Kehamilan kedua

717 31 2
                                    

Extra Part 1

Biu tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi, berbeda dengan saat ia hamil anak pertamanya, kini ada Bible yang setia menemani.

Pria itu tidak jauh darinya, begitu memanjakan ia dan bayi mereka dalam perutnya.

Menuruti semua yang Biu inginkan, termasuk sekarang, ketika ia ingin melihat Bible berpakaian layaknya badut di acara ulang tahun anak-anak.

Samudra tertawa terpingkal-pingkal melihat penampilan ayahnya. "Perutku keram melihat ayah." Ujarnya sembari masuk ke dalam kamar.

Sementara itu Biu terlihat begitu puas, suaminya menggemaskan dengan konsum warna warni dan juga wig keriting dikepalanya. Jangan lupakan wajah tampannya yang dicoret warna warni. Benar-benar lucu.

"Sayang, aku sampai kapan memakai ini?" Bible mulai tidak nyaman dan merasa gerah. Apalagi kostum badut itu membuatnya agak merasa gatal.

"Sampai malam."

"Sampai malam?" Bible melotot, hidungnya yang dipoles warna merah kembang kempis.

"Iya, sampai makan malam."

"T—Tapi nanti nenekku datang, Biu."

"Loh, memangnya kenapa?"

"Itu," Bible membasahi bibirnya. "Maksudku,"

"Ah, aku tahu. Kau pasti tidak ingin terlihat jelek dihadapan pengasuh nenekmu itu, kan?" Biu berdecak, pria hamil itu berkacak pinggang. "Begitu ternyata, dasar pria mata keranjang."

"Aku tidak berpikir begitu."

"Ah, pasti karena suster Jenny sangat cantik dan badannya bagus. Tidak seperti aku yang sudah jelek dan gendut ini. Kau benar-benar jahat kak. Jahat."

Biu membuat drama, jika dimasalalu Bible yang akan berprilaku juga berpikir diluar nalar, dalam kehidupan mereka kini, si pria kecil lah yang melakukannya.

"Aku siap memakai pakaian ini sampai besok pagi."

"Hih!" Biu makin melotot. "Jadi kamu ingin aku tidur dengan badut ini? Bagaimana kalau aku kaget saat bangun dan melihatmu disebelahku?"

Bible mengelus dadanya. Sabar. Sabar. Sabar. Hanya itu yang bisa ia lakukan.

"Kenapa diam?" Biu menepuk pundak pria berkostum badut itu.

"Biu, bagaimana kalau kita memesan es krim?" Bible mencoba mengalihkan perhatian pria tiga puluh empat tahun itu.

"Es krim?" Biu berbinar. Satu yang tidak berubah darinya adalah mudah disogok dengan makanan. "Aku mau rasa vanilla."

"Baiklah, duduk di sini. Biar aku memesannya."

Sneak peek 9 end.

Sampai bertemu di extra part malam ini pukul 8.
Akan ada 2 chapter extra part, tunggu kelanjutan keluarga mereka ya!

Bagi yang berminat dengan cerita lengkapnya, segera hubungi aku ya! Via dm ig, wattpad dan twitter (estcasse_) 😘

Pdf masih dibuka! Selamat pagi 🥰

Eerste LiefdeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang