekerjaan di sini, Anda sudah banyak membantu.”

"Ya senior, terima kasih." Kata Yara dengan wajah pucat, dia kurang tidur tadi malam. Matanya mengamati sekeliling aula, melihat Vira masih bekerja.

Tanpa memberi tahu vira, dia meninggalkan aula dan menuju ke kantor kepala sekolah. Hari ini dia akan mendapatkan hasil ujiannya. Dia terlalu gugup untuk tidur tadi malam, jika dia tertangkap oleh Vira, mungkin dia tidak akan hidup sampai besok. Dia sampai di kantor dan mengetuk pintu, tanpa bertanya, dia langsung membuka pintu, dia ingin menyelesaikan ini secepatnya karena Vira akan curiga jika dia pergi dalam waktu lama.

"Kepala Sekolah! Saya di sini untuk mengambil hasil tes saya."

"Iya sayang, kamu membuatku takut." Kata kepala sekolah sambil memberikan map pada Yara.

"Terima kasih." tangannya gemetar saat menerima map itu, dia kemudian segera meninggalkan kantor dan lari ke kamar asrama. Dia belum berani membuka map itu, jantungnya berdebar kencang seperti akan meledak kapan saja.

Dia berlari ke kamarnya, membanting pintu dan menguncinya, tangannya yang menggigil perlahan membuka map dan mengeluarkan surat, dia menarik napas dalam-dalam dan membacanya dengan cermat. Setelah beberapa saat, dia menghela nafas dan berulang kali memeriksa surat itu untuk memastikan dia tidak melewatkan apapun.

Dia lulus ujian.

Sertifikatnya ada di folder bersama dengan hasil tesnya. Dia pergi ke kamar mandi dan mencuci wajahnya. Air dingin mengalir melalui kulitnya, memaksanya untuk menjadi dingin, dia menjernihkan pikiran dan mengingat rencananya.

Hal pertama yang harus dilakukan, dia mengeluarkan surat dan meletakkannya di meja Vira. Surat yang dia tulis untuk Vira-lah yang menjelaskan keseluruhan situasinya.

Kemudian, dia merias wajahnya yang pucat, dia memutuskan untuk menghadiri jamuan makan sebelum berangkat, dia ingin bersama Vira lebih lama lagi, setidaknya dia tidak ingin meninggalkannya sendirian di jamuan makan.

Setelah dia melakukan semuanya, dia mengeluarkan barang bawaannya yang tersembunyi dan meninggalkan ruangan, dia menuju ke gerbang sekolah dan meletakkan barang bawaannya di rumah jaga, dia sudah memberi tahu penjaga sebelumnya, penjaga akan membantunya menyimpan barang bawaannya sampai jamuan makan berakhir. Akan lebih nyaman baginya saat meninggalkan sekolah.

Dia kemudian segera kembali ke aula sekolah, jamuan makan akan segera dimulai, banyak siswi sudah memasuki aula, Vira seharusnya berada di belakang panggung karena dialah yang pertama memberikan pidato, karena dia adalah ketua OSIS.

Dia segera berlari ke belakang panggung, Vira sudah menunggunya.

"Maaf Nona aku terlambat." Kata Yara sambil terengah-engah.

“Kemana kamu pergi, jamuan makan akan segera dimulai.” Vira mengerutkan kening dan mencubit wajah Yara.

"Aku merias wajah, butuh waktu."

Mata Vita mengamati wajah Yara, jari-jarinya menelusuri pipinya.

"Kamu terlihat lebih cantik dari sebelumnya." Ucap Vira sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Yara.

"Kau membuatku ingin mengurungmu, seharusnya wajah cantikmu terlihat padaku" bisiknya.

Yara terdiam sejenak, ia bisa merasakan aura dingin datang dari Vira.

YaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang