009

57 7 1
                                    

"Aku juga mencintaimu.."

—Litlle Brother—

"Gui, aku bosen." Ujar Allena sembari berguling-guling di atas ranjangnya. Guiyuan yang tengah bermain Game di lantai, kini menatap Allena yang tengah terlentang.

Guiyuan menatap Allena dengan senyuman kecil. Terdapat ide yang tak masuk akal di pikiran nya. Allena yang merasakan Guiyuan menatap nya, kini membalas tatapan itu dengan bingung.

"Gui, ayo jalan-jalan. Aku, bosen!" Rengek Allena, membuat Guiyuan terkekeh gemas.

Bukannya mendengarkan Allena. Guiyuan justru menggendong Allena, gadis tersebut terkejut tatkala sang adik berhasil mengangkatnya. Pikiran Allena kemana-mana!

Allena tertegun karena Guiyuan membawanya ke kamar sang kakak. Guiyuan menatap Allena dengan tatapan menantang, "Al kita main yuk. Katanya bosen, kan?" Tanya Guiyuan yang mendapatkan anggukan pelan dari Allena.

Guiyuan tersenyum, hingga kedua matanya menyipit lucu. Laki-laki itu segera mengambil sebuah kartu Uno untuk di mainkan bersama sang kakak. Allena bernafas lega karena Guiyuan tidak aneh-aneh dengan dirinya.

"Al, ayo main, jangan diem gitu dong!" Seru Guiyuan yang sudah menunggu Allena yang tak bergerak sama sekali. Guiyuan sudah bosan karena menunggu Allena.

Gadis manis itu menatap laki-laki di depannya dengan tatapan mata yang sangat aneh. Guiyuan memiringkan kepalanya, aneh dengan tatapan Allena yang sangat berbeda dari biasanya.

"Kamu kenapa, al?" Tanya Guiyuan berusaha mendekati Allena. Namun, Allena dengan cepat menabrak tubuh Guiyuan hingga keduanya terjatuh di atas lantai.

Posisi keduanya yaitu Allena berada di atas Guiyuan, dan Guiyuan di bawah Allena. Mungkin, jika seseorang melihat mereka, akan terjadi sesuatu yang tak di inginkan.

Guiyuan menatap Allena sangat dalam. Kedua pupil mata Guiyuan membesar, tatkala Allena pingsan secara tiba-tiba. Namun, bibir mereka bersentuhan, membuat Guiyuan mengerjapkan kedua matanya dengan cepat.

"Ciuman pertama gua?" Ucap Guiyuan sembari bersusah payah mengangkat Allena.

Badan Allena panas. Guiyuan sudah menelpon mama sejak lima menit yang lalu, dan kini Guiyuan tengah menunggu kedatangan mama yang sudah dalam perjalanan menuju rumah.

Mama sebenarnya tengah berada di bandara, menjemput seseorang di sana. Seseorang yang sangat di benci oleh Guiyuan. Seseorang yang selalu mengambil kebahagiaan nya sedari kecil. Dia benci orang itu, sangat benci. Namun, ia tak bisa apa-apa.

Guiyuan menggenggam kedua tangan Allena yang lumayan dingin itu. Guiyuan tersenyum melihat wajah Allena yang damai. Kedua mata yang tertutup, bulu mata yang panjang dan lentik membuat kesan indah di wajah Allena.

"Walaupun kamu pingsan dengan keadaan yang mencium bibir ku, aku udah bahagia, al." Bisik Guiyuan yang tengah mengelus pipi Allena dengan lembut.

Bagi Guiyuan, Allena bukan hanya sekedar saudara, teman, dan juga kakak. Melainkan, di dalam hatinya ia sudah menganggap Allena lebih dari itu. Guiyuan dapat berbicara dengan Allena bahwa Guiyuan tengah merasakan jatuh cinta. Namun, Allena menganggap bahwa Guiyuan tengah bercanda. Allena beranggapan bahwa Guiyuan masih kecil, dan tak pantas untuk merasakan jatuh cinta dulu. Karena, itu akan membuat Guiyuan menjadi sakit.

little brother || Zhang GuiyuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang